Inggris: Mengemudi terlalu cepat diketahui bisa membuat resiko kecelakaan di jalan meningkat semakin tinggi. Tidak hanya itu saja, ternyata mengemudi terlalu pelan pun dijalanan juga membuat resiko kecelakaan di jalan meningkat.
Data yang dirilis oleh Departemen Transportasi Inggris mencatat, total 26 orang terluka parah, dua tewas, dan 132 luka ringan dalam data kecelakaan tahun lalu. Uniknya kecelakaan ini disebabkan oleh pengemudi lambat yang berkontribusi besar terhadap kecelakaan lalu lintas.
Efek domino dari pengemudi yang menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah turut akan memicu terjadinya kemacetan karena mobil di belakangnya ikut melambat. Kondisi ini kemudian memancing emosi pengemudi lain yang berada di belakang untuk melakukan manuver mendahului. Kondisi tersebut justru berdampak dari terjadinya kecelakaan, dimana saat bermanuver pengemudi yang tengah melaju dengan kecepatan berdasarkan standar maksimum bisa menabrak pengemudi yang melakukan manuver.
Anggota pendiri Aliansi Pengemudi Inggris, Hugh Bladon, buka suara bahwa mengemudi dengan kecepatan rendah merupakan cara yang egois karena bisa berdampak terhadap terjadinya kecelakaan. Efek dari mengemudi terlalu lambat menyebabkan frustrasi bagi orang lain dan dapat menyebabkan mereka mencoba melakukan manuver menyalip, yang merupakan hal paling berbahaya yang dapat dilakukan di jalan.
"Mengemudi terlalu lambat pada dasarnya egois dan benar-benar bodoh, dan merupakan resep bencana," ujar Hugh Bladon dikutip dari Carscoops.
Di Inggris, mereka yang mengemudi di bawah batas kecepatan dapat didenda GBP100 dan tiga poin penalti SIM mereka. Di beberapa negara, ada batas kecepatan minimum yang dipasang di samping tanda batas kecepatan normal sementara di negara lain, tanda tersebut tidak ada.
Kalau di Indonesia, kira-kira lebih banyak orang yang mengebut atau mengemudi perlahan?
Inggris: Mengemudi terlalu cepat diketahui bisa membuat resiko kecelakaan di jalan meningkat semakin tinggi. Tidak hanya itu saja, ternyata mengemudi terlalu pelan pun dijalanan juga membuat resiko kecelakaan di jalan meningkat.
Data yang dirilis oleh Departemen Transportasi Inggris mencatat, total 26 orang terluka parah, dua tewas, dan 132 luka ringan dalam data kecelakaan tahun lalu. Uniknya kecelakaan ini disebabkan oleh pengemudi lambat yang berkontribusi besar terhadap kecelakaan lalu lintas.
Efek domino dari pengemudi yang menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah turut akan memicu terjadinya kemacetan karena mobil di belakangnya ikut melambat. Kondisi ini kemudian memancing emosi pengemudi lain yang berada di belakang untuk melakukan manuver mendahului. Kondisi tersebut justru berdampak dari terjadinya kecelakaan, dimana saat bermanuver pengemudi yang tengah melaju dengan kecepatan berdasarkan standar maksimum bisa menabrak pengemudi yang melakukan manuver.
Anggota pendiri Aliansi Pengemudi Inggris, Hugh Bladon, buka suara bahwa mengemudi dengan kecepatan rendah merupakan cara yang egois karena bisa berdampak terhadap terjadinya kecelakaan. Efek dari mengemudi terlalu lambat menyebabkan frustrasi bagi orang lain dan dapat menyebabkan mereka mencoba melakukan manuver menyalip, yang merupakan hal paling berbahaya yang dapat dilakukan di jalan.
"Mengemudi terlalu lambat pada dasarnya egois dan benar-benar bodoh, dan merupakan resep bencana," ujar Hugh Bladon dikutip dari Carscoops.
Di Inggris, mereka yang mengemudi di bawah batas kecepatan dapat didenda GBP100 dan tiga poin penalti SIM mereka. Di beberapa negara, ada batas kecepatan minimum yang dipasang di samping tanda batas kecepatan normal sementara di negara lain, tanda tersebut tidak ada.
Kalau di Indonesia, kira-kira lebih banyak orang yang mengebut atau mengemudi perlahan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)