Yokohama: Komponen baterai yang ada di mobil listrik menjadi salah satu bagian vital sumber energi kendaraan. Hal ini yang kemudian coba terus dikembangkan oleh produsen baterai dan otomotif untuk menghasilkan baterai yang lebih efektif, berdaya tinggi, dan ramah lingkungan.
Nissan sebagai produsen mobil yang cukup getol dalam pengembangan mobil listrik kini telah mempersiapkan baterai terbaru untuk digunakan. Baterai ini adalah lanjutan dari teknologi lithium-ion yang biasanya digunakan oleh baterai-baterai umumnya, namun diklaim lebih canggih serta membantu konsumen menggunakan energi murah dan terbarukan secara lebih efektif.
Baterai all-polymer dikatakan sebagai generasi lanjutan dari baterai lithium-ion dengan struktur bipolar. Strukturnya akan membantu konsumen untuk lebih efektif menggunakan energi murah terbarukan dengan biaya awal yang lebih rendah.
"Kami percaya luas dari teknologi ini akan berkontribusi untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan di Amerika Serikat, dan membantu mewujudkan masyarakat rendah karbon yang berkelanjutan,” kata Wakil presiden Divisi Strategi dan Pengembangan Bisnis Nissan, Hideki Kimata keterangan resmi.
Dalam pengembangan baterai ini, raksasa otomotif asal Jepang itu didukung oleh investasi dari perusahaan besar seperti APB Corp yang berbasis di Tokyo. Perusahaan ini akan menggunakan teknologi Nissan untuk membuat baterai all-polymer untuk penggunaan penyimpanan.
Nissan mulai meneliti dan mengembangkan baterai lithium-ion pada awal 1990-an. Pada 1997, disusul dengan meluncurkan Prairie Joy EV dan menjadi pelopor dalam memasang baterai lithium-ion pada mobil listrik komersial. Sejak saat itu, rekan dari Renault dan Mitsubishi ini terus meneliti teknologi inti dan mengejar inovasi di bidang baterai mobil listrik.
Nissan sendiri diketahui telah memiliki line mobil listrik yaitu Nissan Leaf. Rencananya mobil ini juga akan dipasarkan di Indonesia di 2020.
Yokohama: Komponen baterai yang ada di mobil listrik menjadi salah satu bagian vital sumber energi kendaraan. Hal ini yang kemudian coba terus dikembangkan oleh produsen baterai dan otomotif untuk menghasilkan baterai yang lebih efektif, berdaya tinggi, dan ramah lingkungan.
Nissan sebagai produsen mobil yang cukup getol dalam pengembangan mobil listrik kini telah mempersiapkan baterai terbaru untuk digunakan. Baterai ini adalah lanjutan dari teknologi lithium-ion yang biasanya digunakan oleh baterai-baterai umumnya, namun diklaim lebih canggih serta membantu konsumen menggunakan energi murah dan terbarukan secara lebih efektif.
Baterai all-polymer dikatakan sebagai generasi lanjutan dari baterai lithium-ion dengan struktur bipolar. Strukturnya akan membantu konsumen untuk lebih efektif menggunakan energi murah terbarukan dengan biaya awal yang lebih rendah.
"Kami percaya luas dari teknologi ini akan berkontribusi untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan di Amerika Serikat, dan membantu mewujudkan masyarakat rendah karbon yang berkelanjutan,” kata Wakil presiden Divisi Strategi dan Pengembangan Bisnis Nissan, Hideki Kimata keterangan resmi.
Dalam pengembangan baterai ini, raksasa otomotif asal Jepang itu didukung oleh investasi dari perusahaan besar seperti APB Corp yang berbasis di Tokyo. Perusahaan ini akan menggunakan teknologi Nissan untuk membuat baterai all-polymer untuk penggunaan penyimpanan.
Nissan mulai meneliti dan mengembangkan baterai lithium-ion pada awal 1990-an. Pada 1997, disusul dengan meluncurkan Prairie Joy EV dan menjadi pelopor dalam memasang baterai lithium-ion pada mobil listrik komersial. Sejak saat itu, rekan dari Renault dan Mitsubishi ini terus meneliti teknologi inti dan mengejar inovasi di bidang baterai mobil listrik.
Nissan sendiri diketahui telah memiliki line mobil listrik yaitu Nissan Leaf. Rencananya mobil ini juga akan dipasarkan di Indonesia di 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
