Munich: Hyundai terus memperluas jajaran kendaraan listriknya (EV) meski sempat diterpa rumor penjualan EV yang tidak sesuai harapan. Model berikutnya yang akan meluncur adalah Hyundai Ioniq 2, crossover listrik kecil yang dijadwalkan melakukan debut publik pada ajang IAA Mobility Munich akhir tahun ini, dengan rencana pengiriman mulai awal 2026.
Langkah ini diambil setelah pihak pabrik menghadapi beberapa tantangan, termasuk penghentian sementara produksi Ioniq 5 dan Kona Electric di pabrik Ulsan, Korea.
Dalam portofolio Ioniq yang sudah diisi oleh Ioniq 5 (compact crossover), Ioniq 6 (sedan), dan Ioniq 9 (midsize SUV), Ioniq 2 akan menjadi opsi baru yang lebih terjangkau dan ringkas seperti diberikan oleh Autoevolution.
Berbeda dengan Inster dan Kona yang menggunakan platform campuran mesin pembakaran internal (ICE) dan EV, Ioniq 2 akan memakai varian biaya rendah dari arsitektur eksklusif E-GMP untuk EV.
Platform ini menggunakan sistem 400 volt, serupa dengan yang dipakai Kia EV3, namun dengan ukuran baterai lebih kecil dan opsi varian LFP berkapasitas sekitar 49 kWh.
Secara posisi pasar, Ioniq 2 akan berada di antara Inster (A/B-segment crossover) dan Kona Electric (B/C-segment crossover), sehingga masuk tepat ke segmen B. Dalam jajaran mobil bermesin bensin, ukurannya setara dengan Bayon.
Perkiraan harga berada di kisaran 25.000–30.000 euro (sekitar US$29.000–US$35.000), yang akan menjadikannya pesaing langsung Renault 4 dan Volvo EX30.
Model ini dikembangkan bersamaan dengan Kia EV2, sehingga keduanya akan berbagi banyak komponen. Meski ada rumor bahwa Ioniq 2 akan mengadopsi Pleos Connect—sistem infotainment berbasis Android Automotive paling canggih dari Hyundai. Debut Ioniq 2 dilakukan lebih awal, sehingga versi produksi kemungkinan belum dibekali penuh platform Pleos SDV.
Berdasarkan informasi resmi, Pleos menggabungkan chip dan pengontrol berperforma tinggi dengan sistem operasi kendaraan (Vehicle OS) dan sistem infotainment (Pleos Connect). Spesifikasi ini membuat Pleos tidak dapat dipasang pada kendaraan yang sudah ada, karena membutuhkan integrasi penuh antara perangkat keras dan perangkat lunak.
Munich: Hyundai terus memperluas jajaran
kendaraan listriknya (EV) meski sempat diterpa rumor penjualan EV yang tidak sesuai harapan. Model berikutnya yang akan meluncur adalah Hyundai Ioniq 2, crossover listrik kecil yang dijadwalkan melakukan debut publik pada ajang IAA Mobility Munich akhir tahun ini, dengan rencana pengiriman mulai awal 2026.
Langkah ini diambil setelah pihak pabrik menghadapi beberapa tantangan, termasuk penghentian sementara produksi Ioniq 5 dan Kona Electric di pabrik Ulsan, Korea.
Dalam portofolio Ioniq yang sudah diisi oleh Ioniq 5 (compact crossover), Ioniq 6 (sedan), dan Ioniq 9 (midsize SUV), Ioniq 2 akan menjadi opsi baru yang lebih terjangkau dan ringkas seperti diberikan oleh Autoevolution.
Berbeda dengan Inster dan Kona yang menggunakan platform campuran mesin pembakaran internal (ICE) dan EV, Ioniq 2 akan memakai varian biaya rendah dari arsitektur eksklusif E-GMP untuk EV.
Platform ini menggunakan sistem 400 volt, serupa dengan yang dipakai Kia EV3, namun dengan ukuran baterai lebih kecil dan opsi varian LFP berkapasitas sekitar 49 kWh.
Secara posisi pasar, Ioniq 2 akan berada di antara Inster (A/B-segment crossover) dan Kona Electric (B/C-segment crossover), sehingga masuk tepat ke segmen B. Dalam jajaran mobil bermesin bensin, ukurannya setara dengan Bayon.
Perkiraan harga berada di kisaran 25.000–30.000 euro (sekitar US$29.000–US$35.000), yang akan menjadikannya pesaing langsung Renault 4 dan Volvo EX30.
Model ini dikembangkan bersamaan dengan Kia EV2, sehingga keduanya akan berbagi banyak komponen. Meski ada rumor bahwa Ioniq 2 akan mengadopsi Pleos Connect—sistem infotainment berbasis Android Automotive paling canggih dari Hyundai. Debut Ioniq 2 dilakukan lebih awal, sehingga versi produksi kemungkinan belum dibekali penuh platform Pleos SDV.
Berdasarkan informasi resmi, Pleos menggabungkan chip dan pengontrol berperforma tinggi dengan sistem operasi kendaraan (Vehicle OS) dan sistem infotainment (Pleos Connect). Spesifikasi ini membuat Pleos tidak dapat dipasang pada kendaraan yang sudah ada, karena membutuhkan integrasi penuh antara perangkat keras dan perangkat lunak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)