medcom.id: Kasus Takata airbag mengharuskan perusahaan menarik (recall) sekitar 20 juta kendaraan, dan Takata diharuskan membayar sebesar USD70 juta (sekitar Rp980 miliar) setelah mendapat perintah dari U.S. Auto Safety Regulators.
Kesepakatan itu dibuat oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), dan Takata masih bisa didenda sebesar USD130 juta lebih (sekitar Rp1,8 triliun), jika perusahaan melanggar ketentuan perintah atau persetujuan U.S. Auto Safety Laws.
Takata telah mengakui dan menyadari cacat produksinya, serta gagal melakukan recall tepat pada waktu yang ditentukan. Untuk memastikan kepatuhan, kini perusahaan harus beroperasi di bawah pengawasan dan peraturan ketat selama lima tahun. Mereka juga akan dimonitor pihak keamanan independen yang ditunjuk oleh NHTSA.
Selain itu, Takata telah setuju untuk tidak menggunakan bahan yang terbuat dari ammonium nitrate propellant pada inflators airbag, kecuali diizinkan NHTSA dan bahan kimia tersebut aman pada kendaraan. Pemasok juga dilarang menandatangani kontrak baru yang menggunakan bahan kimia propelan dan harus mengakhiri penggunaannya pada akhir 2018.
"Selama bertahun-tahun Takata telah memproduksi dan menjual inflators rusak, dan tidak mau mengakui hingga berhasil dibuktikan. Ini sama dengan memberikan informasi yang tidak lengkap, tidak akurat, serta menyesatkan bagi NHTSA, perusahaan yang menggunakan inflators dan masyarakat," kata Anthony Foxx U.S. Transportation Secretary dalam konferensi persnya.
medcom.id: Kasus Takata
airbag mengharuskan perusahaan menarik (
recall) sekitar 20 juta kendaraan, dan Takata diharuskan membayar sebesar USD70 juta (sekitar Rp980 miliar) setelah mendapat perintah dari U.S. Auto Safety Regulators.
Kesepakatan itu dibuat oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), dan Takata masih bisa didenda sebesar USD130 juta lebih (sekitar Rp1,8 triliun), jika perusahaan melanggar ketentuan perintah atau persetujuan U.S. Auto Safety Laws.
Takata telah mengakui dan menyadari cacat produksinya, serta gagal melakukan
recall tepat pada waktu yang ditentukan. Untuk memastikan kepatuhan, kini perusahaan harus beroperasi di bawah pengawasan dan peraturan ketat selama lima tahun. Mereka juga akan dimonitor pihak keamanan independen yang ditunjuk oleh NHTSA.
Selain itu, Takata telah setuju untuk tidak menggunakan bahan yang terbuat dari ammonium nitrate propellant pada
inflators airbag, kecuali diizinkan NHTSA dan bahan kimia tersebut aman pada kendaraan. Pemasok juga dilarang menandatangani kontrak baru yang menggunakan bahan kimia propelan dan harus mengakhiri penggunaannya pada akhir 2018.
"Selama bertahun-tahun Takata telah memproduksi dan menjual inflators rusak, dan tidak mau mengakui hingga berhasil dibuktikan. Ini sama dengan memberikan informasi yang tidak lengkap, tidak akurat, serta menyesatkan bagi NHTSA, perusahaan yang menggunakan inflators dan masyarakat," kata Anthony Foxx U.S. Transportation Secretary dalam konferensi persnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)