Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersama Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan Nusrat Ghani dalam pertemuan di Jakarta, Rabu (24/5/2023). Kementerian Investasi/BKPM
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersama Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan Nusrat Ghani dalam pertemuan di Jakarta, Rabu (24/5/2023). Kementerian Investasi/BKPM

Industri Otomotif

Indonesia Jajaki Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik dengan Inggris

Ekawan Raharja • 26 Mei 2023 08:17
Jakarta: Indonesia membuka pintu lebar-lebar untuk investasi serta pengembangan kendaraan listrik dengan berbagai pihak. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga melakukan penjajakan dengan Inggris untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
 
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, sudah melakukan pertemuan dengan Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan, Nusrat Ghani, di mana keduanya mendiskusikan peluang investasi hilirisasi di sektor mineral kritis dan pengembangan baterai listrik, serta tentang investasi energi baru terbarukan (EBT).
 
“Kami ingin mengundang investor dari luar untuk membangun industri di sini, produknya diekspor, dan lingkungan tetap dijaga. Kami ingin menjelaskan hilirisasi yang menerapkan prinsip ramah lingkungan untuk mencapai net zero emission. Bagaimana kalau menggunakan teknologi dari Inggris? Kita kombinasikan dengan bahan baku dari Indonesia,” kata Bahlil dikutip dari Antara.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bahlil mengungkapkan Indonesia memiliki potensi bahan baku yang sangat besar untuk mendukung industri baterai mobil listrik dan energi terbarukan. Selain itu, Pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi sumber daya mineral yang tetap mengedepankan konsep ramah lingkungan dan menuju penggunaan energi baru terbarukan.
 
Baca Juga:
Mekanik Motor Ini Harumkan Nama Indonesia Se-Asia Oceania
 
Nusrat Ghani juga menyambut baik ide Bahlil dan menyatakan kesiapannya untuk mencocokkan perusahaan Inggris yang dapat membantu Indonesia dalam hal hilirisasi. Selain itu, Inggris juga membutuhkan dukungan investasi di sektor pertambangan.
 
“Pemerintah Inggris ingin mendiversifikasi bahan baku sumber daya mineral kritis, terutama yang digunakan untuk panel surya dan baterai mobil listrik. Kami mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Indonesia dan kami siap membantu Indonesia dalam hal teknologi untuk mencapai target net zero emission dengan memperhatikan standar lingkungan yang berlaku,” ungkap Nusrat.
 
Mineral kritis merupakan mineral masa depan yang dibutuhkan, mengikuti perkembangan teknologi untuk memperoleh energi yang lebih bersih. Mineral ini dapat digunakan kendaraan bermotor listrik maupun berbagai keperluan lain.
 
Pemerintah Indonesia maupun Inggris sepakat mendiskusikan lebih lanjut perihal kerja sama pemanfaatan teknologi baru untuk energi baru terbarukan dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) dan target Nol Emisi Karbon/Net Zero Emission (NZE) oleh Indonesia.
 
Baca Juga:
Toyota Raize yang di Indonesia Bebas Skandal Uji Tabrak Daihatsu

 
Langkah-langkah ini tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Inggris, tetapi juga memperkokoh posisi kedua negara di panggung global.
 
Berdasarkan catatan realisasi investasi Kementerian Investasi/BKPM tahun 2022 lalu, Inggris menempati peringkat 10 untuk negara asal Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai mencapai 628,3 juta dolar AS.
 
Sektor utama investasi asal Inggris pada tahun 2022 adalah sektor tanaman, perkebunan, dan peternakan dengan nilai investasi sebesar 146,2 juta dolar AS atau sebesar 23,3 persen, diikuti oleh industri kertas dan percetakan, kemudian sektor jasa lainnya, sektor pertambangan, dan industri makanan.
 
(UDA)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif