medcom.id, Jakarta: Industri otomotif di Tiongkok terus melakukan ekspansi, baik secara produk maupun wilayah pemasaran. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk mendesain mobil dengan cara membuat mencontek desain pabrikan otomotif lainnya.
Baik model Jepang atau Eropa pernah merasakan desain karya mereka diambil-alih oleh Tiongkok. Namun, hingga saat ini belum ada yang mampu untuk membendung kondisi ini.
Dikutip dari Autoexpress, strategi milik industri otomotif Tiongkok sulit untuk dibendung. Hal ini lantaran tidak adanya hukum hak cipta internasional.
"Hal ini memerlukan setiap negara menyadari hukum properti dan intelektual negara lain. Hak cipta sangat beragam untuk setiap negara, sementara itu tetap berbeda prinsipnya tetap sama,” jelas Oliver Tidman selaku pengacara dari firma hukum kekayaan intelektual asal Inggris (BRIFFA).
Oliver melanjutkan bahwa jika merasa desainnya ditiru, maka proses untuk menuntutnya tidak mudah. Si perusahaan harus bisa membuktikan bahwa desainnya sudah ditiru dengan bentuk yang sama dan merupakan turunan dari desain awal.
“Harus ada hubungan kausal di antara kedua produk, hal ini sulit dibuktikan,” lanjut Oliver.
Salah satu pabrikan yang pernah merasakan aktvitas copy-paste adalah Jaguar Land Rover (JLR). Desain Evoque JLR secara mentah-mentah di ambil oleh Landwind dengan produknya X7. Pihak JLR mengklaim bahwa X7 memiliki kemiripan desain hingga 90 persen.
Brand otomotif asal Inggris tersebut juga sempat meminta pemerintah Tiongkok untuk melarang Landwind menjual X7 di pasar otomotif Tiongkok, namun usahanya sia-sia. Mengingat pemerintah Tiongkok memang mendukung upaya anak negerinya, termasuk industri otomotif lokal di sana.
Meski kualitas X7 tidak dapat diadu dengan Evoque, namun tetap saja ini sangat merugikan Land Rover sebagai produsen Evoque.
Tentu saja selain JLR, sudah banyak pabrikan otomotif dunia yang menjadi korban industri otomotif Tiongkok. Kira-kira kapan kondisi tragis ini akan berakhir?
medcom.id, Jakarta: Industri otomotif di Tiongkok terus melakukan ekspansi, baik secara produk maupun wilayah pemasaran. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk mendesain mobil dengan cara membuat mencontek desain pabrikan otomotif lainnya.
Baik model Jepang atau Eropa pernah merasakan desain karya mereka diambil-alih oleh Tiongkok. Namun, hingga saat ini belum ada yang mampu untuk membendung kondisi ini.
Dikutip dari Autoexpress, strategi milik industri otomotif Tiongkok sulit untuk dibendung. Hal ini lantaran tidak adanya hukum hak cipta internasional.
"Hal ini memerlukan setiap negara menyadari hukum properti dan intelektual negara lain. Hak cipta sangat beragam untuk setiap negara, sementara itu tetap berbeda prinsipnya tetap sama,” jelas Oliver Tidman selaku pengacara dari firma hukum kekayaan intelektual asal Inggris (BRIFFA).
Oliver melanjutkan bahwa jika merasa desainnya ditiru, maka proses untuk menuntutnya tidak mudah. Si perusahaan harus bisa membuktikan bahwa desainnya sudah ditiru dengan bentuk yang sama dan merupakan turunan dari desain awal.
“Harus ada hubungan kausal di antara kedua produk, hal ini sulit dibuktikan,” lanjut Oliver.
Salah satu pabrikan yang pernah merasakan aktvitas
copy-paste adalah Jaguar Land Rover (JLR). Desain Evoque JLR secara mentah-mentah di ambil oleh Landwind dengan produknya X7. Pihak JLR mengklaim bahwa X7 memiliki kemiripan desain hingga 90 persen.
Brand otomotif asal Inggris tersebut juga sempat meminta pemerintah Tiongkok untuk melarang Landwind menjual X7 di pasar otomotif Tiongkok, namun usahanya sia-sia. Mengingat pemerintah Tiongkok memang mendukung upaya anak negerinya, termasuk industri otomotif lokal di sana.
Meski kualitas X7 tidak dapat diadu dengan Evoque, namun tetap saja ini sangat merugikan Land Rover sebagai produsen Evoque.
Tentu saja selain JLR, sudah banyak pabrikan otomotif dunia yang menjadi korban industri otomotif Tiongkok. Kira-kira kapan kondisi tragis ini akan berakhir?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)