Jakarta: Jalan tol di Indonesia terus berkembang. Diantaranya dari total 1.150 Km Tol Trans Jawa, sepanjang 933 Km Tol Trans Jawa telah tersambung sepenuhnya dari Merak-Grati (Pasuruan). Tapi yang disayangkan tak sedikit kecelakaan terjadi akibat pengendara memacu kecepatannya melebihi batas di jalan bebas hambatan ini.
 
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan ada risiko tabrakan beruntun yang mengintai pengemudi di jalan tol. Mengingat jika jalan tol lancar, maka pengemudi akan bergerak dengan kecepatan tinggi dan konstan.
 
"Ketika jalanan lancar, maka akan ada karakteristik jalan tol yakni kondisi melaju yang konstan dan kecepatan tinggi. Ada risiko kecelakaan beruntun," ungkap Jusri kepada Medcom.id, beberapa waktu lalu.
Efek dari melaju secara konstan dan kecepatan tinggi adalah persepsi dan motorik pengemudi akan turun. Proses dari indera ke otak akan menurun, dan selanjutnya kemampuan pengemudi untuk mengambil keputusan akan menurun.
 
Dia menyarankan kepada pengemudi yang melintas di tol Trans Jawa untuk terus menstimulus otak. Hal ini dilakukan agar persepsi dan motorik tetap terjaga.
 
"Caranya dengan membaca setiap yang terlihat, menganalisa apa yang kita lihat. Kemudian jangan lupa juga menganalisa apa yang tidak terlihat seperti mengecek kondisi di belakang."
 
Jusri juga menyebutkan untuk pengemudi juga harus beristirahat yang cukup. Setiap mengemudi sudah dua jam disarankan berhenti dan beristirahat sejenak.
   
  
    Jakarta: Jalan tol di Indonesia terus berkembang. Diantaranya dari total 1.150 Km Tol Trans Jawa, sepanjang 933 Km Tol Trans Jawa telah tersambung sepenuhnya dari Merak-Grati (Pasuruan). Tapi yang disayangkan tak sedikit kecelakaan terjadi akibat pengendara memacu kecepatannya melebihi batas di jalan bebas hambatan ini.
 
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan ada risiko tabrakan beruntun yang mengintai pengemudi di jalan tol. Mengingat jika jalan tol lancar, maka pengemudi akan bergerak dengan kecepatan tinggi dan konstan.
 
"Ketika jalanan lancar, maka akan ada karakteristik jalan tol yakni kondisi melaju yang konstan dan kecepatan tinggi. Ada risiko kecelakaan beruntun," ungkap Jusri kepada Medcom.id, beberapa waktu lalu. 
Efek dari melaju secara konstan dan kecepatan tinggi adalah persepsi dan motorik pengemudi akan turun. Proses dari indera ke otak akan menurun, dan selanjutnya kemampuan pengemudi untuk mengambil keputusan akan menurun.
 
Dia menyarankan kepada pengemudi yang melintas di tol Trans Jawa untuk terus menstimulus otak. Hal ini dilakukan agar persepsi dan motorik tetap terjaga.
 
"Caranya dengan membaca setiap yang terlihat, menganalisa apa yang kita lihat. Kemudian jangan lupa juga menganalisa apa yang tidak terlihat seperti mengecek kondisi di belakang."
 
Jusri juga menyebutkan untuk pengemudi juga harus beristirahat yang cukup. Setiap mengemudi sudah dua jam disarankan berhenti dan beristirahat sejenak.
  
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)