Denpasar: Salah satu pertimbangan ketika membeli sebuah kendaraan komersial adalah memperhatikan seberapa irit konsumsi bahan bakar yang ditawarkan. DFSK pun tidak segan-segan membuka data konsumsi bahan bakar Super Cab yang mereka miliki.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merilis konsumsi Super Cab varian 1.5 bensin memiliki catatan konsumsi bahan bakar 13,59 kilometer per liter (KM/L), dan varian 1.3 Diesel Turbo mencatat efisiensi bahan bakar 16,19 KM/L. Selain itu, mereka pun memiliki catatan konsumsi lainnya untuk menunjukan catatan efisiensi rival Daihatsu Gran Max dan Suzuki Carry tersebut.
Pihak pabrikan mengadakan kegiatan kompetisi efisiensi bahan bakar dengan menggunakan metode full to full. Super Cab akan membawa 2 orang penumpang dengan beban muatan sebanyak 1 ton, dan kemudian menyusuri berbagai kondisi jalan di Indonesia. Saat pengujian di kawasan Jabodetabek, Super Cab 1.5 bensin memiliki konsumsi BBM 12,3 KM/L. Sedangkan untuk pengujian di Denpasar dan sekitarnya, konsumsinya bisa mencapai 15,4 KM/L.
"Hasil yang diraih oleh Super Cab ini benar-benar mendekati kondisi kenyataannya, bahwa kendaraan komersial ini memang sebuah kendaraan pekerja keras yang bisa diandalkan, nyaman bagi penumpangnya, dan memiliki biaya operasional yang rendah melalui efisiensi bahan bakar yang ditawarkan," ungkap PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi, melalui keterangan resminya.
Tentu perlu diingat bahwasanya untuk bisa mencapai efisiensi yang dicapai ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari kondisi lalu lintas, kondisi kendaraan, gaya mengemudi sopir, beban angkut, hingga jenis BBM yang di minum berpengaruh terhadap efisiensi sebuah kendaraan.
Daihatsu Malaysia juga sudah merilis untuk Gran Max pikap 1.500 cc memiliki konsumsi bahan bakar mencapai 12,5 KM/L untuk tipe pikap. Kemungkinan besar Gran Max yang di Indonesia memiliki hasil yang tidak jauh berbeda karena mobil tersebut diproduksi di Indonesia dan sama-sama sudah memiliki standar Euro 4.
Denpasar: Salah satu pertimbangan ketika membeli sebuah kendaraan komersial adalah memperhatikan seberapa irit konsumsi bahan bakar yang ditawarkan. DFSK pun tidak segan-segan membuka data konsumsi bahan bakar Super Cab yang mereka miliki.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merilis konsumsi Super Cab varian 1.5 bensin memiliki catatan konsumsi bahan bakar 13,59 kilometer per liter (KM/L), dan varian 1.3 Diesel Turbo mencatat efisiensi bahan bakar 16,19 KM/L. Selain itu, mereka pun memiliki catatan konsumsi lainnya untuk menunjukan catatan efisiensi rival Daihatsu Gran Max dan Suzuki Carry tersebut.
Pihak pabrikan mengadakan kegiatan kompetisi efisiensi bahan bakar dengan menggunakan metode full to full. Super Cab akan membawa 2 orang penumpang dengan beban muatan sebanyak 1 ton, dan kemudian menyusuri berbagai kondisi jalan di Indonesia. Saat pengujian di kawasan Jabodetabek, Super Cab 1.5 bensin memiliki konsumsi BBM 12,3 KM/L. Sedangkan untuk pengujian di Denpasar dan sekitarnya, konsumsinya bisa mencapai 15,4 KM/L.
"Hasil yang diraih oleh Super Cab ini benar-benar mendekati kondisi kenyataannya, bahwa kendaraan komersial ini memang sebuah kendaraan pekerja keras yang bisa diandalkan, nyaman bagi penumpangnya, dan memiliki biaya operasional yang rendah melalui efisiensi bahan bakar yang ditawarkan," ungkap PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi, melalui keterangan resminya.
Tentu perlu diingat bahwasanya untuk bisa mencapai efisiensi yang dicapai ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari kondisi lalu lintas, kondisi kendaraan, gaya mengemudi sopir, beban angkut, hingga jenis BBM yang di minum berpengaruh terhadap efisiensi sebuah kendaraan.
Daihatsu Malaysia juga sudah merilis untuk Gran Max pikap 1.500 cc memiliki konsumsi bahan bakar mencapai 12,5 KM/L untuk tipe pikap. Kemungkinan besar Gran Max yang di Indonesia memiliki hasil yang tidak jauh berbeda karena mobil tersebut diproduksi di Indonesia dan sama-sama sudah memiliki standar Euro 4.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)