medcom.id: General Motors (GM) diperkirakan akan menjadi merek mobil pertama yang keluar dari Inggris. Langkah ini bisa saja diambil lantaran pengaruh iklim ekonomi Inggris pasca Brexit.
Pabrikan asal Amerika Serikat tersebut berencana mengalihkan fokus bisnisnya ke wilayah Eropa lainnya. Kemungkinan besar mereka akan mengalihkan produksi ke Jerman atau Polandia, seperti dikutip dari Automotive News Europe.
Saat ini GM masih memproduksi Vauxhall dan Opel hatchback di Ellesmere Port Inggris. Diperkirakan GM akan menutup pabriknya di Inggris pada 2021.
Pabrik di Ellesmere Port sudah beroperasi sejak 1964. Dikatakan pula kandungan komponen lokal yang digunakan oleh pabrik itu paling rendah dari semua produsen mobil di Inggris, hanya 25 persen.
Profesor Ekonomi Industri Kendaraan Bermotor di Cardiff Business School, Garel Rhys, menilai kondisi ini sangat rentan. Sehingga mengalihkan pabrik ke wilayah lain sebagai salah satu strategi yang memungkinkan untuk melindungi bisnis.
Sebuah Referendum di akhir Juni silam menghasilkan keputusan agar Inggris mundur dari keanggotaan Uni Eropa, yang kemudian dikenal dengan istilah British Exit (Brexit).
Tentu saja keanggotaan Inggris di Uni Eropa sangat terasa bagi kelancaran bisnis industri otomotif. Bebasnya mobilitas warga negara yang tergabung dengan Uni Eropa dan pasar tunggal Uni Eropa menjadi iming-iming dari sekian banyak keuntungan bergabung dengan Inggris, seperti dikutip dari Time.
Prinsip kunci dari Uni Eropa adalah pergerakan yang membebaskan warga negaranya, warga negara Inggris dapat hidup dan bekerja di mana saja, dan begitu juga sebaliknya. Kebijakan ini bagi industri otomotif dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerja dengan lebih leluasa dan upah yang lebih rendah.
Kemudian akses kepada pasar tunggal Uni Eropa juga menjadi iming-iming pabrikan otomotif berinvestasi di negara satu kali juara dunia sepak bola tersebut. Perdagangan bebas di negara-negara yang tergabung Uni Eropa jika dilihat dari sisi pajak akan lebih murah dan memudahkan proses administrasi.
Tentu saja hengkangnya Inggris dari Uni Eropa akan mengurangi manuver pabrikan otomotif di pasar Uni Eropa. Hal ini akan menjadi kerugian dan meningkatkan biaya produksi bila terus beroperasi di Inggris.
medcom.id: General Motors (GM) diperkirakan akan menjadi merek mobil pertama yang keluar dari Inggris. Langkah ini bisa saja diambil lantaran pengaruh iklim ekonomi Inggris pasca Brexit.
Pabrikan asal Amerika Serikat tersebut berencana mengalihkan fokus bisnisnya ke wilayah Eropa lainnya. Kemungkinan besar mereka akan mengalihkan produksi ke Jerman atau Polandia, seperti dikutip dari Automotive News Europe.
Saat ini GM masih memproduksi Vauxhall dan Opel hatchback di Ellesmere Port Inggris. Diperkirakan GM akan menutup pabriknya di Inggris pada 2021.
Pabrik di Ellesmere Port sudah beroperasi sejak 1964. Dikatakan pula kandungan komponen lokal yang digunakan oleh pabrik itu paling rendah dari semua produsen mobil di Inggris, hanya 25 persen.
Profesor Ekonomi Industri Kendaraan Bermotor di Cardiff Business School, Garel Rhys, menilai kondisi ini sangat rentan. Sehingga mengalihkan pabrik ke wilayah lain sebagai salah satu strategi yang memungkinkan untuk melindungi bisnis.
Sebuah Referendum di akhir Juni silam menghasilkan keputusan agar Inggris mundur dari keanggotaan Uni Eropa, yang kemudian dikenal dengan istilah British Exit (Brexit).
Tentu saja keanggotaan Inggris di Uni Eropa sangat terasa bagi kelancaran bisnis industri otomotif. Bebasnya mobilitas warga negara yang tergabung dengan Uni Eropa dan pasar tunggal Uni Eropa menjadi iming-iming dari sekian banyak keuntungan bergabung dengan Inggris, seperti dikutip dari Time.
Prinsip kunci dari Uni Eropa adalah pergerakan yang membebaskan warga negaranya, warga negara Inggris dapat hidup dan bekerja di mana saja, dan begitu juga sebaliknya. Kebijakan ini bagi industri otomotif dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerja dengan lebih leluasa dan upah yang lebih rendah.
Kemudian akses kepada pasar tunggal Uni Eropa juga menjadi iming-iming pabrikan otomotif berinvestasi di negara satu kali juara dunia sepak bola tersebut. Perdagangan bebas di negara-negara yang tergabung Uni Eropa jika dilihat dari sisi pajak akan lebih murah dan memudahkan proses administrasi.
Tentu saja hengkangnya Inggris dari Uni Eropa akan mengurangi manuver pabrikan otomotif di pasar Uni Eropa. Hal ini akan menjadi kerugian dan meningkatkan biaya produksi bila terus beroperasi di Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)