"Ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai ini memiliki potensi yang luar biasa," katanya dikutip dari Antara.
Menurutnya, para pengusaha bisa mengambil peran di berbagai sektor pendukung kendaraan listrik.
"Teman-teman pengusaha sudah bisa juga melihat peluang, apakah menjadi supplier (pemasok), apakah menjadi distributor, apakah menjadi pembuat SPKLU, atau perusahaan SPKLU-nya," lanjut Hasstriansyah.
Baca Juga: BYD & Denza Raih 4.195 SPK Di GIIAS 2025, Kuasai 53,8% Pasar EV |
Hasstriansyah menambahkan pelaku usaha di bidang teknologi informasi juga dapat memanfaatkan peluang untuk mendukung operasional Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) melalui solusi digital.
"SPKLU jangan salah, itu juga ada IT-nya. Karena kan harus ada aplikasi untuk mendukung SPKLU itu berjalan," katanya.
Ia menilai keberadaan SPKLU untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik turut membuka peluang usaha bagi sektor lain, seperti rumah makan, kafe, gerai kopi, dan penyedia perlengkapan keselamatan seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari total 374.740 unit mobil yang terjual pada Januari–Juni 2025, sebanyak 36.611 unit di antaranya merupakan mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV).
Baca Juga: Trik Menyalip yang Benar Menggunakan Mobil Matic |
Pangsa pasar BEV di Indonesia pada periode tersebut mencapai 9,77 persen, melonjak tajam dibanding hanya 0,08 persen pada periode yang sama tahun 2021.
Data tersebut mencerminkan pertumbuhan signifikan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia serta pergeseran dari kendaraan bermesin pembakaran internal menuju teknologi ramah lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id