Tahun Politik Tak Pengaruhi Daya Beli Mobil

Jakarta: Tahun ini bisa dibilang tahun politik karena akan ada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak. Hanya saja, diyakini kondisi politik yang sedang hangat tidak akan berpengaruh terhadap penjualan mobil. Vice President Director of Marketing and Sales PT Nissan Motor Indonesia, Davy J Tuilan,  meyakini pilkada serentak 2018 tidak akan banyak berpengaruh terhadap penjualan mobil. Menurutnya membeli mobil sekarang ini adalah bagian dari gaya hidup. "Kalau di Indonesia itu mempunyai mobil itu butuh untuk dipakai atau status sosial? Status sosial. Karena pertama kita bawa motor terus sekarang naik mobil, ketemu temen-temen reunian. Jadi itu status sosial," ujarnya beberapa waktu lalu di dealer Nissan Roxy Jakarta. Dia hanya menekankan, meski orang membeli mobil bukan, berarti setiap hari akan dipakai. Ada kemungkinan mobil hanya akan dipakai saat-saat tertentu saja. "Orang mungkin akan menaruh mobil di rumah dan naik LRT, kan sudah jadi nanti. Tapi kalau pembelian mobil itu tidak akan pengaruh, sama seperti harga bbm naik." Malahan mantan Bos Suzuki dan Ford ini menjelaskan satu hal yang malah berpengaruh terhadap penjualan mobil. Pelaporan pajak justru memiliki efek yang lebih besar terhadap penjualan mobil, khususnya untuk mobil-mobil di atas Rp500 juta. "Justru yang berpengaruh adalah kita belanja sesuatu (mobil) di atas Rp500 juta harus lapor. Nah ini yang pengaruh karena kita malas melapor. Maka segmen-segmen di Rp500 ini akan sedikit terhambat," ucap pria ramah ini. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil di 2018 mencapai 1,1 juta unit. Target ini meningkat dari capaian di 2017 yang sudah menyentuh 1,070 unit.