Jakarta: Piala Mas menjadi salah satu karoseri yang turut berkontribusi terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, tersebut mengakui bisa untuk membuat body khusus untuk bus listrik.
PT Sinar Armada Globalindo (SAG) baru saja menunjuk Piala Mas untuk membuat body serta merakit bus listrik milik mereka. Berdasarkan kerja sama yang sudah dijalin, Piala Mas menyediakan lini produksi khusus untuk SAG.
"Satu lini kita harapkan (bisa produksi) 40 unit bus dalam sebulan," beber CEO PT Piala Mas Industri, Indra Soedjoko, di Jakarta Pusat.
Indra juga mengakui pembuatan body untuk bus listrik tidaklah mudah. Ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi kala mendesain body bus listrik, terutama aspek bobot.
"Sebenarnya hampir sama (listrik dan diesel). Cuman yang berbeda itu kalau bus listrik harus diperhatikan masalah berat dari bodi," kata Indra.
Dia menyebutkan bus listrik lebih berat karena sudah membawa baterai berukuran besar. Sehingga diperlukan body dengan material yang lebih ringan agar tidak mengurangi performa dari bus listrik.
"Jadi mungkin kita akan mencari formula yang di mana bodi ini bisa ringan karena sudah terkandung baterai yang cukup berat. Kisarannya (lebih ringan) 500 Kg, pakai full aluminium atau stainless steel," kata Indra.
Meski menggunakan material yang lebih ringan, efeknya biaya yang harus dikeluarkan lebih besar. Bahkan sebagai perbandingan, harga body untuk bus listrik lebih mahal 30 persen dibandingkan bus bermesin diesel.
Jakarta: Piala Mas menjadi salah satu karoseri yang turut berkontribusi terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Perusahaan yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, tersebut mengakui bisa untuk membuat body khusus untuk bus listrik.
PT Sinar Armada Globalindo (SAG) baru saja menunjuk Piala Mas untuk membuat body serta merakit bus listrik milik mereka. Berdasarkan kerja sama yang sudah dijalin, Piala Mas menyediakan lini produksi khusus untuk SAG.
"Satu lini kita harapkan (bisa produksi) 40 unit bus dalam sebulan," beber CEO PT Piala Mas Industri, Indra Soedjoko, di Jakarta Pusat.
Indra juga mengakui pembuatan body untuk bus listrik tidaklah mudah. Ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi kala mendesain body bus listrik, terutama aspek bobot.
"Sebenarnya hampir sama (listrik dan diesel). Cuman yang berbeda itu kalau bus listrik harus diperhatikan masalah berat dari bodi," kata Indra.
Dia menyebutkan bus listrik lebih berat karena sudah membawa baterai berukuran besar. Sehingga diperlukan body dengan material yang lebih ringan agar tidak mengurangi performa dari bus listrik.
"Jadi mungkin kita akan mencari formula yang di mana bodi ini bisa ringan karena sudah terkandung baterai yang cukup berat. Kisarannya (lebih ringan) 500 Kg, pakai full aluminium atau stainless steel," kata Indra.
Meski menggunakan material yang lebih ringan, efeknya biaya yang harus dikeluarkan lebih besar. Bahkan sebagai perbandingan, harga body untuk bus listrik lebih mahal 30 persen dibandingkan bus bermesin diesel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)