Jakarta: DFSK bisa dibilang salah satu merek otomotif yang gencar memperkenalkan kendaraan listrik kepada konsumen di Tanah Air. Setelah memperkenalkan Glory E3 di pertengahan tahun 2019, kini merek asal Tiongkok itu mencoba menambah perbendaharaan mobil listriknya dengan Gelora.
Mobil ini diperkenalkan untuk merambah segmen kendaraan komersial, menemani Super Cab yang sebelumnya sudah terlebih dahulu dipasarkan. Nantinya Gelora akan hadir mengisi ceruk-ceruk yang belum diisi oleh pikap Super Cab karena mobil ini mengusung desain minibus dan blind van.

Penggunaan Gelora sebagai kendaraan komersial dapat diterapkan di berbagai bidang, terutama di bidang transportasi umum, logistik perkotaan, dan kendaraan khusus. Sebagai minibus, Gelora mampu memuat hingga 11 orang penumpang dengan konfigurasi yang fleksibel mulai dari 2/7/9/11 sesuai dengan kebutuhan. Begitu juga ketika menjadi blind van, panjang kabin mencapai 2,63m (luas 4,8 meter cubic) sangat cocok untuk meningkatkan kapasitas kargo dan cocok untuk kebutuhan logistik, katering, aplikasi khusus perkotaan, dan aspek lainnya.
Lantas apakah keunggulan itu yang menjadi nilai utama dari Gelora? Jawabannya adalah tidak. Keunggulan yang unik dan tidak dimiliki oleh kompetitornya seperti Daihatsu Gran Max, Wuling Formo, dan Suzuki APV adalah sumber penggeraknya yang bersumber dari 100 persen listrik (battery electric vehicle/BEV).

"Kami secara aktif memahami tren penghematan energi dan perlindungan lingkungan dan membangun ekosistem kendaraan listrik, juga bersedia menjadi penjelajah dan pelopor di era kendaraan listrik Indonesia. Artinya kami siap bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan terkait, dan semua pihak untuk mempromosikan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia," ungkap Managing Director Sales Centre PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, Kamis (5/3/2020) di Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020.
Gelora E menggunakan permanent magnet synchronous motor bertenaga maksimal 60 kWh dan torsi maksimal mencapai 200 Nm. Sumber tenaganya tersebut menggunakan energi listrik yang tersimpan di dalam baterai berkapasitas 42 kWh dengan jarak tempuh maksimal bisa mencapai 300 kilometer.

Konsumen tidak perlu risau untuk pencatu daya baterai, karena sudah dilengkapi dengan fast charging 20-80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit. Sedangkan untuk pengisian reguler, Gelora memiliki pengisian normal yang cocok untuk lingkungan listrik rumah tangga dengan rata-rata 220V 16A.
Tidak ketinggalan soal keamanan, Gelora E sudah mengadopsi perlindungan isolasi, perlindungan tegangan tinggi, tahan debu dan air (hingga standar IP67), dan sistem perlindungan baterai yang ketat untuk memastikan keamanan baterai dalam kondisi ekstrim. Selain itu, desain body sudah tahan benturan, ditambah dengan sistem ABS dan EBD untuk memperkecil risiko kecelakaan pengemudi dan penumpang.

Sebagai pilihan, tersedia juga Gelora yang ditenagai mesin bensin 1.5L DVVT yang teknologinya berstandar emisi Euro IV dan memiliki output kuat 107 daya kuda dan torsi maksimum 148 Nm. Varian bermesin konvensional ini tersedia juga dalam pilihan minibus dan blind van. Untuk versi ini belum ada rival yang sepadan meski dari sisi dimensi bodi terdapat Hyundai H-1 dan Toyota Hi-Ace di sana. Mengingat kapasitas mesin kecil yang diadopsinya.
Sayangnya Gelora, baik sebagai mobil listrik atau mobil konvensional, belum mulai dijual di Indonesia. Namun sebagai ancang-ancang, Gelora diperkirakan akan dibanderol dengan harga Rp185-189 juta untuk tipe minibus dan Rp175-179 juta untuk tipe blind van. Sedangkan Gelora E diperkirakan akan siap dijual dengan harga Rp489-499 juta untuk tipe minibus dan Rp469-479 juta untuk tipe blind van.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id