medcom.id, Surabaya: MRA Group memiliki banyak unit usaha, termasuk usaha dibidang otomotif. Beberapa brand dibawahnya ada Ferrari dan Harley-Davidson, yang belum lama dilepas keagenannya dan akan beroperasi sampai pertengahan tahun ini.
Beberapa penyebab tutupnya PT Mabua Harley-Davidson adalah pengenaan pajak yang tinggi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, ekonomi yang melemah dan daya beli konsumen yang ikut menurun.
"Tapi konsumen Ferrari shok sesaat, habis itu beli lagi. Brand image Ferrari yang kuat dan konsumen loyal juga jadi pembeda, meski harga kendaraan ikut melambung," papar Soetikno Soedarjo, CEO MRA Group saat pembukaan Ferrari Service Center Surabaya (17//3/2016).
Soetikno juga mengatakan, harga tinggi tak masalah karena ini mobil dan brand image serta prestis yang didapat berbeda.
"Kalau Harley-Davidson itu motor, harga tipe tertinggi tembus Rp1 miliar, orang berpikir dua kali untuk beli motor semahal itu, kalau Ferrari harga mahal ya wajar dan orang-orang sudah tahu Ferrari itu mahal," urainya lebih lanjut.
Selain itu, perbedaan sifat prinsipal juga jadi pengaruh MRA Group melepas Harley-Davidson. Pihak motor asal Amerika ini tak mau tahu kondisi ekonomi Indonesia, sementara prinsipal Ferrari memahami dan mau mengerti.
"Kita sih maunya tumbuh dan naik terus penjualan, siapa yang tidak mau, namanya juga berbisnis. Tapi kadang kita diatas dan dibawah, dan saat dibawah ini prinsipal Harley tak bisa memahami, jadi kita lepas saja karena trus merugi," tutupnya.
medcom.id, Surabaya: MRA Group memiliki banyak unit usaha, termasuk usaha dibidang otomotif. Beberapa brand dibawahnya ada Ferrari dan Harley-Davidson, yang belum lama dilepas keagenannya dan akan beroperasi sampai pertengahan tahun ini.
Beberapa penyebab tutupnya PT Mabua Harley-Davidson adalah pengenaan pajak yang tinggi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, ekonomi yang melemah dan daya beli konsumen yang ikut menurun.
"Tapi konsumen Ferrari shok sesaat, habis itu beli lagi.
Brand image Ferrari yang kuat dan konsumen loyal juga jadi pembeda, meski harga kendaraan ikut melambung," papar Soetikno Soedarjo, CEO MRA Group saat pembukaan Ferrari Service Center Surabaya (17//3/2016).
Soetikno juga mengatakan, harga tinggi tak masalah karena ini mobil dan
brand image serta prestis yang didapat berbeda.
"Kalau Harley-Davidson itu motor, harga tipe tertinggi tembus Rp1 miliar, orang berpikir dua kali untuk beli motor semahal itu, kalau Ferrari harga mahal ya wajar dan orang-orang sudah tahu Ferrari itu mahal," urainya lebih lanjut.
Selain itu, perbedaan sifat prinsipal juga jadi pengaruh MRA Group melepas Harley-Davidson. Pihak motor asal Amerika ini tak mau tahu kondisi ekonomi Indonesia, sementara prinsipal Ferrari memahami dan mau mengerti.
"Kita sih maunya tumbuh dan naik terus penjualan, siapa yang tidak mau, namanya juga berbisnis. Tapi kadang kita diatas dan dibawah, dan saat dibawah ini prinsipal Harley tak bisa memahami, jadi kita lepas saja karena trus merugi," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)