Canberra: Proyeksi pertumbuhan mobil listrik akan terjadi di tahun 2024 ini. Meski tetap peningkatan secara kuantitas, namun nyatanya masih banyak warga Negeri Kanguru yang ogah membeli mobil listrik.
Survei Kendaraan Listrik dan Hibrida yang dilakukan Zing Insight melibatkan 2.000 pengemudi di Australia untuk mendapatkan informasi mengenai kendaraan yang mereka kendarai saat ini dan kendaraan yang akan mereka beli. Hasil survei tersebut menunjukkan 57 persen reponden menganggap kendaraan listrik terlalu mahal.
Mereka juga hanya mau membayar hingga delapan persen lebih mahal untuk sebuah kendaraan listrik dibandingkan harga kendaraan bermesin bensin. Sebanyak 50 persen responden mengatakan kurangnya stasiun pengisian daya dan infrastruktur kendaraan listrik menjadi alasan utama mereka belum mau membeli kendaraan bergenre tersebut.
Sekitar 44 persen khawatir rumah mereka tidak memiliki pengisi daya yang diperlukan untuk kendaraan listrik, sementara 17 persen menyebutkan harga jual kembali yang rendah sebagai alasan untuk tidak membeli kendaraan listrik.
Namun, 67 persen dari mereka yang terlibat dalam penelitian tersebut menyatakan tertarik dengan kendaraan listrik karena tidak menimbulkan asap dan baik bagi lingkungan. Biaya pengoperasian yang lebih rendah adalah alasan paling populer dan semakin menjadi alasan utama mengapa mereka menyukai kendaraan listrik.
Jika melihat secara data, sesungguhnya terjadi peningkatan penjualan mobil listrik di sana. Seperti dilansir dari Car Expert Australia, angka tersebut naik menjadi 46,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan 8,3 persen penjualan kendaraan baru dalam empat bulan tersebut terdiri dari kendaraan listrik.
Canberra: Proyeksi pertumbuhan
mobil listrik akan terjadi di tahun 2024 ini. Meski tetap peningkatan secara kuantitas, namun nyatanya masih banyak warga Negeri Kanguru yang ogah membeli
mobil listrik.
Survei Kendaraan Listrik dan Hibrida yang dilakukan Zing Insight melibatkan 2.000 pengemudi di Australia untuk mendapatkan informasi mengenai kendaraan yang mereka kendarai saat ini dan kendaraan yang akan mereka beli. Hasil survei tersebut menunjukkan 57 persen reponden menganggap kendaraan listrik terlalu mahal.
Mereka juga hanya mau membayar hingga delapan persen lebih mahal untuk sebuah kendaraan listrik dibandingkan harga kendaraan bermesin bensin. Sebanyak 50 persen responden mengatakan kurangnya stasiun pengisian daya dan infrastruktur kendaraan listrik menjadi alasan utama mereka belum mau membeli kendaraan bergenre tersebut.
Sekitar 44 persen khawatir rumah mereka tidak memiliki pengisi daya yang diperlukan untuk kendaraan listrik, sementara 17 persen menyebutkan harga jual kembali yang rendah sebagai alasan untuk tidak membeli kendaraan listrik.
Namun, 67 persen dari mereka yang terlibat dalam penelitian tersebut menyatakan tertarik dengan kendaraan listrik karena tidak menimbulkan asap dan baik bagi lingkungan. Biaya pengoperasian yang lebih rendah adalah alasan paling populer dan semakin menjadi alasan utama mengapa mereka menyukai kendaraan listrik.
Jika melihat secara data, sesungguhnya terjadi peningkatan penjualan mobil listrik di sana. Seperti dilansir dari Car Expert Australia, angka tersebut naik menjadi 46,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan 8,3 persen penjualan kendaraan baru dalam empat bulan tersebut terdiri dari kendaraan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
