Daihatsu Gran Max Pikap. Daihatsu
Daihatsu Gran Max Pikap. Daihatsu

Skandal Daihatsu Gran Max di Jepang, ADM: Setiap Negara Berbeda-Beda

Ekawan Raharja • 18 Maret 2024 13:50
Jakarta: Pemerintah di Jepang melakukan pelarangan penjualan Daihatsu Gran Max karena isu keamanan. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai produsen Gran Max menekankan standar di tiap negara itu berbeda-beda.
 
Corporate Planning and Communication Director PT ADM, Sri Agung Handayani, menjelaskan otoritas di setiap negara itu berbeda-beda. Khusus yang di Jepang, menurutnya, karena ditemukannya ketidakteraturan dokumentasi dalam proses homologasi sehingga ada pencabutan sertifikasi Gran Max di Jepang.
 
“Untuk produksi Daihatsu (Gran Max) yang ada di Indonesia tidak ada kaitannya dengan isu yang ada di Jepang, karena ketentuan masing-masing otoritas (pemerintah) tidak terkait satu sama lain. Jadi masing-masing negara menentukan, bukan hanya Indonesia dan Jepang, tapi Thailand berbeda, Malaysia berbeda,” ucap Agung di Cikini Jakarta.

Agung pun memastikan untuk Gran Max yang ada di Indonesia aman dan tidak ada masalah. Sehingga model tersebut tetap di jual di dalam negeri.
 
Baca Juga:
Kasus Xpander Tabrak Dealer Mobil Mewah, Asuransi Bisa Cover?

 
Kementerian Transportasi Jepang mencabut sertifikasi yang diperlukan untuk produksi massal tiga model buatan Daihatsu Motor Co., yakni Daihatsu Gran Max, Toyota Town Ace, dan Mazda Bongo.
 
Pihak Daihatsu di Jepang juga mengakui kesalahan mereka, dan berjanji akan melakukan seluruh langkah dan rekomendasi dari Kementerian Transportasi Jepang. Daihatsu juga meminta maaf kepada seluruh pemangku kepentingan termasuk para pelanggan mereka. 
 
"Melakukan pelanggaran terhadap hukum dan regulasi yang relevan melalui ketidaknormalan prosedural yang harus diakui sebagai tindakan meremehkan proses sertifikasi, meskipun berada dalam posisi keterlibatan mendalam dalam infrastruktur sosial dalam bentuk kendaraan mini yang disesuaikan dengan kondisi jalan di Jepang, adalah suatu keadaan yang mengguncang dasar-dasar perusahaan kami sebagai produsen otomotif, dan kami menyadari keparahan situasi ini."
 
"Kami telah mengkhianati kepercayaan dari semua pemangku kepentingan kami, termasuk pelanggan, dan kami ingin sekali lagi menyampaikan permohonan maaf kami atas ketidaknyamanan besar yang telah kami sebabkan," dikutip dari situs resmi mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan