medcom.id, Surabaya: Penyebab terbakarnya mobil Sapu Angin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di London masih dalam penyelidikan. Salah satu kemungkinan pemicu api adalah gesekan antara rangka mobil dengan baterei dalam perjalanan pengiriman mobil.
“Tetapi semuanya masih dugaan-dugaan. Nanti tim investigasi yang akan mendalami semuanya,” kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati, kepada Metrotvnews.com.
"Mudah-mudahan dalam pengiriman ini diasuransikan sehingga tim ITS tidak terlalu kecewa karena memperoleh ganti rugi untuk merakit kembali Sapu Angin yang lebih handal,” lanjutnya.
Sementara menurut Witantyo, dosen pembimbing yang mendampingi tujuh mahasiswa anggota tim Sapu Angin itu, menerima kabar peti kemas berisi Sapu Angin ITS terbakar ketika tim transit di Doha, Qatar. Mereka dalam perjalanan ke London untuk mengikuti EcoShell Marathon Challenge Divers World Championship (DWC) di Stadion Olympic.
“Kami hanya merima kabar peti kemas itu terbakar saat pengiriman dari gudang di London menuju lokasi lomba. Pada saat akan diturunkan itulah terlihat asap dari boks atau peti kemas,” katanya.
Dijelaskan Witantyo, boks yang terbuat dari logam itu menyebabkan api terlokalisir di dalam boks sehingga api tidak menyebar. Tetapi menghanguskan hampir seluruh isi boks.
Gesekan antara baterei dengan logam dan peralatan mobil masih kemungkinan. Sebab selama dalam konteiner baterai yang ada juga tidak tersambung dengan kabel atau rangkaian mobil. Bahkan dalam kondisi terurai.
Saat pengiriman Witantyo menjelaskan, semua sudah dipersiapkan dengan matang. Lalu diserahkan ke jasa kargo pengiriman udara. Pihak bea cukai di London juga menjelaskan tidak membongkar karena sudah ada stiker pemeriksaan yang menempel pada boks dari pihak pengirim di Indonesia.
medcom.id, Surabaya: Penyebab terbakarnya mobil Sapu Angin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di London masih dalam penyelidikan. Salah satu kemungkinan pemicu api adalah gesekan antara rangka mobil dengan baterei dalam perjalanan pengiriman mobil.
“Tetapi semuanya masih dugaan-dugaan. Nanti tim investigasi yang akan mendalami semuanya,” kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati, kepada Metrotvnews.com.
"Mudah-mudahan dalam pengiriman ini diasuransikan sehingga tim ITS tidak terlalu kecewa karena memperoleh ganti rugi untuk merakit kembali Sapu Angin yang lebih handal,” lanjutnya.
Sementara menurut Witantyo, dosen pembimbing yang mendampingi tujuh mahasiswa anggota tim Sapu Angin itu, menerima kabar peti kemas berisi Sapu Angin ITS terbakar ketika
tim transit di Doha, Qatar. Mereka dalam perjalanan ke London untuk mengikuti EcoShell Marathon Challenge Divers World Championship (DWC) di Stadion Olympic.
“Kami hanya merima kabar peti kemas itu terbakar saat pengiriman dari gudang di London menuju lokasi lomba. Pada saat akan diturunkan itulah terlihat asap dari boks atau peti kemas,” katanya.
Dijelaskan Witantyo, boks yang terbuat dari logam itu menyebabkan api terlokalisir di dalam boks sehingga api tidak menyebar. Tetapi menghanguskan hampir seluruh isi boks.
Gesekan antara baterei dengan logam dan peralatan mobil masih kemungkinan. Sebab selama dalam konteiner baterai yang ada juga tidak tersambung dengan kabel atau rangkaian mobil. Bahkan dalam kondisi terurai.
Saat pengiriman Witantyo menjelaskan, semua sudah dipersiapkan dengan matang. Lalu diserahkan ke jasa kargo pengiriman udara. Pihak bea cukai di London juga menjelaskan tidak membongkar karena sudah ada stiker pemeriksaan yang menempel pada boks dari pihak pengirim di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)
