medcom.id, Jakarta: Penjualan mobil rakitan brand Eropa memang tak sebanyak brand-brand Jepang. Dengan harga yang relatif lebih tinggi, hanya konsumen tertentu yang mau menebus mobil asal benua biru.
Meski begitu ada saja produk tertentu yang banyak dicari konsumen, salah satunya Volkswagen (VW) Tiguan. SUV ini jadi salah satu backbone penjualan di Indonesia selain Polo.
Di luar sana Tiguan terbaru dengan desain yang lebih apik sudah dirilis. Namun PT Garuda Mataram Motor (GMM), distributor resmi VW Indonesia belum akan memasarkannya tahun ini.
"Belum, belum tahun ini. Belum ketemu waktu, bahan bakar dan harganya. Kita masih menunggu, jadi sekarang stok kita masih Tiguan yang lama," ungkap Senior National Sales Manager GMM, Jonas Cendana, Kamis (16/6/2016) kepada Metrotvnews.com.
Salah satu kendala yang agak sulit adalah bahan bakar yang ada di sini. "Tiguan baru sudah Euro4 dan Euro5. Mesin tidak boleh ada keran karena injector dan katalik converter-nya tipis, 0,55 milimeter. Kita tidak mau tiga sampai lima tahun mobil ini sudah rusak," lanjutnya.
Pria humoris ini melanjutkan, kalau akhirnya masuk pasar Indonesia, mobil ini akan didatangkan utuh dari Jerman. Untuk saat ini stok unit Tiguan hanya sekitar 30-an unit saja.
medcom.id, Jakarta: Penjualan mobil rakitan
brand Eropa memang tak sebanyak
brand-brand Jepang. Dengan harga yang relatif lebih tinggi, hanya konsumen tertentu yang mau menebus mobil asal benua biru.
Meski begitu ada saja produk tertentu yang banyak dicari konsumen, salah satunya Volkswagen (VW) Tiguan. SUV ini jadi salah satu
backbone penjualan di Indonesia selain Polo.
Di luar sana Tiguan terbaru dengan desain yang lebih apik sudah dirilis. Namun PT Garuda Mataram Motor (GMM), distributor resmi VW Indonesia belum akan memasarkannya tahun ini.
"Belum, belum tahun ini. Belum ketemu waktu, bahan bakar dan harganya. Kita masih menunggu, jadi sekarang stok kita masih Tiguan yang lama," ungkap Senior National Sales Manager GMM, Jonas Cendana, Kamis (16/6/2016) kepada Metrotvnews.com.
Salah satu kendala yang agak sulit adalah bahan bakar yang ada di sini. "Tiguan baru sudah Euro4 dan Euro5. Mesin tidak boleh ada keran karena
injector dan katalik
converter-nya tipis, 0,55 milimeter. Kita tidak mau tiga sampai lima tahun mobil ini sudah rusak," lanjutnya.
Pria humoris ini melanjutkan, kalau akhirnya masuk pasar Indonesia, mobil ini akan didatangkan utuh dari Jerman. Untuk saat ini stok unit Tiguan hanya sekitar 30-an unit saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)