Cikarang: Michelin terus berusaha menghadirkan ekosistem yang ramah lingkungan dalam berbisnis dan produk yang dihasilkan. Perusahaan bahkan sampai menggunakan air limbah untuk dimanfaatkan aktivitas sehari-hari sampai proses produksi ban.
Direktur Public Affairs Michelin Indonesia, Kartika Susanti, menyebutkan fasilitas produksi yang ada di Cikarang, Jawa Barat, sudah merampungkan pembangunan fasilitas pengolahan air limbah dan mulai mengoperasikan pengolahan air limbah serta air sisa. Pengolahan dan daur ulang air limbah merupakan standar operasi yang dijalankan di fasilitas produksi pabrikn ban asal Perancis tersebut di manapun di seluruh dunia agar sejalan dengan prinsip operasi sirkuler keberlanjutan dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
“Pengolahan air limbah adalah salah satu persyaratan dalam kegiatan industri karena kami menyadari keterbatasan sumber daya air. Dengan mendaur ulang air limbah dan menggunakannya kembali baik untuk kegunaan umum maupun produksi, Michelin akan secara signifikan mengurangi penggunaan air tanah dan meminimalisir dampak kegiatan industri pada lingkungan,” kata Kartika melalui siaran pers.
Dalam fasilitas ini, air limbah dan air sisa diolah dan didaur ulang melalui serangkaian proses fisik dan kimiawi termasuk penyaringan dan penjernihan. Setelah melalui keseluruhan proses tersebut, air daur ulang ditampung dalam tangki-tangki air untuk disalurkan bagi kegunaan umum sehari-hari maupun dalam proses produksi ban.
Pada 2022 di mana pengoperasian fasilitas daur ulang air limbah pertama kali dijalankan, rival dari Goodyear ini telah berhasil menurunkan tingkat penggunaan air tanah sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam lima tahun mendatang, perusahaan yang identik dengan warna birunya menargetkan peningkatan penggunaan air daur ulang dalam keseluruhan proses produksi dan mengurangi penggunaan air tanah hingga mendekati 100 persen. Dengan demikian, hampir seluruh proses produksi ban di pabrik akan menggunakan air daur ulang.
“Saat ini air daur ulang hanya digunakan untuk sebagian kecil proses produksi dan lebih banyak dipakai di operasional umum. Secara bertahap dalam lima tahun ke depan, penggunaan air daur ulang akan ditingkatkan hingga mencakup aktivitas produksi yang lain seperti pendinginan dan steam. Air hasil daur ulang ini juga memiliki kualitas yang sangat baik sehingga aman untuk dikonsumsi,” ujar Kartika.
Cikarang: Michelin terus berusaha menghadirkan ekosistem yang ramah lingkungan dalam berbisnis dan produk yang dihasilkan. Perusahaan bahkan sampai menggunakan air limbah untuk dimanfaatkan aktivitas sehari-hari sampai proses produksi ban.
Direktur Public Affairs Michelin Indonesia, Kartika Susanti, menyebutkan fasilitas produksi yang ada di Cikarang, Jawa Barat, sudah merampungkan pembangunan fasilitas pengolahan air limbah dan mulai mengoperasikan pengolahan air limbah serta air sisa. Pengolahan dan daur ulang air limbah merupakan standar operasi yang dijalankan di fasilitas produksi pabrikn ban asal Perancis tersebut di manapun di seluruh dunia agar sejalan dengan prinsip operasi sirkuler keberlanjutan dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
“Pengolahan air limbah adalah salah satu persyaratan dalam kegiatan industri karena kami menyadari keterbatasan sumber daya air. Dengan mendaur ulang air limbah dan menggunakannya kembali baik untuk kegunaan umum maupun produksi, Michelin akan secara signifikan mengurangi penggunaan air tanah dan meminimalisir dampak kegiatan industri pada lingkungan,” kata Kartika melalui siaran pers.
Dalam fasilitas ini, air limbah dan air sisa diolah dan didaur ulang melalui serangkaian proses fisik dan kimiawi termasuk penyaringan dan penjernihan. Setelah melalui keseluruhan proses tersebut, air daur ulang ditampung dalam tangki-tangki air untuk disalurkan bagi kegunaan umum sehari-hari maupun dalam proses produksi ban.
Pada 2022 di mana pengoperasian fasilitas daur ulang air limbah pertama kali dijalankan, rival dari Goodyear ini telah berhasil menurunkan tingkat penggunaan air tanah sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam lima tahun mendatang, perusahaan yang identik dengan warna birunya menargetkan peningkatan penggunaan air daur ulang dalam keseluruhan proses produksi dan mengurangi penggunaan air tanah hingga mendekati 100 persen. Dengan demikian, hampir seluruh proses produksi ban di pabrik akan menggunakan air daur ulang.
“Saat ini air daur ulang hanya digunakan untuk sebagian kecil proses produksi dan lebih banyak dipakai di operasional umum. Secara bertahap dalam lima tahun ke depan, penggunaan air daur ulang akan ditingkatkan hingga mencakup aktivitas produksi yang lain seperti pendinginan dan steam. Air hasil daur ulang ini juga memiliki kualitas yang sangat baik sehingga aman untuk dikonsumsi,” ujar Kartika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)