Jakarta: Pemerintah akhirnya memberikan kepastian untuk industri otomotif. Dipastikan tidak ada insentif yang diberikan untuk mobil listrik di Indonesia.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal ke-2 2024 pada Senin (5/8/2024).
Airlangga melihat bahwa penjualan mobil hybrid sudah baik, dan bahkan 2 kali lipat lebih banyak dari pada BEV (battery electric vehicle). Sehingga, menurut dia, mobil-mobil hybrid sudah berjalan sekarang.
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid di Indonesia memang lebih laku dibanding listrik murni, dan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2022 penjualan mobil hybrid menorehkan angka 10 ribu unit, dan satu tahun setelahnya atau sepanjang 2023 melonjak drastis menjadi 55 ribu unit. Untuk tahun ini, di tengah penjualan mobil baru yang menurun model hybrid masih terlihat meningkat, pada periode Januari-Juni 2024 sudah 25.807 unit.
"Tentu kita dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin (Gaikindo Indonesia International Auto Show/GIIAS 2024), hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan," jelas dia lagi.
Melalui ini, maka secara tidak langsung diputuskan mobil hybrid tidak akan mendapatkan insentif. "Sempat kemarin mereka menunggu apakah ada kebijakan baru atau tidak, jadi tentu ada yang menunggu. Namun pemerintah terus dengan kebijakan-kebijakan yang ada saja," tegas Airlangga.
Jakarta: Pemerintah akhirnya memberikan kepastian untuk
industri otomotif. Dipastikan tidak ada insentif yang diberikan untuk
mobil listrik di Indonesia.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal ke-2 2024 pada Senin (5/8/2024).
Airlangga melihat bahwa penjualan mobil hybrid sudah baik, dan bahkan 2 kali lipat lebih banyak dari pada BEV (battery electric vehicle). Sehingga, menurut dia, mobil-mobil hybrid sudah berjalan sekarang.
Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid di Indonesia memang lebih laku dibanding listrik murni, dan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2022 penjualan mobil hybrid menorehkan angka 10 ribu unit, dan satu tahun setelahnya atau sepanjang 2023 melonjak drastis menjadi 55 ribu unit. Untuk tahun ini, di tengah penjualan mobil baru yang menurun model hybrid masih terlihat meningkat, pada periode Januari-Juni 2024 sudah 25.807 unit.
"Tentu kita dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin (Gaikindo Indonesia International Auto Show/GIIAS 2024), hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan," jelas dia lagi.
Melalui ini, maka secara tidak langsung diputuskan mobil hybrid tidak akan mendapatkan insentif. "Sempat kemarin mereka menunggu apakah ada kebijakan baru atau tidak, jadi tentu ada yang menunggu. Namun pemerintah terus dengan kebijakan-kebijakan yang ada saja," tegas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)