BRIN Dorong Standarisasi Pemadam Kebakaran, Termasuk EV

Jakarta: Kebakaran mobil listrik harus diantisipasi untuk meminimalisir risiko kerugian dan korban jiwa. Oleh sebab itu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar (PRTPS), bersama mitra menjalin kerja sama untuk mengembangkan standar perlindungan untuk kebakaran, terutama yang disebabkan oleh kendaraan listrik (EV). Kepala PRTPS BRIN, Teguh Muttaqie, mendorong kerja sama ini agar dapat menyelesaikan permasalahan terkait standardisasi peralatan pemadam kebakaran di Indonesia. "Di Indonesia, perkembangan standardisasi peralatan pemadam kebakaran perlu sinkronisasi, terutama dalam teknologi pengujian dan pengembangan laboratorium. Keselamatan masyarakat Indonesia adalah fokus utama kami," kata Teguh dikutip dari Antara. Ia menjelaskan kerja sama ini berfokus pada beberapa aspek di antaranya identifikasi resiko bahaya baterai serta stasiun pengisian daya pada EV dan sistem penyimpanan energi baterai (Battery Energy Storage System/BESS).   Kemudian mencakup pengembangan standar metode pencegahan, pengamanan, dan pemadaman kebakaran terkait baterai maupun stasiun pengisian daya pada EV dan BESS, serta riset penanganan limbah baterai. Selain itu, kerja sama ini juga mengadakan studi referensi terhadap standar internasional dan analisis perbedaan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), serta karakterisasi kebakaran baterai. Presiden & CEO Indonesia Fire and Rescue Foundation (IFRF), Peter Placidus S Petrus, menekankan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan proteksi kebakaran. Ia menjelaskan terdapat tiga aspek penting dalam langkah perlindungan dari kebakaran, terutama proteksi pasif, yakni pintu tahan api, sistem alarm kebakaran, dan pompa pemadam kebakaran. "Pintu tahan api dan sistem alarm kebakaran yang mengaktifkan proteksi pemadam, termasuk berbagai jenis pompa pemadam kebakaran, baik yang tetap maupun portable, yang saat ini sedang dalam proses SNI," ujar Peter.