Sebuah sedan konsep berbahan bakar energi baru dari Hybrid Kinetic Group dalam Shanghai International Auto Show 2017. AFP Photo/STR
Sebuah sedan konsep berbahan bakar energi baru dari Hybrid Kinetic Group dalam Shanghai International Auto Show 2017. AFP Photo/STR

Shanghai International Auto Show 2017

Berawal dari Imitasi, Jadi Sarat Inovasi

Ainto Harry Budiawan • 27 April 2017 15:00
medcom.id, Shanghai: Masih ingat era motcin alias sepeda motor made in China belasan tahun lalu? Desain serupa ternama dengan jauh lebih murah, membuatnya booming di berbagai kota di Indonesia. Walau mereknya plesetan dan kualitas produk ala kadarnya.
 
Itu belasan tahun lalu. Masa ketika industri otomotif Tiongkok sedang dalam tahap cuma bisa meniru dan laku keras di negeri yang ekonominya tumbuh pesat. Bahkan yang sebagian masih berupa home industri beranikan diri menjajal peruntungan di pasar seberang lautan.
 
Satu dekade terakhir situasi mulai berubah, industri otomotif Tiongkok sudah melompat jauh ke depan. Sedemikian jauh dan tinggi lompatannya, sehingga membuat dunia terngaga. Dukungan insentif dari pemerintah dan strategi pemasaran yang agresif, membuat gelisah produsen mapan asal Eropa dan Amerika Serikat.

Fenomena ini jelas terlihat dalam Shanghai International Auto Show 2017 yang berlangsung hingga akhir bulan ini di Shanghai, Tiongkok. Mayoritas peserta ajang tahunan yang kali ini adalah yang ke-17 adalah merek-merek lokal asli Tiongkok. Memang masih ada produk imitasi, tetapi mulai ada banyak produk orisinal dengan teknologi sarat inovasi.
 
Baca juga: Lompatan industri otomotif Tiongkok
 
Honda, Mercedes-Benz, Land Rover dan Porsche pernah jadi korban praktek plagiat khas industri otomotif Tiongkok. Desain produk unggulan mereka dijiplak mentah-mentah lalu ditempel merek plesetan, contohnya Land Rover yang menjadi Land Wind.
 
Berawal dari Imitasi, Jadi Sarat Inovasi
 
Land Rover mendapati mid-size luxury SUV Range Rove Evouge produknya tiba-tiba memiliki 'kembaran' bernama Land Wind X7. Tidak lama kejadian serupa dialami Honda, ada mid-size SUV-nya yang desainnya CR-V banget tetapi menyandang merek Shonghuan.
 
Dua produsen otomotif asal Inggris dan Jepang itu membawa kasus dugaan pelanggaran hak cipta tersebut ke jalur hukum. Proses hukum yang digelar di Tiongkok selaku tempat kejadian perkara pelanggaraan hak cipta sekaligus negara asal terdakwa, berjalan panjang dan lama. Kantor berita AFP mencatat, hingga akhirnya pada 2014 dan 2015, Land Rover dan Honda dinyatakan kalah oleh pengadilan Tiongkok.
 
Komunitas industri otomotif Tiongkok tidak menanggapi permintaan korfimasi dari AFP. Tetapi penjelasan dari Lin Yanwei, seorang analis China Automobile Dealer Association, dapat memberi petunjuk penyebab kekalahan tragis Honda dan Land Rover.  
 
"Di dalam aturannya, alat bukti itu tak hanya desain mobilnya tapi juga dimensi yang sama persis. Jadi produsen lokal hanya perlu melakukan penyesuaian," ujar Lin Yanwei, sebagaimana dilansir AFP.
 
Berawal dari Imitasi, Jadi Sarat Inovasi
 
Belajar dari kasus Honda vs Shonghuan dan Land Rover vs Land Wind, Porsche dan Mercedes-Benz menempuh cara lain menghadapi praktek plagiat. Dua produsen mobil mewah asal Jerman memilih membesarkan hati dengan 'memaklumi' ketika ada SUV made in China yang sosoknya serupa Macan dan G-Class.
 
"Hanya produk keren yang dijiplak kan? Jadi bagi kami ini (penjiplakan desain G-Class -red) adalah sebuah pujian," kata Hubertus Troska, bos Mercedes-Benz China.
 
"Penggemar mobil sejati akan sangat mudah mengenali kualitasnya kok. Pangsa pasar kami berbeda," ujar Anja Wassertheurer, direktur komunikasi produk dan teknis Porsche.
 
Di sisi lain para produsen otomotif global mengakui industri otomotif Tiongkok sudah bergerak ke arah berbeda. Tiongkok merupakan produsen terbesar dunia untuk mobil listrik. Riset pengembangan green-car sedang berlangsung besar-besaran dan tumbuh banyak strart-up di bidang mobil listrik di banyak kota.
 
Belum lagi dukungan insentif pajak dari pemerintah yang membuat harga produk green-car jadi lebih terjangkau. Bila faktor tersebut ditambahkan maka Tiongkok mampu menjadi pemimpin bahkan pelopor industri otomotif masa depan dunia.
 
Berawal dari Imitasi, Jadi Sarat Inovasi
 
"Pada saatnya urusan desain bukan lagi masalah bagi industri otomotif Tiongkok. Sekarang makin banyak desain produknya yang orisinal," wanti Christophe Cayrol, kepala pusat desain Citroen di Shanghai.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan