Shanghai: Sejumlah produsen otomotif berlomba-lomba mengembangkan baterai berbasis solid-state untuk digunakan di kendaraan listrik. SAIC Motor tidak ketinggalan dan menyebutkan akan menggunakan baterai baru tersebut dalam beberapa tahun ke depan.
Group otomotif asal China tersebut berupaya untuk menjadi pemimpin dalam inovasi ini. Jika mereka berhasil memenuhi target mereka untuk menghadirkan baterai solid-state pada 2026 maka mereka berpeluang menjadi pelopor.
Apabila pabrikan ini berhasil merealisasikannya, maka kemungkinan besar merek-merek mobil yang berada di Bawah naungan mereka akan menggunakannya. Di Indonesia sudah ada MG dan Wuling Motors.
Penggunaan baterai solid-state, menurut mereka, lebih aman dari risiko kebakaran dan mampu menghadirkan kepadatan energi yang lebih tinggi. Sehingga memungkinkan kendaraan listrik melaju lebih jauh dalam sekali pengisian baterai.
Pengisian daya yang lebih cepat juga menjadi salah satu keunggulan utama, yang dapat mengurangi waktu pengisian dan meningkatkan kenyamanan pengguna kendaraan listrik.
Penggunaan baterai solid-state juga mampu menurunkan biaya produksi sehingga membuat Harga bagi konsumen lebih terjangkau. Hal ini sejalan dengan visi banyak produsen mobil global untuk mendorong adopsi EV yang lebih luas dan mendukung transisi ke energi yang lebih bersih.
Meskipun banyak keunggulan yang ditawarkan, tantangan teknis dan biaya produksi kini masih menjadi hambatan Utama dalam memulai produksinya. Proses manufaktur yang kompleks dan material yang digunakan membuat produksi massal baterai ini masih menjadi tantangan besar.
Namun dengan kemajuan teknologi dan investasi yang terus meningkat, banyak pihak optimis bahwa baterai solid-state akan menjadi solusi utama untuk kendaraan listrik di masa depan.
Shanghai: Sejumlah produsen
otomotif berlomba-lomba mengembangkan baterai berbasis solid-state untuk digunakan di
kendaraan listrik. SAIC Motor tidak ketinggalan dan menyebutkan akan menggunakan
baterai baru tersebut dalam beberapa tahun ke depan.
Group otomotif asal China tersebut berupaya untuk menjadi pemimpin dalam inovasi ini. Jika mereka berhasil memenuhi target mereka untuk menghadirkan baterai solid-state pada 2026 maka mereka berpeluang menjadi pelopor.
Apabila pabrikan ini berhasil merealisasikannya, maka kemungkinan besar merek-merek mobil yang berada di Bawah naungan mereka akan menggunakannya. Di Indonesia sudah ada MG dan Wuling Motors.
Penggunaan baterai solid-state, menurut mereka, lebih aman dari risiko kebakaran dan mampu menghadirkan kepadatan energi yang lebih tinggi. Sehingga memungkinkan kendaraan listrik melaju lebih jauh dalam sekali pengisian baterai.
Pengisian daya yang lebih cepat juga menjadi salah satu keunggulan utama, yang dapat mengurangi waktu pengisian dan meningkatkan kenyamanan pengguna kendaraan listrik.
Penggunaan baterai solid-state juga mampu menurunkan biaya produksi sehingga membuat Harga bagi konsumen lebih terjangkau. Hal ini sejalan dengan visi banyak produsen mobil global untuk mendorong adopsi EV yang lebih luas dan mendukung transisi ke energi yang lebih bersih.
Meskipun banyak keunggulan yang ditawarkan, tantangan teknis dan biaya produksi kini masih menjadi hambatan Utama dalam memulai produksinya. Proses manufaktur yang kompleks dan material yang digunakan membuat produksi massal baterai ini masih menjadi tantangan besar.
Namun dengan kemajuan teknologi dan investasi yang terus meningkat, banyak pihak optimis bahwa baterai solid-state akan menjadi solusi utama untuk kendaraan listrik di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)