Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan brand komponen aftermarket dan aksesoris otomotif yang satu ini? Selain karena tuning performanya terbukti ampuh, juga membuat mereka yang kurang puas dengan performa suspensi bawaan kendaraannya jadi lebih terbantu. Yup, komponen peredam kejut alias suspensi kendaraan dari Eibach yang berasal dari Jerman.
Nama besarnya dalam hal personalisasi kaki-kaki dan sistem suspensi di kendaraan, tak diragukan lagi. Mereka sanggup memberikan sentuhan yang dibutuhkan oleh pengemudi kendaraan, sehingga ada kepuasan tersendiri buat para penggunanya. Sayangnya, ketika Anda bermimpi untuk membeli kendaraan dengan suspensi bawaan kendaraan dari Eibach, rasanya tak mungkin.
Menurut Chairman of Eibach Group, Wilfried Eibach yang tahun ini berusia lebih dari 80 tahun, bahwa mereka tak pernah berpikir untuk jadi komponen original equipment for manufacturer (OEM) untuk pabrikan tertentu. Mengingat banyak alasan yang membuat mereka tak bisa memenuhi permintaan itu.
"Sejak awal Kami melakukan riset hingga menjual produk jadi Eibach, hal yang selalu menjadi tujuan utama Kami adalah kecocokan dengan ekspektasi konsumen yang berujung kepuasan dalam menggunakan produk suspensi ini. Sehingga Kami akan lebih fokus di segmentasi aftermarket parts dan untuk kebutuhan performa tinggi," ujar Wilfried Eibach di Veranda Hotel Jakarta, pada Senin (11/12/2023).
Alasan kedua yang membuat mereka tak ingin menjadi pemasok komponen kendaraan secara OEM adalah karena kapasitas pabrik mereka yang ada di Tiongkok, tidak sanggup memenuhi permintaan itu. Jika pun dipaksakan untuk bisa merakit dalam jumlah yang banyak, maka sumber daya dan investasi yang mereka butuhkan sangat besar.
"Untuk menjaga kualitas tinggi yang Kami terapkan, tentu ada harga yang juga harus dibayar untuk itu. Sehingga Kami memilih untuk mengerjakan ini secara seni. Adapun permintaan untuk negara-negara khusus seperti Indonesia, tentu akan Kami riset terlebih dahulu dan bakal melalui tahap pengujian, baik secara manual (feeling manusia) maupun pengetesan secara robotik."
Sedang Kuatkan Riset untuk Pasar Indonesia
Jika berbicara tentang komponen suspensi untuk kendaraan seperti Mercedes-Benz, BMW dan merek-merek supercar lainnya seperti Lamborghini, Ferrari dan lainnya, tentu ini tak asing lagi. Namun untuk pasar Indonesia, permintaan pasar untuk kendaraan SUV seperti Fotuner dan Pajero Sport, wajib mereka amankan.
"Pasar Indonesia memang unik, SUV kini sedang jadi tren kepemilikan seperti Fortuner dan Pajero Sports. Kalau ada permintaan untuk itu, tentu akan Kami ajukan ke Eibach pusat untuk dilalukan riset. Biasanya akan diuji berulang kali sampai dapat feeling berkendara yang sesuai dengan harapan," imbuh Direktur Utama Mega Arvia, Yudhi Budhitresno yang merupakan sole distributornya untuk pasar otomotif Indonesia di momentum yang sama.
Ia juga menegaskan bahwa sudah pasti untuk komponen yang telah dipasarkan di luar negeri namun belum ada di Indonesia, tentu tinggal mereka bawa saja dan bisa dipesan. Yudhi mengatakan bahwa ini hanya masalah waktu saja jika memang barangnya sudah siap.
Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan brand
komponen aftermarket dan
aksesoris otomotif yang satu ini? Selain karena tuning performanya terbukti ampuh, juga membuat mereka yang kurang puas dengan performa suspensi bawaan kendaraannya jadi lebih terbantu. Yup, komponen peredam kejut alias suspensi kendaraan dari Eibach yang berasal dari Jerman.
Nama besarnya dalam hal personalisasi kaki-kaki dan sistem suspensi di kendaraan, tak diragukan lagi. Mereka sanggup memberikan sentuhan yang dibutuhkan oleh pengemudi kendaraan, sehingga ada kepuasan tersendiri buat para penggunanya. Sayangnya, ketika Anda bermimpi untuk membeli kendaraan dengan suspensi bawaan kendaraan dari Eibach, rasanya tak mungkin.
Menurut Chairman of Eibach Group, Wilfried Eibach yang tahun ini berusia lebih dari 80 tahun, bahwa mereka tak pernah berpikir untuk jadi komponen original equipment for manufacturer (OEM) untuk pabrikan tertentu. Mengingat banyak alasan yang membuat mereka tak bisa memenuhi permintaan itu.
"Sejak awal Kami melakukan riset hingga menjual produk jadi Eibach, hal yang selalu menjadi tujuan utama Kami adalah kecocokan dengan ekspektasi konsumen yang berujung kepuasan dalam menggunakan produk suspensi ini. Sehingga Kami akan lebih fokus di segmentasi aftermarket parts dan untuk kebutuhan performa tinggi," ujar Wilfried Eibach di Veranda Hotel Jakarta, pada Senin (11/12/2023).
Alasan kedua yang membuat mereka tak ingin menjadi pemasok komponen kendaraan secara OEM adalah karena kapasitas pabrik mereka yang ada di Tiongkok, tidak sanggup memenuhi permintaan itu. Jika pun dipaksakan untuk bisa merakit dalam jumlah yang banyak, maka sumber daya dan investasi yang mereka butuhkan sangat besar.
"Untuk menjaga kualitas tinggi yang Kami terapkan, tentu ada harga yang juga harus dibayar untuk itu. Sehingga Kami memilih untuk mengerjakan ini secara seni. Adapun permintaan untuk negara-negara khusus seperti Indonesia, tentu akan Kami riset terlebih dahulu dan bakal melalui tahap pengujian, baik secara manual (feeling manusia) maupun pengetesan secara robotik."
Sedang Kuatkan Riset untuk Pasar Indonesia
Jika berbicara tentang komponen suspensi untuk kendaraan seperti Mercedes-Benz, BMW dan merek-merek supercar lainnya seperti Lamborghini, Ferrari dan lainnya, tentu ini tak asing lagi. Namun untuk pasar Indonesia, permintaan pasar untuk kendaraan SUV seperti Fotuner dan Pajero Sport, wajib mereka amankan.
"Pasar Indonesia memang unik, SUV kini sedang jadi tren kepemilikan seperti Fortuner dan Pajero Sports. Kalau ada permintaan untuk itu, tentu akan Kami ajukan ke Eibach pusat untuk dilalukan riset. Biasanya akan diuji berulang kali sampai dapat feeling berkendara yang sesuai dengan harapan," imbuh Direktur Utama Mega Arvia, Yudhi Budhitresno yang merupakan sole distributornya untuk pasar otomotif Indonesia di momentum yang sama.
Ia juga menegaskan bahwa sudah pasti untuk komponen yang telah dipasarkan di luar negeri namun belum ada di Indonesia, tentu tinggal mereka bawa saja dan bisa dipesan. Yudhi mengatakan bahwa ini hanya masalah waktu saja jika memang barangnya sudah siap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)