Jakarta: Di tengah era kendaraan listrik yang sedang berkembang di Indonesia, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi terhadap teknologi ramah lingkungan tersebut sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, Toyota Indonesia Academy (TIA) mengembangkan kurikulum untuk kendaraan listrik.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, menjelaskan TIA selalu melakukan evaluasi juga FGD (Focus Group Discussion) bersama para pakar industri untuk mengetahui dan beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan industri terkini khususnya dalam teknologi future process dan future product. Sehingga kurikulum pembelajaran TIA terus bertransformasi demi menjawab tantangan perkembangan teknologi di industri yang begitu cepat.
“Percepatan industri elektrifikasi yang menyeluruh baik secara proses produksi maupun SDM unggul yang ahli menjadi suatu keniscayaan. Tidak hanya menerapkan sistem green manufacturing di lini produksi, namun juga TMMIN menginisiasikan konsep green curriculum yaitu kurikulum pendidikan yang mengimpelementasikan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan dalam pembelajarannya. Kurikulum ini juga membahas mengenai environment issue sebagai tanggung jawab kita bersama dalam membantu upaya Pemerintah Indonesia mencapai target netralitas karbon di 2060 nanti,” ujar Nandi Julyanto melalui keterangan resminya.
Terakhir, TIA meluluskan 36 orang ahli yang terdiri dari 30 orang ahli di bidang perakitan kendaraan roda empat dan 6 orang ahli mesin otomasi. Secara keseluruhan, program sudah menghadirkan 255 orang ahli sejak tahun 2016.
Target Perkenalkan Kurikulum Teknologi Ramah Lingkungan Tahun 2025
Di tahun 2025, TIA telah mencanangkan beberapa target diantaranya peningkatan mutu melalui pengenalan advance manufacture technology, implementasi green teknologi kurikulum, dalam proses pendidikan serta berkontribusi melahirkan tenaga kerja unggulan yang bisa menjadi team leader di bidang pekerjaannya masing-masing.
“Transformasi industri elektrifikasi otomotif Indonesia sejatinya tidak hanya lahir melalui kehadiran sejumlah kendaraan berteknologi elektrifikasi yang ramah lingkungan, namun juga dengan hadirnya SDM ‘expert’ yang berwawasan digitalisasi. Indonesia memiliki potensi unggulan berupa besarnya porsi generasi muda untuk menjadi generasi terdepan dalam menjawab tantangan dan persaingan global," tambah Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam.
"Lulusan TIA dibentuk melalui pengajaran dan praktik yang berorientasi kebutuhan industri nasional dan menjadi expert di bidang digitalisasi seperti big data analytic & IoT, AI & robotic, robotic process automation, serta IoT & mechanical engineering. Harapannya yaitu, akselerasi para lulusan untuk mencapai level leader pada lini produksi akan semakin cepat, ujar Bob Azam.
Strategi TIA untuk mencetak lebih banyak SDM spesialis lainnya yaitu dengan melakukan ekspansi program pendidikan yang memfasilitasi karyawan TMMIN, supplier atau rantai pasok berpartisipasi dalam kegiatan shortcourse training dan credential system sehingga menjadi teknisi industri yang ahli dan juga terakreditasi. Shortcourse training bertujuan untuk mengakselerasi pemenuhuan skill spesifik yang dibutuhkan tenaga kerja industry melalui kursus dalam waktu tertentu dan juga OJD (On the Job Development). Sementara credential system bertujuan untuk merekognisi skill dan pengalaman tenaga kerja industry ke dalam SKS perkuliahan, sehingga dapat mempersingkat masa pendidikan.
Jakarta: Di tengah era kendaraan listrik yang sedang berkembang di Indonesia, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi terhadap teknologi ramah lingkungan tersebut sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, Toyota Indonesia Academy (TIA) mengembangkan kurikulum untuk kendaraan listrik.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, menjelaskan TIA selalu melakukan evaluasi juga FGD (Focus Group Discussion) bersama para pakar industri untuk mengetahui dan beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan industri terkini khususnya dalam teknologi future process dan future product. Sehingga kurikulum pembelajaran TIA terus bertransformasi demi menjawab tantangan perkembangan teknologi di industri yang begitu cepat.
“Percepatan industri elektrifikasi yang menyeluruh baik secara proses produksi maupun SDM unggul yang ahli menjadi suatu keniscayaan. Tidak hanya menerapkan sistem green manufacturing di lini produksi, namun juga TMMIN menginisiasikan konsep green curriculum yaitu kurikulum pendidikan yang mengimpelementasikan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan dalam pembelajarannya. Kurikulum ini juga membahas mengenai environment issue sebagai tanggung jawab kita bersama dalam membantu upaya Pemerintah Indonesia mencapai target netralitas karbon di 2060 nanti,” ujar Nandi Julyanto melalui keterangan resminya.
Terakhir, TIA meluluskan 36 orang ahli yang terdiri dari 30 orang ahli di bidang perakitan kendaraan roda empat dan 6 orang ahli mesin otomasi. Secara keseluruhan, program sudah menghadirkan 255 orang ahli sejak tahun 2016.
Target Perkenalkan Kurikulum Teknologi Ramah Lingkungan Tahun 2025
Di tahun 2025, TIA telah mencanangkan beberapa target diantaranya peningkatan mutu melalui pengenalan advance manufacture technology, implementasi green teknologi kurikulum, dalam proses pendidikan serta berkontribusi melahirkan tenaga kerja unggulan yang bisa menjadi team leader di bidang pekerjaannya masing-masing.
“Transformasi industri elektrifikasi otomotif Indonesia sejatinya tidak hanya lahir melalui kehadiran sejumlah kendaraan berteknologi elektrifikasi yang ramah lingkungan, namun juga dengan hadirnya SDM ‘expert’ yang berwawasan digitalisasi. Indonesia memiliki potensi unggulan berupa besarnya porsi generasi muda untuk menjadi generasi terdepan dalam menjawab tantangan dan persaingan global," tambah Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam.
"Lulusan TIA dibentuk melalui pengajaran dan praktik yang berorientasi kebutuhan industri nasional dan menjadi expert di bidang digitalisasi seperti big data analytic & IoT, AI & robotic, robotic process automation, serta IoT & mechanical engineering. Harapannya yaitu, akselerasi para lulusan untuk mencapai level leader pada lini produksi akan semakin cepat, ujar Bob Azam.
Strategi TIA untuk mencetak lebih banyak SDM spesialis lainnya yaitu dengan melakukan ekspansi program pendidikan yang memfasilitasi karyawan TMMIN, supplier atau rantai pasok berpartisipasi dalam kegiatan shortcourse training dan credential system sehingga menjadi teknisi industri yang ahli dan juga terakreditasi. Shortcourse training bertujuan untuk mengakselerasi pemenuhuan skill spesifik yang dibutuhkan tenaga kerja industry melalui kursus dalam waktu tertentu dan juga OJD (On the Job Development). Sementara credential system bertujuan untuk merekognisi skill dan pengalaman tenaga kerja industry ke dalam SKS perkuliahan, sehingga dapat mempersingkat masa pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)