Neta V di SPKLU. Neta
Neta V di SPKLU. Neta

Pemerintah Bakal Atur Lokasi Pemasangan SPKLU

Ekawan Raharja • 29 Februari 2024 16:07
Jakarta: Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik, termasuk penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Sehingga untuk keberadaan SPKLU untuk harus diatur dan diusahakan di daerah-daerah yang padat penggunaan kendaraan lisrrik
 
Pembangunan infrastruktur SPKLU menjadi perhatian pemerintah, terutama di tempat umum, hunian vertikal (seperti apartemen atau rumah susun), dan lokasi strategis yang memiliki jumlah heavy user electric vehicle (EV) yang tinggi. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, optimistis titik-titik pemasangannya akan terus bertambah seiring pertumbuhan minat produsen otomotif memasok kendaraan listrik ke Indonesia.
 
"Sambil pertumbuhan ini berjalan, kami akan meninjau secara teratur pemasangan charging-nya. Presiden juga memberi persetujuannya agar kami mendorong pembangunan charging ini di tempat-tempat umum yang banyak dan dimudahkan," kata Rachmat dikutip dari Antara.

Indonesia Butuh 25 Ribu Unit SPKLU

Hasil studi peneliti ICCT menyebut jumlah infrastruktur pengisi daya di tempat umum yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan dua juta kendaraan listrik pada 2030 sebanyak 25.600 unit .
 
Baca Juga:
Stasiun Pengisian Hidrogen Bukti Keseriusan Negara Hadirkan Energi Hijau


Menurut hasil studi yang ditulis oleh Tenny Christiana, Logan Pierce, Chelsea Baldino, dan Jacob Schmidt, investasi yang dibutuhkan untuk membangun 25.600 unit stasiun pengisi daya kendaraan listrik mencapai USD597 juta (atau sekitar Rp8,86 triliun) yang dapat ditutup dari belanja pemerintah dan swasta.
 
Sejauh ini PT PLN telah menyuplai listrik untuk 1.124 SPKLU dan 1.839 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 427 lokasi. PLN juga menawarkan layanan pemasangan perangkat pengisian daya kendaraan listrik di rumah.
 
Rachmat menanggapi situasi saat ini yang belum mencapai jumlah ideal menurut hasil studi bukan berarti menjadi hambatan membeli EV. Karena banyak produsen otomotif yang memberi servis berupa perangkat pengisi daya rumahan (home charging) dan menyediakan jaringan dealer yang memiliki layanan isi daya kendaraan listrik buatan mereka.

Pengguna Mobil Listrik Terbantu Home Charging

Rachmat mengakui dirinya sebagai pengguna Hyundai Ioniq, dan mengaku terbantu dengan layanan pengisian daya kendaraan listrik yang diberikan oleh produsen otomotif.
 
"Saya memakai colokan bawaan yang cuma 2 kW, sejauh ini enggak ada kendala isi daya karena satu kali isi daya itu bisa pakai lima sampai tujuh hari sebenarnya kalau baterai terisi penuh," kata dia.
 
Baca Juga:
Honda ADV 350 vs Honda CRF 250 vs Kawasaki KLX 250, Mana Lebih Baik?

 
"Infrastruktur charging memang sangat penting, perlu banget kita perhatikan. Tapi apakah ini menjadi 'bottleneck', belum, menurut saya," tambah Rachmat.
 
Tapi pemerintah juga tidak ingin menunda-nunda pembangunan infrastruktur stasiun pengisi daya sampai semua yang memiliki EV di rumah mengeluh baru dibangun. Tidak demikian. Dia mengisyaratkan, pemerintah akan menaruh infrastruktur yang sesuai dengan tempat dan kebutuhan. Misalnya, di hunian vertikal yang penghuninya banyak memakai EV, agar tidak menyulitkan, harus tersedia pengisi daya yang cepat (fast charging).
 
Terkait Stasiun Penukaran Baterai (swapping battery) kendaraan sepeda motor listrik, pemerintah juga akan menambah jumlah tempatnya sambil standar kualitas baterai yang diharapkan para pabrikan maju bisa disepakati bersama-sama.
 
"Intinya kami mendorong heavy-heavy user EV, mencocokkan standar kualitas baterai dan tempat penukarannya," kata Rachmat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan