Detroit: Laju perkembangan teknologi kendaraan listrik (EV) dari China begitu pesat. Ford pun sampai kewalahan dan akhirnya meminjam uang ke Amerika Serikat untuk pengembangan mobil listrik.
Merek otomotif asli Negeri Paman Sam tersebut menerima dana pinjaman dari Loan Program Office (LPO) dari US Department Energy (DOE) sebesar USD9,2 miliar atau setara dengan Rp138,4 triliun, seperti dikutip dari Bloomberg. Dana pinjaman dari pihak negara akan digunakan sebagai pembangunan tiga pabrik yang akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik di bawah perusahaan Ford Motor Company, yakni Ford dan Lincoln.
Perusahaan juga akan menggunakan uang tersebut untuk membangun pabrik dengan proyek "BlueOval City" yang bekerja sama dengan pembuat sel, SK Innovation, serta akan membangun dua fasilitas pabrik lainnya di Kentucky dan West Tennessee.
Rival General Motors (GM) ini mengharapkan ketiga pabrik tersebut beroperasi pada 2025 yang memiliki kapasitas gabungan hingga 129 gigawatt-jam. Ini akan memuluskan rencana perusahaan dalam merakit mobil sekitar dua juta unit per tahun pada 2026 mendatang.
Dengan pembangunan pabrik besar tersebut, diharapkan untuk membangun rantai pasokan domestik agar mengurangi ketergantungan pada China dalam hal membangun mobil listrik.
Kompleks manufaktur tersebut akan dibangun seluas enam mil persegi di Tennessee dan menjadi tempat memproduksi truk pikap generasi berikutnya. Diharapkan fasilitas tersebut dapat membangun 500 ribu unit per tahun.
Jika digabungkan, uang yang harus digelontorkan oleh Ford demi membangun tiga pabrik pembuatan baterai maupun EV diperkirakan mencapai USD11,4 miliar atau kisaran Rp171,5 triliun. Pinjaman yang didapatkan dari pemerintah Amerika Serikat merupakan pinjaman terbesar berikan sejak tahun 2009.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
