Jakarta: Nilai tukar rupiah yang terus mengalami kemerosotan, membuat sejumlah harga produk impor ikut terkerek naik, termasuk di sektor otomotif. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah pun membuat skema pelarangan impor mobil di atas 3.000 cc.
Meski dinilai akan menyulitkan beberapa APM yang memiliki produk di atas 3.000 cc, namun beberapa yang lain rupanya sudah menyiapkan strategi tersendiri. Seperti yang dilakukan oleh BMW Group Indonesia (BGI). Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Vice President Corporate Communications BGI, Jodie O'Tania.
"Sebelum adanya kebijakan tersebut, BMW Indonesia yakin bahwa kementerian terkait telah melakukan riset mendalam. Kami pun punya komitmen selalu mendukung kebijakan pemerintah. Sebagai masukan, pemerintah juga perlu memperhitungkan perusahaan yang berinvestasi dan merakit kendaraan secara lokal. Kami telah melakukan itu sejak 1976. Sejak 2011," kata Jodie.
Ia melanjutkan bahwa merkea juga telah melakukan perakitan mobil di Indonesia bekerja sama dengan PT Gaya Motor yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara. Hampir seluruh kendaraan BMW yang dijual di dalam negeri merupakan kendaraan produksi lokal lebih dari 80 persen.
"Saat ini 6 model terbaik dari kendaraan BMW telah dirakit di Indonesia, seperti BMW Seri 7, BMW Seri 5, BMW Seri 3, BMW X5, BMW X3 dan BMW X1. Di awal tahun ini BMW telah menambah model yang dirakit secara lokal yaitu All-new BMW 520i."
Saat ini menurutnya, sebagian besar kendaraan BMW hadir dengan cc rendah, namun tanpa mengorbankan performa kendaraan. Hanya sebagian kecil kendaraan BMW hadir dengan cc di atas 3.000 cc hanya 1 model yaitu All-new BMW M5. "Itu pun dijual berdasarkan permintaan saja."
Jakarta: Nilai tukar rupiah yang terus mengalami kemerosotan, membuat sejumlah harga produk impor ikut terkerek naik, termasuk di sektor otomotif. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah pun membuat skema pelarangan impor mobil di atas 3.000 cc.
Meski dinilai akan menyulitkan beberapa APM yang memiliki produk di atas 3.000 cc, namun beberapa yang lain rupanya sudah menyiapkan strategi tersendiri. Seperti yang dilakukan oleh BMW Group Indonesia (BGI). Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Vice President Corporate Communications BGI, Jodie O'Tania.
"Sebelum adanya kebijakan tersebut, BMW Indonesia yakin bahwa kementerian terkait telah melakukan riset mendalam. Kami pun punya komitmen selalu mendukung kebijakan pemerintah. Sebagai masukan, pemerintah juga perlu memperhitungkan perusahaan yang berinvestasi dan merakit kendaraan secara lokal. Kami telah melakukan itu sejak 1976. Sejak 2011," kata Jodie.
Ia melanjutkan bahwa merkea juga telah melakukan perakitan mobil di Indonesia bekerja sama dengan PT Gaya Motor yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara. Hampir seluruh kendaraan BMW yang dijual di dalam negeri merupakan kendaraan produksi lokal lebih dari 80 persen.
"Saat ini 6 model terbaik dari kendaraan BMW telah dirakit di Indonesia, seperti BMW Seri 7, BMW Seri 5, BMW Seri 3, BMW X5, BMW X3 dan BMW X1. Di awal tahun ini BMW telah menambah model yang dirakit secara lokal yaitu All-new BMW 520i."
Saat ini menurutnya, sebagian besar kendaraan BMW hadir dengan cc rendah, namun tanpa mengorbankan performa kendaraan. Hanya sebagian kecil kendaraan BMW hadir dengan cc di atas 3.000 cc hanya 1 model yaitu All-new BMW M5. "Itu pun dijual berdasarkan permintaan saja."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)
