Namun yang pasti, BBM jenis baru ini memiliki kandungan rendah sulfur dalam minyak solar dengan menggunakan bahan bakar nabati bioetanol.
Seperti yang diketahui, Bioetanol digadang menjadi pengganti alternatif bensin seperti BBM subsidi (Pertalite) maupun Pertamax series.
"Iya ini lagi dipelajari. Jadi, kita alternatifnya pakai BBM yang rendah sulfur," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Mengejar standarisasi Euro IV
Arifin menambahkan, produk BBM baru dengan campuran bioetanol itu diklaim akan memberi dampak dalam pengurangan emisi dibandingkan bahan bakar fosil.
Ia mengatakan BBM baru tersebut bertujuan untuk mengejar target bahan bakar standar Euro IV dengan bahan bakar kandungan sulfur maksimal 50 parts per million (ppm).
"Kita cari bahan pencampur yang memang bisa mengurangi sulfur konten. Kalau sekarang kita kan masih 500 ppm. Kalau standarnya EURO IV itu harus di bawah 50 ppm. Tapi, memang menuju ke sana perlu ongkos," jelas dia.
Baca juga: Pertamina Tunggu Arahan Jalankan Pembatasan Pembelian BBM Subsidi |
Diluncurkan tanggal 17 Agustus
Dalam kesempatan sama, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi menerangkan, peluncuran BBM jenis baru pada Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia.
BBM jenis terbaru itu akan diperkenalkan di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina.
"BBM rendah sulfur ini akan mulai pada 17 Agustus nanti, semacam kick-off di beberapa SPBU," ungkap Agus Cahyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id