medcom.id: Terungkapnya kasus inflator airbag Takata yang cacat, membuat hampir puluhan juta mobil harus di-recall untuk diperbaiki segera. Di dalam proyek recall massal ini BMW, Mazda, Subaru dan Toyota sepakat bekerjasama anggarkan USD 553 atau Rp 7,4 triliun untuk pembiayaannya.
Komposisi pembagian berdasarkan jumlah produknya yang terdampak yang untuk empat merek ini setidaknya mencapai 16 juta mobil dalam berbagai tipe dan varian. Kantor berita Reuter, Jumat (19/5/2017), menyebutkan pembagian besarnya nilai urunan adalah Toyota USD 278,5 juta, disusul BMW USD 131 juta, Mazda USD 76 juta lalu Subaru USD 68 juta.
Dana sebesar itu diperlukan karena banyaknya mobil yang terdampak dan tersebar luas di berbagai negara. Perincian penggunaan dananya adalah untuk menelusuri keberadaan unit mobil dan mengingatkan pemiliknya segera ke bengkel, penyediaan mobil sewaan pengganti selama mobil dengan inflator airbag bermasalah diperbaiki dan biaya perbaikannya.
"Skema ini untuk penyelesaian kami terhadap pelanggan," kata seorang juru bicara Mazda di Tokyo.
Maka jelas kerjasama empat produsen itu tidak berarti proses hukum terhadap Takata dengan sendirinya selesai. Sebab diperkirakan jumlah mobil dengan inflator airbag bermasalah ada seratusan juta unit lansiran mulai 2008 dari 19 merek berbeda dan tersebar di berbagai negara. Termasuk Honda, Ford, dan Nissan yang kini sedang hadapi gugatan hukum dari pelanggannya gara-gara airbag Takata.
Takata menolak menanggapi kerjasama BMW-Mazda-Subaru-Toyota. Januari lalu Takata Corp telah setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan melakukan kejahatan di Pengadilan Florida, Amerika Serikat dan bersedia membayar USD 1 miliar untuk dana kompensasi terhadap para korban kecelakaan yang diakibatkan inflator airbag produksinya.
Sejauh ini para produsen mobil telah menarik 46 juta inflator airbag Takata di seluruh Amerika Serikat. Hingga 2019 mendatang ditargetkan recall akan mencakup lebih dari 70 juta.
medcom.id: Terungkapnya kasus inflator airbag Takata yang cacat, membuat hampir puluhan juta mobil harus di-recall untuk diperbaiki segera. Di dalam proyek
recall massal ini BMW, Mazda, Subaru dan Toyota sepakat bekerjasama anggarkan USD 553 atau Rp 7,4 triliun untuk pembiayaannya.
Komposisi pembagian berdasarkan jumlah produknya yang terdampak yang untuk empat merek ini setidaknya mencapai 16 juta mobil dalam berbagai tipe dan varian. Kantor berita Reuter, Jumat (19/5/2017), menyebutkan pembagian besarnya nilai urunan adalah Toyota USD 278,5 juta, disusul BMW USD 131 juta, Mazda USD 76 juta lalu Subaru USD 68 juta.
Dana sebesar itu diperlukan karena banyaknya mobil yang terdampak dan tersebar luas di berbagai negara. Perincian penggunaan dananya adalah untuk menelusuri keberadaan unit mobil dan mengingatkan pemiliknya segera ke bengkel, penyediaan mobil sewaan pengganti selama mobil dengan
inflator airbag bermasalah diperbaiki dan biaya perbaikannya.
"Skema ini untuk penyelesaian kami terhadap pelanggan," kata seorang juru bicara Mazda di Tokyo.
Maka jelas kerjasama empat produsen itu tidak berarti proses hukum terhadap Takata dengan sendirinya selesai. Sebab diperkirakan jumlah mobil dengan
inflator airbag bermasalah ada seratusan juta unit lansiran mulai 2008 dari 19 merek berbeda dan tersebar di berbagai negara. Termasuk Honda, Ford, dan Nissan yang kini sedang hadapi gugatan hukum dari pelanggannya gara-gara
airbag Takata.
Takata menolak menanggapi kerjasama BMW-Mazda-Subaru-Toyota. Januari lalu Takata Corp telah setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan melakukan kejahatan di Pengadilan Florida, Amerika Serikat dan bersedia membayar USD 1 miliar untuk dana kompensasi terhadap para korban kecelakaan yang diakibatkan inflator airbag produksinya.
Sejauh ini para produsen mobil telah menarik 46 juta inflator airbag Takata di seluruh Amerika Serikat. Hingga 2019 mendatang ditargetkan recall akan mencakup lebih dari 70 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)