Jakarta: Pandemik virus korona di dunia, termasuk di Indonesia, membuat sejumlah sektor usaha merasakan dampaknya. Di dunia otomotif tidak hanya penjualan mobil yang anjlok, bisnis bengkel umum mulai merasakan kritis.
Marketing Communication 1-Station, Deky Arjuna, mengakui korona memiliki dampak yang cukup terasa bagi bengkel umum tersebut. Menurutnya banyak orang yang menahan diri dan takut keluar rumah sehingga tidak banyak yang berani untuk melakukan servis mobil.
"Penurunan ada, sejak korona di mulai pertengahan bulan lalu (Maret 2020) terasa menurun. Saya tidak bisa berbicara penurunannya tetapi ada kok," ungkapnya kepada Medcom.id beberapa waktu lalu.
Untuk menangani hal ini, 1-Station pun melakukan sejumlah manuver agar mereka bisa tetap bertahan, mulai menghadirkan promo, pengaturan jam buka yang juga terkait PSBB, dan sejumlah cara lainnya. "Kondisinya sekarang berdarah-darah, tetapi Lebih baik berdarah-darah daripada mati."
Nasib serupa juga ditunjukan sejumlah bengkel umum lainnya, seperti Fast yang memiliki dua outlet di Jakarta yakni di Kelapa Gading dan Pancoran sudah berupaya mengikuti tren layanan home service atau home visit. Namun tetap saja, situasi yang tidak kondusif membuat mereka tetap menjerit.
"Kalau omzet pastinya turun. Kalau outlet yang di area hunian mungkin berkurangnya 30 persen, itu sudah signifikan banget rasanya penurunannya. Yang lebih parah itu yang di daerah perkantoran, seperti outlet yang di Pancoran, itu penurunannya di atas 50 persen," terang Penanggung Jawab Bengkel Fast, Tumenggung Prabowo kepada Autogear.id.
Nasib pemilik bengkel di Bekasi juga tidak berbeda jauh dengan dua bengkel yang sudah disebutkan di atas. Bahkan sampai ada konsumen yang berhutang demi menghemat biaya servis.
“Saya sendiri bingung, pelanggan yang sekarang berhutang dan menghemat spare parts biasanya tidak seperti itu, malahan suka bayar duluan sebelum masukin mobilnya ke bengkel, dan ini juga sama dialami teman-teman bengkel yang lain,” terang Pemilik Bengkel Fahmi Jaya Motor, Fahmi.
Jakarta: Pandemik virus korona di dunia, termasuk di Indonesia, membuat sejumlah sektor usaha merasakan dampaknya. Di dunia otomotif tidak hanya penjualan mobil yang anjlok, bisnis bengkel umum mulai merasakan kritis.
Marketing Communication 1-Station, Deky Arjuna, mengakui korona memiliki dampak yang cukup terasa bagi bengkel umum tersebut. Menurutnya banyak orang yang menahan diri dan takut keluar rumah sehingga tidak banyak yang berani untuk melakukan servis mobil.
"Penurunan ada, sejak korona di mulai pertengahan bulan lalu (Maret 2020) terasa menurun. Saya tidak bisa berbicara penurunannya tetapi ada kok," ungkapnya kepada Medcom.id beberapa waktu lalu.
Untuk menangani hal ini, 1-Station pun melakukan sejumlah manuver agar mereka bisa tetap bertahan, mulai menghadirkan promo, pengaturan jam buka yang juga terkait PSBB, dan sejumlah cara lainnya. "Kondisinya sekarang berdarah-darah, tetapi Lebih baik berdarah-darah daripada mati."
Nasib serupa juga ditunjukan sejumlah bengkel umum lainnya, seperti Fast yang memiliki dua outlet di Jakarta yakni di Kelapa Gading dan Pancoran sudah berupaya mengikuti tren layanan home service atau home visit. Namun tetap saja, situasi yang tidak kondusif membuat mereka tetap menjerit.
"Kalau omzet pastinya turun. Kalau outlet yang di area hunian mungkin berkurangnya 30 persen, itu sudah signifikan banget rasanya penurunannya. Yang lebih parah itu yang di daerah perkantoran, seperti outlet yang di Pancoran, itu penurunannya di atas 50 persen," terang Penanggung Jawab Bengkel Fast, Tumenggung Prabowo kepada Autogear.id.
Nasib pemilik bengkel di Bekasi juga tidak berbeda jauh dengan dua bengkel yang sudah disebutkan di atas. Bahkan sampai ada konsumen yang berhutang demi menghemat biaya servis.
“Saya sendiri bingung, pelanggan yang sekarang berhutang dan menghemat spare parts biasanya tidak seperti itu, malahan suka bayar duluan sebelum masukin mobilnya ke bengkel, dan ini juga sama dialami teman-teman bengkel yang lain,” terang Pemilik Bengkel Fahmi Jaya Motor, Fahmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)