Toyota Bz4X memperagakan titik sensor pada body. Sehingga ketika ada kendaraan lain masuk radius daya jangkau risiko benturan dengannya, mobil ini akan berhenti. Autogear.id/Alun Segoro
Toyota Bz4X memperagakan titik sensor pada body. Sehingga ketika ada kendaraan lain masuk radius daya jangkau risiko benturan dengannya, mobil ini akan berhenti. Autogear.id/Alun Segoro

Keselamatan Penumpang Mobil, ASEAN NCAP: Uji Tabrak Sampai Fitur Tersedia

Ekawan Raharja • 17 Maret 2023 17:00
Jakarta: Keselamatan berkendara haruslah berjalan selaras dengan pertumbuhan kendaraan itu sendiri. Begitu pula komponen, fitur dan teknologi yang ada dalam kendaraan harus mendukung keselamatan dan kenyamanan penggunanya. Oleh sebab itu, kemudian lahir NCAP (New Car Assessment Program) unjuk menguji keamanan sebuah mobil.
 
Hampir semua benua mempunyai badan NCAP sendiri, termasuk Asia yang memiliki ASEAN NCAP. Mereka memiliki program penilaian mobil baru terhadap kinerja keselamatan penumpang yang dijual di kawasan ASEAN. 
 
Tujuan dari ASEAN NCAP adalah mempromosikan dan meningkatkan standar keselamatan kendaraan dan sistem penilaian di kawasan Asean. Faktor penilaian dari ASEAN NCAP meliputi perlindungan penumpang dewasa, perlindungan penumpang anak, bantuan keselamatan, dan keselamatan pengendara motor.

Unit mobil baru hasil produksi pabrikan di Asia tersebut akan dilakukan test crash atau uji tabrak oleh ASEAN NCAP, dalam hal ini uji benturan dari depan dan samping. Untuk mengetahui seberapa tahan unit mobil tersebut terhadap benturan, apabila terjadi musibah kecelakaan.
 
"Unit mobil biasanya kami isi manekin, untuk mengetahui dampak benturan terhadap pengemudi dan penumpangnya. Kecepatan uji benturan biasanya maksimal 50 km/jam. Diuji benturan dari depan dan samping," kata ASEAN NCAP Technical Committee, Adrianto Sugiarto Wiyono di kampus Politeknik APP, Ciganjur, Jakarta Selatan, saat berlangsungnya Vehicle Safety Course, Kamis (16/3/2023). 
 
Dia menambahkan ASEAN NCAP belum melakukan uji berguling atau benturan dari belakang, seperti NCAP Eropa. Tapi nantinya bisa saja itu dilakukan seiring perkembangan dan kebutuhannya.
 
“Bahkan kami sedang mempersiapkan untuk uji benturan unit motor baru. Walaupun prosesnya mungkin masih lama. Malaysia saja baru melakukan sekitar tiga unit motor untuk uji benturannya,” ungkap Rian.
 
Dalam kegiatan Vehicle Safety Course yang diinisiasi oleh ASEAN NCAP ini, selain disokong Politeknik APP sebagai lokasi penyelenggaraan, juga ditopang pihak terkait lainnya seperti Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), Honda, Toyota, Nissan, Bosch, Autoliv, Karya Fajar Ultima (KyFU), CDC Politeknik, dan Mediakoe. Begitupula dukungan dari Kementerian Perhubungan, serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
 
Semua pendukung acara menyampaikan materi menyangkut keselamatan berkendara. Seperti Honda yang memaparkan keunggulan teknologi Image of LaneWatch dengan audio display yang terdapat pada WR-V, untuk mencegah risiko blind spot bagi pengendara mobil.
 
Lalu mobil listrik Toyota Bz4X memperagakan titik sensor pada body. Sehingga ketika ada kendaraan lain masuk radius daya jangkau risiko benturan dengannya, mobil ini akan berhenti. Namun sebelumnya, sensor akan memberitahu pengemudi melalui indikator di dalam kabin mobil.
 
Ada juga Bosch, merek pendukung otomotif asal Jerman, yang memperkenalkan teknologi produk buatan mereka. Teknologi yang dipamerkan ini membantu pengemudi ketika tidak melihat objek kendaraan di depannya lantaran tertutup kabut asap misalnya. 
 
Sensor teknologi tersebut dapat menembus ketebalan kabut asap, melalui bantuan satelit. Sehingga pengemudi akan mendapatkan pemberitahuan melalui monitor di dalam kabin, apakah ada kendaraan lain atau tidak, tepat di depan kendaraannya. (Autogear.id/Alun Segoro)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan