Texas: Teknologi otonom alias kendaraan tanpa sopir diharapkan bisa meningkatkan ketertiban lalu lintas dan mengurangi angka kecelakaan. Tetapi niat itu nyatanya masih jauh dari harapan, dan teknologi otonom bahkan diklaim sebagai biang kerok kecelakaan lalu lintas.
Kondisi ini diklaim oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). Badan keselamatan di jalan raya Amerika Serikat ini melakukan penyelidikan terhadap Tesla terkait 10 kematian yang terjadi sejak 2016 hingga kini.
Mereka melihat 10 kematian orang tersebut terjadi karena teknologi bantuan pengemudi atau sistem otonom milik Tesla yang disebut sebagai Autopilot, seperti dikutip dari Automotive News.
Selain itu, mereka juga menerima 30 peristiwa kecelakaan lainnya dengan melibatkan Tesla. Hasilnya 3 kasus kecelakaan telah dikeluarkan dari dugaan kesalahan sistem otonom. Hanya saja sisanya masih menunggu penyelidikan yang lebih dalam mengingat dugaan kesalahan sistem otonom sangat kuat.
Kemudian berdasarkan sejumlah data kecelakaan tahun ini, terjadi beberapa peristiwa tabrakan yang melibatkan Autopilot. Contohnya adalah 24 April lalu, Tesla Model S menabrak pohon dengan kecepatan tinggi.
Kecelakaan ini berakhir dengan menewaskan satu penumpang di kursi penumpang depan dan penumpang di kursi belakang. Saat itu mobil listrik tersebut berjalan dengan mode otonom.
Selain itu pada 5 Mei dimana Tesla Model 3 menabrak truk hingga terbalik di jalan raya Fontana, California. Tabrakan itu menewaskan pengemudi serta melukai pengemudi truk dan pengendara yang berhenti untuk membantu.
Korban adalah Steven Hendrickson, 35 tahun, asal Running Springs, California. Korban bahkan kerap mengunggah aksinya membawa Tesla Model 3 tanpa memegang setir ke akun TikTok miliknya
Texas: Teknologi otonom alias kendaraan tanpa sopir diharapkan bisa meningkatkan ketertiban lalu lintas dan mengurangi angka kecelakaan. Tetapi niat itu nyatanya masih jauh dari harapan, dan teknologi otonom bahkan diklaim sebagai biang kerok kecelakaan lalu lintas.
Kondisi ini diklaim oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). Badan keselamatan di jalan raya Amerika Serikat ini melakukan penyelidikan terhadap Tesla terkait 10 kematian yang terjadi sejak 2016 hingga kini.
Mereka melihat 10 kematian orang tersebut terjadi karena teknologi bantuan pengemudi atau sistem otonom milik Tesla yang disebut sebagai Autopilot, seperti dikutip dari Automotive News.
Selain itu, mereka juga menerima 30 peristiwa kecelakaan lainnya dengan melibatkan Tesla. Hasilnya 3 kasus kecelakaan telah dikeluarkan dari dugaan kesalahan sistem otonom. Hanya saja sisanya masih menunggu penyelidikan yang lebih dalam mengingat dugaan kesalahan sistem otonom sangat kuat.
Kemudian berdasarkan sejumlah data kecelakaan tahun ini, terjadi beberapa peristiwa tabrakan yang melibatkan Autopilot. Contohnya adalah 24 April lalu, Tesla Model S menabrak pohon dengan kecepatan tinggi.
Kecelakaan ini berakhir dengan menewaskan satu penumpang di kursi penumpang depan dan penumpang di kursi belakang. Saat itu mobil listrik tersebut berjalan dengan mode otonom.
Selain itu pada 5 Mei dimana Tesla Model 3 menabrak truk hingga terbalik di jalan raya Fontana, California. Tabrakan itu menewaskan pengemudi serta melukai pengemudi truk dan pengendara yang berhenti untuk membantu.
Korban adalah Steven Hendrickson, 35 tahun, asal Running Springs, California. Korban bahkan kerap mengunggah aksinya membawa Tesla Model 3 tanpa memegang setir ke akun TikTok miliknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)
