medcom.id: Sepanjang 2013-2015 tercatat 51 juta unit mobil ditarik (recall) untuk mengatasi masalah komponen yang tidak bekerja semestinya atau cacat produk. Sebanyak 45 juta di antaranya belum diperbaiki.
Demikian laporan J.D. Power berdasarkan analisa data National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), menggunakan platform SafetyIQ untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat penyelesaian bagi mereka yang terdampak. Seperti usia mobil, jenis mobil, populasi keseluruhan dan jenis recall.
Ditemukan bahwa mobil berusia tua cenderung tidak diperbaiki, untuk model 2003-2007 dengan tingkat penyelesaian sebesar 44 persen. Sebagai perbandingan, untuk model 2013-2017 tingkat penyelesaian mencapai 73 persen.
Jenis mobil juga berpengaruh terhadap tingkat penyelesaian. Van besar/van niaga, yang secara keseluruhan memiliki angka tertinggi, yaitu 85 persen kendaraan. Diikuti SUV premium kompak sebesar 85 persen.
Sedangkan mid-premium sports car, dengan tingkat penyelesain 31 persen. Large SUV memiliki tingkat penyelesaian 33 persen.
Sementara, populasi mobil yang lebih besar memiliki tantangan penyelesaian yang lebih besar pula. Recall yang mempengaruhi lebih dari satu juta kendaraan memiliki tingkat penyelesaian 49 persen, dibanding dengan recall 10 ribu unit kendaraan yang memiliki tingkat penyelesaian 67 persen.
Terakhir, pemilik cenderung memperbaiki kendaraannya jika recall mempengaruhi komponen utama. Misalnya, kerusakan powertrain dengan tingkat penyelesaian 71 persen, komponen listrik di 62 persen dan rem hidrolik 66 persen. Perbaikan suspensi dan aribag memiliki tingkat penyelesaian terendah di angka 48 persen dan 47 persen.
"Dengan memahami tren perilaku pemilik kendaraan serta tingkat penyelesaian recall menurut jenis kendaraan dan kerusakan komponen, industri diharap bisa meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen." kata Wakil Presiden U.S automotive Renee Stephens.
medcom.id: Sepanjang 2013-2015 tercatat 51 juta unit mobil ditarik (
recall) untuk mengatasi masalah komponen yang tidak bekerja semestinya atau cacat produk. Sebanyak 45 juta di antaranya belum diperbaiki.
Demikian laporan J.D. Power berdasarkan analisa data National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), menggunakan
platform SafetyIQ untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat penyelesaian bagi mereka yang terdampak. Seperti usia mobil, jenis mobil, populasi keseluruhan dan jenis
recall.
Ditemukan bahwa mobil berusia tua cenderung tidak diperbaiki, untuk model 2003-2007 dengan tingkat penyelesaian sebesar 44 persen. Sebagai perbandingan, untuk model 2013-2017 tingkat penyelesaian mencapai 73 persen.
Jenis mobil juga berpengaruh terhadap tingkat penyelesaian. Van besar/van niaga, yang secara keseluruhan memiliki angka tertinggi, yaitu 85 persen kendaraan. Diikuti SUV premium kompak sebesar 85 persen.
Sedangkan
mid-premium sports car, dengan tingkat penyelesain 31 persen.
Large SUV memiliki tingkat penyelesaian 33 persen.
Sementara, populasi mobil yang lebih besar memiliki tantangan penyelesaian yang lebih besar pula.
Recall yang mempengaruhi lebih dari satu juta kendaraan memiliki tingkat penyelesaian 49 persen, dibanding dengan
recall 10 ribu unit kendaraan yang memiliki tingkat penyelesaian 67 persen.
Terakhir, pemilik cenderung memperbaiki kendaraannya jika
recall mempengaruhi komponen utama. Misalnya, kerusakan
powertrain dengan tingkat penyelesaian 71 persen, komponen listrik di 62 persen dan rem hidrolik 66 persen. Perbaikan suspensi dan
aribag memiliki tingkat penyelesaian terendah di angka 48 persen dan 47 persen.
"Dengan memahami tren perilaku pemilik kendaraan serta tingkat penyelesaian
recall menurut jenis kendaraan dan kerusakan komponen, industri diharap bisa meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen." kata Wakil Presiden U.S automotive Renee Stephens.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)