Jakarta: Kasus kecelakaan kendaraan, khususnya yang melibatkan kendaraan umum, masih kerap terjadi di Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan, mulai dari penggunaan suku cadang palsu sampai abai melakukan perawatan demi mengejar "cuan".
Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan kelalaian yang mengakibatkan kecelakaan seringkali merenggut nyawa penumpang karena masih banyaknya penggunaan komponen palsu demi mengejar keuntungan.
“Penggunaan spare parts KW atau penundaan penggantian akibat jam operasional yang sangat padat, penekanan pada target keuntungan yang berakibat pada pengabaian keselamatan,” kata Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA.
Selain itu, penyebab terjadinya kecelakaan yang kerap kali merenggut nyawa pada penumpang itu dikarenakan para pemilik maupun sopir tidak secara benar merawat armada mereka sesuai dengan standar yang berlaku.
Lebih lanjut dikatakannya kerap menyepelekan berbagai hal keselamatan bagi para penumpang, sopir dan orang sekitar juga menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan maut yang belakangan ini marak terjadi.
“Ketidakpatuhan pengelola terhadap regulasi keselamatan dan kelayakan jalan sehingga sistem pengawasan internal yang tidak memadai untuk memastikan kondisi bus layak jalan,” ujar dia.
Dia juga menuturkan kesadaran literasi keselamatan berkendara baik dari pribadi maupun perusahaan penyedia jasa armada juga masih dinilai minim hingga saat ini.
“Kecelakaan maut bus akibat rem blong merupakan tragedi yang berulang kali terjadi di Indonesia, pada umumnya akibat dari kelalaian manusia,” tutur dia.
Jakarta: Kasus
kecelakaan kendaraan, khususnya yang melibatkan
kendaraan umum, masih kerap terjadi di Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan, mulai dari penggunaan
suku cadang palsu sampai abai melakukan perawatan demi mengejar "cuan".
Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan kelalaian yang mengakibatkan kecelakaan seringkali merenggut nyawa penumpang karena masih banyaknya penggunaan komponen palsu demi mengejar keuntungan.
“Penggunaan spare parts KW atau penundaan penggantian akibat jam operasional yang sangat padat, penekanan pada target keuntungan yang berakibat pada pengabaian keselamatan,” kata Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA.
Selain itu, penyebab terjadinya kecelakaan yang kerap kali merenggut nyawa pada penumpang itu dikarenakan para pemilik maupun sopir tidak secara benar merawat armada mereka sesuai dengan standar yang berlaku.
Lebih lanjut dikatakannya kerap menyepelekan berbagai hal keselamatan bagi para penumpang, sopir dan orang sekitar juga menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan maut yang belakangan ini marak terjadi.
“Ketidakpatuhan pengelola terhadap regulasi keselamatan dan kelayakan jalan sehingga sistem pengawasan internal yang tidak memadai untuk memastikan kondisi bus layak jalan,” ujar dia.
Dia juga menuturkan kesadaran literasi keselamatan berkendara baik dari pribadi maupun perusahaan penyedia jasa armada juga masih dinilai minim hingga saat ini.
“Kecelakaan maut bus akibat rem blong merupakan tragedi yang berulang kali terjadi di Indonesia, pada umumnya akibat dari kelalaian manusia,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)