Seoul: Kia terus memposisikan sebagai salah satu produsen kendaraan listrik di global. Setelah menghadirkan berbagai model mobil listrik, kini mereka mulai membangun pabrik khusus kendaraan listrik.
Fasilitas produksi terbarunya ini berada di Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, dan dikhususkan memproduksi kendaraan multifungsi atau Purpose Built Vehicle (PBV) bertenaga listrik. Presiden dan CEO Global Kia, Ho Sung Song, menjelaskan target utama dari pembangunan pabrik ini adalah menjadi pemimpin di industri otomotif masa depan.
"Fokus kami adalah untuk meningkatkan daya saing seluruh ekosistem kendaraan listrik, termasuk penelitian dan pengembangan, produksi, infrastruktur, serta memimpin dalam mendorong perubahan dan inovasi di dunia industri otomotif masa depan," ujar Ho Sung Song melalui keterangan resminya.
Saudara dari Hyundai itu sudah menginvestasikan dana hingga USD 758 juta untuk mengamankan lahan seluas 99.000 hektar dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 150 ribu unit pada tahun pertama dan dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasar. Rencananya, produksi massal perdana dari pabrik PBV ini akan dilakukan pada paruh kedua tahun 2025.
Baca Juga:
Mengurangi Risiko Masalah Mudik dengan Cara Mengecek Ban
Pabrik kendaraan multifungsi atau PBV bertenaga listrik ini akan dibangun sebagai pabrik yang ramah lingkungan, sehingga dapat menurunkan emisi karbon yang dihasilkan. Pabrik ini juga mengadopsi kecerdasan teknologi dari Hyundai Motor Group dan merek pabrik pintar E-FOREST Technologies.
Salah satu proses manufaktur inovatif yang akan diterapkan di pabrik PBV ini dikenal sebagai ‘Cell Method', yang memungkinkan produksi kendaraan berdasarkan permintaan pelanggan yang beragam. Cell Method adalah strategi tata letak proses yang mengelompokkan mesin atau stasiun kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau bagian yang serupa.
Tujuan dari Cell Method adalah untuk menciptakan proses manufaktur yang lebih efisien dan fleksibel dengan mengurangi jarak penyaluran bahan material selama proses produksi. Nantinya, mesin diatur sedemikian rupa untuk mengoptimalkan aliran bahan material dan produk antar stasiun kerja, sehingga dapat meminimalkan waktu henti, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas.
Sistem manufaktur termutakhir pabrik PBV menyatukan Cell Method baru dengan sistem konveyor produksi massal untuk memungkinkan produksi fleksibel dengan lebih banyak penyesuaian berbagai jenis produk.
Baca Juga:
65 Unit Mobil Listrik Toyota bZ4X Jadi Kendaraan Resmi KTT ASEAN
Pabrik PBV ini akan dibangun sebagai pabrik rendah emisi karbon dengan mengoperasikan dry booth yang merupakan metode konstruksi yang ramah lingkungan selama proses pengecatan pembuatan kendaraan. Selain itu, emisi karbon diklaim akan berkurang sekitar 20 persen dibandingkan pabrik yang sudah ada dengan memanfaatkan cahaya alami dan merampingkan proses manufaktur.
Kia akan menerapkan teknologi inovatif seperti otomatisasi fasilitas menggunakan machine learning dan artificial intelligent (AI) yang meliputi otomatisasi inspeksi kualitas pengecatan kendaraan, otomatisasi pemasangan suku cadang seperti kaca, nama kendaraan, dan logo perusahaan, serta analisis data kualitas pengukuran untuk memperbaiki dan memasang body kendaraan secara otomatis dan real time.
Fasilitas baru ini akan menjadi pabrik yang ‘human-friendly’ dengan mendorong otomatisasi dalam pekerjaan yang memerlukan tingkat kefokusan tinggi, sekaligus dapat memperluas ‘keterbukaan’ pada perspektif dan kreativitas, serta mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh pabrik pada umumnya.
Produksi kendaraan komersial bertenaga listrik pertama dimulai tahun 2025
Kia berencana untuk menampilkan SW (nama mobil konsep) sebagai model pertama dalam jajaran kendaraan multifungsi bertenaga listrik pada tahun 2025. Model ini akan menjadi kendaraan multifungsi bertenaga listrik dengan dimensi sedang dan akan dibangun di atas platform "eS" yang didedikasikan khusus untuk kendaraan listrik berbasis baterai. Berbagai jenis bodi kendaraan dipastikan dapat diaplikasikan secara fleksibel pada platform tersebut.
Baca Juga:
Mantab, KTT ASEAN Pakai Full Mobil Listrik
SW dikembangkan untuk menjawab berbagai kebutuhan bisnis seperti logistik, ride hailing, dan transaksi business-to-business (B2B) berkat struktur muatannya yang sangat baik dan kapasitas angkut di dalamnya yang lapang.
Setelah meluncurkan SW PBV berdimensi sedang, Kia berencana untuk memperluas jajaran produknya ke PBV berukuran besar yang dapat digunakan untuk logistik, pengiriman makanan segar, shuttle car, hingga kantor atau toko berjalan. Tidak hanya itu, perusahaan juga berencana menghadirkan PBV berdimensi kecil dan taksi robot berdimensi sedang yang dapat bergerak secara otonomous.
Seoul: Kia terus memposisikan sebagai salah satu produsen kendaraan listrik di global. Setelah menghadirkan berbagai model mobil listrik, kini mereka mulai membangun pabrik khusus kendaraan listrik.
Fasilitas produksi terbarunya ini berada di Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, dan dikhususkan memproduksi kendaraan multifungsi atau Purpose Built Vehicle (PBV) bertenaga listrik. Presiden dan CEO Global Kia, Ho Sung Song, menjelaskan target utama dari pembangunan pabrik ini adalah menjadi pemimpin di industri otomotif masa depan.
"Fokus kami adalah untuk meningkatkan daya saing seluruh ekosistem kendaraan listrik, termasuk penelitian dan pengembangan, produksi, infrastruktur, serta memimpin dalam mendorong perubahan dan inovasi di dunia industri otomotif masa depan," ujar Ho Sung Song melalui keterangan resminya.
Saudara dari Hyundai itu sudah menginvestasikan dana hingga USD 758 juta untuk mengamankan lahan seluas 99.000 hektar dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 150 ribu unit pada tahun pertama dan dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasar. Rencananya, produksi massal perdana dari pabrik PBV ini akan dilakukan pada paruh kedua tahun 2025.
Baca Juga:
Mengurangi Risiko Masalah Mudik dengan Cara Mengecek Ban
Pabrik kendaraan multifungsi atau PBV bertenaga listrik ini akan dibangun sebagai pabrik yang ramah lingkungan, sehingga dapat menurunkan emisi karbon yang dihasilkan. Pabrik ini juga mengadopsi kecerdasan teknologi dari Hyundai Motor Group dan merek pabrik pintar E-FOREST Technologies.
Salah satu proses manufaktur inovatif yang akan diterapkan di pabrik PBV ini dikenal sebagai ‘Cell Method', yang memungkinkan produksi kendaraan berdasarkan permintaan pelanggan yang beragam. Cell Method adalah strategi tata letak proses yang mengelompokkan mesin atau stasiun kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau bagian yang serupa.
Tujuan dari Cell Method adalah untuk menciptakan proses manufaktur yang lebih efisien dan fleksibel dengan mengurangi jarak penyaluran bahan material selama proses produksi. Nantinya, mesin diatur sedemikian rupa untuk mengoptimalkan aliran bahan material dan produk antar stasiun kerja, sehingga dapat meminimalkan waktu henti, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas.
Sistem manufaktur termutakhir pabrik PBV menyatukan Cell Method baru dengan sistem konveyor produksi massal untuk memungkinkan produksi fleksibel dengan lebih banyak penyesuaian berbagai jenis produk.
Baca Juga:
65 Unit Mobil Listrik Toyota bZ4X Jadi Kendaraan Resmi KTT ASEAN
Pabrik PBV ini akan dibangun sebagai pabrik rendah emisi karbon dengan mengoperasikan dry booth yang merupakan metode konstruksi yang ramah lingkungan selama proses pengecatan pembuatan kendaraan. Selain itu, emisi karbon diklaim akan berkurang sekitar 20 persen dibandingkan pabrik yang sudah ada dengan memanfaatkan cahaya alami dan merampingkan proses manufaktur.
Kia akan menerapkan teknologi inovatif seperti otomatisasi fasilitas menggunakan machine learning dan artificial intelligent (AI) yang meliputi otomatisasi inspeksi kualitas pengecatan kendaraan, otomatisasi pemasangan suku cadang seperti kaca, nama kendaraan, dan logo perusahaan, serta analisis data kualitas pengukuran untuk memperbaiki dan memasang body kendaraan secara otomatis dan real time.
Fasilitas baru ini akan menjadi pabrik yang ‘human-friendly’ dengan mendorong otomatisasi dalam pekerjaan yang memerlukan tingkat kefokusan tinggi, sekaligus dapat memperluas ‘keterbukaan’ pada perspektif dan kreativitas, serta mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh pabrik pada umumnya.
Produksi kendaraan komersial bertenaga listrik pertama dimulai tahun 2025
Kia berencana untuk menampilkan SW (nama mobil konsep) sebagai model pertama dalam jajaran kendaraan multifungsi bertenaga listrik pada tahun 2025. Model ini akan menjadi kendaraan multifungsi bertenaga listrik dengan dimensi sedang dan akan dibangun di atas platform "eS" yang didedikasikan khusus untuk kendaraan listrik berbasis baterai. Berbagai jenis bodi kendaraan dipastikan dapat diaplikasikan secara fleksibel pada platform tersebut.
Baca Juga:
Mantab, KTT ASEAN Pakai Full Mobil Listrik
SW dikembangkan untuk menjawab berbagai kebutuhan bisnis seperti logistik, ride hailing, dan transaksi business-to-business (B2B) berkat struktur muatannya yang sangat baik dan kapasitas angkut di dalamnya yang lapang.
Setelah meluncurkan SW PBV berdimensi sedang, Kia berencana untuk memperluas jajaran produknya ke PBV berukuran besar yang dapat digunakan untuk logistik, pengiriman makanan segar, shuttle car, hingga kantor atau toko berjalan. Tidak hanya itu, perusahaan juga berencana menghadirkan PBV berdimensi kecil dan taksi robot berdimensi sedang yang dapat bergerak secara otonomous.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)