Jakarta: Indonesia kembali berpeluang memperbesar industri otomotifnya. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan, memberikan kode ada merek mobil listrik yang hendak masuk ke Indonesia dan siap menanam investasinya di Tanah Air.
Luhut sudah melaporkan proposal investasi yang masuk kepada Presiden Joko Widodo. Disebutkan nilai investasi yang disiapkan mencapai USD1,3 Miliar.
“Pak Presiden dapat saya laporkan minggu lalu kami sudah menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi Indonesia dengan nilai investasi 1,3 miliar dolar AS,” kata Luhut dikutip dari Antara.
Luhut menjelaskan calon investor tersebut juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga sebagai salah satu bahan baku mobil listrik.
Baca Juga:
BBM Shell Disuntik Teknologi Baru, Bisa Bersihkan Endapan
“Ini akan menjadi game changer karena produk kendaraan listrik yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau juga, dan mereka juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga,” ujar Luhut tanpa menyebut entitas calon investor tersebut.
Karena itu, kata Luhut, dalam konsep pengembangan ekosistem mobil listrik, hilirisasi tembaga di Indonesia perlu menjadi prioritas utama. Dia mencontohkan dalam satu mobil listrik, dibutuhkan tembaga sebanyak 56 kilogram, di luar kebutuhan tembaga pada baterai mobil listrik.
Dengan begitu, ujar Luhut, pembangunan pabrik pengolahan tembaga menjadi sangat penting. Indonesia memiliki target untuk dapat memproduksi jutaan mobil dan motor listrik.
Indonesia telah memiliki modal untuk menjadi pemain penting dalam industri mobil listrik dengan kepemilikan cadangan tembaga yang besar dan regulasi agar kewajiban pengusaha membuat smelter tembaga.
Baca Juga:
Sertifikasi Mengemudi Jadi Syarat SIM, Korlantas: Hasil Analisa & Evaluasi
“Ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia,” ujar Luhut.
Luhut juga menjelaskan dengan potensi pengembangan industri mobil listrik itu, maka strategi hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt dan bauksit harus terintegrasi. "Untuk menciptakan ekosistem mobil listrik, baterai lithium yang terintegrasi dan juga kebutuhan-kebutuhan teknologi lainnya," katanya.
Jakarta: Indonesia kembali berpeluang memperbesar industri otomotifnya. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan, memberikan kode ada merek mobil listrik yang hendak masuk ke Indonesia dan siap menanam investasinya di Tanah Air.
Luhut sudah melaporkan proposal investasi yang masuk kepada Presiden Joko Widodo. Disebutkan nilai investasi yang disiapkan mencapai USD1,3 Miliar.
“Pak Presiden dapat saya laporkan minggu lalu kami sudah menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi Indonesia dengan nilai investasi 1,3 miliar dolar AS,” kata Luhut dikutip dari Antara.
Luhut menjelaskan calon investor tersebut juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga sebagai salah satu bahan baku mobil listrik.
Baca Juga:
BBM Shell Disuntik Teknologi Baru, Bisa Bersihkan Endapan
“Ini akan menjadi game changer karena produk kendaraan listrik yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau juga, dan mereka juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga,” ujar Luhut tanpa menyebut entitas calon investor tersebut.
Karena itu, kata Luhut, dalam konsep pengembangan ekosistem mobil listrik, hilirisasi tembaga di Indonesia perlu menjadi prioritas utama. Dia mencontohkan dalam satu mobil listrik, dibutuhkan tembaga sebanyak 56 kilogram, di luar kebutuhan tembaga pada baterai mobil listrik.
Dengan begitu, ujar Luhut, pembangunan pabrik pengolahan tembaga menjadi sangat penting. Indonesia memiliki target untuk dapat memproduksi jutaan mobil dan motor listrik.
Indonesia telah memiliki modal untuk menjadi pemain penting dalam industri mobil listrik dengan kepemilikan cadangan tembaga yang besar dan regulasi agar kewajiban pengusaha membuat smelter tembaga.
Baca Juga:
Sertifikasi Mengemudi Jadi Syarat SIM, Korlantas: Hasil Analisa & Evaluasi
“Ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia,” ujar Luhut.
Luhut juga menjelaskan dengan potensi pengembangan industri mobil listrik itu, maka strategi hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt dan bauksit harus terintegrasi. "Untuk menciptakan ekosistem mobil listrik, baterai lithium yang terintegrasi dan juga kebutuhan-kebutuhan teknologi lainnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)