Beijing: Persaingan di pasar kendaraan listrik (EV) terbesar dunia semakin memanas, mendorong perusahaan-perusahaan otomotif dan teknologi asal China untuk mencari terobosan baru. Salah satunya adalah Xpeng, produsen mobil listrik, yang kini bertaruh besar pada mobil terbang dan robotaksi sebagai masa depan transportasi.
Dalam Forum China EV100 yang digelar di Beijing pada Sabtu (5/4), CEO Xpeng, He Xiaopeng, mengumumkan perusahaannya akan menginvestasikan CHY3 miliar atau sekitar USD413 juta untuk bisnis pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL) sepanjang tahun ini. Menurutnya, industri mobil terbang akan melampaui industri kendaraan listrik darat dalam dua dekade ke depan.
“Meski pesawat terbang rendah hanya mencakup 3 hingga 5 persen dari volume penjualan otomotif saat ini, nilainya setara dengan 20 persen dari total pendapatan penjualan,” ujar He.
Ia memperkirakan pasar global mobil terbang bisa mencapai nilai US$2 triliun dalam 20 tahun mendatang—dua kali lipat dari pasar kendaraan darat.
Untuk mendukung ambisi tersebut, Xpeng tengah membangun pabrik di Guangzhou, kota tempat perusahaan itu berbasis. Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 10.000 unit pesawat per tahun mulai 2026.
Langkah Xpeng ini sejalan dengan tren di mana perusahaan otomotif dan teknologi di Tiongkok mulai melirik peluang pertumbuhan baru di tengah pasar EV yang sudah sangat kompetitif. Tahun lalu, Tiongkok mencatat penjualan 11 juta kendaraan listrik, naik 40 persen dari tahun sebelumnya dan menyumbang 65 persen dari total penjualan global, menurut data Rho Motion.
Namun, karena tingkat penetrasi yang tinggi, analis Fitch memperkirakan pertumbuhan penjualan EV baru di Tiongkok tahun ini akan melambat menjadi 15 hingga 20 persen, dan fitur pintar akan menjadi faktor penentu dalam menarik konsumen.
Beijing: Persaingan di pasar
kendaraan listrik (EV) terbesar dunia semakin memanas, mendorong perusahaan-perusahaan
otomotif dan teknologi asal China untuk mencari terobosan baru. Salah satunya adalah
Xpeng, produsen mobil listrik, yang kini bertaruh besar pada mobil terbang dan robotaksi sebagai masa depan transportasi.
Dalam Forum China EV100 yang digelar di Beijing pada Sabtu (5/4), CEO Xpeng, He Xiaopeng, mengumumkan perusahaannya akan menginvestasikan CHY3 miliar atau sekitar USD413 juta untuk bisnis pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL) sepanjang tahun ini. Menurutnya, industri mobil terbang akan melampaui industri kendaraan listrik darat dalam dua dekade ke depan.
“Meski pesawat terbang rendah hanya mencakup 3 hingga 5 persen dari volume penjualan otomotif saat ini, nilainya setara dengan 20 persen dari total pendapatan penjualan,” ujar He.
Ia memperkirakan pasar global mobil terbang bisa mencapai nilai US$2 triliun dalam 20 tahun mendatang—dua kali lipat dari pasar kendaraan darat.
Untuk mendukung ambisi tersebut, Xpeng tengah membangun pabrik di Guangzhou, kota tempat perusahaan itu berbasis. Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 10.000 unit pesawat per tahun mulai 2026.
Langkah Xpeng ini sejalan dengan tren di mana perusahaan otomotif dan teknologi di Tiongkok mulai melirik peluang pertumbuhan baru di tengah pasar EV yang sudah sangat kompetitif. Tahun lalu, Tiongkok mencatat penjualan 11 juta kendaraan listrik, naik 40 persen dari tahun sebelumnya dan menyumbang 65 persen dari total penjualan global, menurut data Rho Motion.
Namun, karena tingkat penetrasi yang tinggi, analis Fitch memperkirakan pertumbuhan penjualan EV baru di Tiongkok tahun ini akan melambat menjadi 15 hingga 20 persen, dan fitur pintar akan menjadi faktor penentu dalam menarik konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
