Ilustrasi. Kementerian ESDM
Ilustrasi. Kementerian ESDM

Bahan Bakar

Kementerian ESDM Rilis Hasil Uji Solar B40 di Dataran Tinggi, Ini Catatannya

Ekawan Raharja • 28 Oktober 2022 13:00
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang melakukan riset terhadap uji kelayakan biosolar B40 (campuran 40 persen biodiesel pada bahan bakar solar) sebagai bahan baku penggerak mesin diesel. Mereka pun kemudian melakukan uji Cold Startability (kemudahan penyalaan kendaraan pada temperatur rendah).
 
Hasilnya, kendaraan dapat dinyalakan dengan baik dimana masih memenuhi standar yang ditetapkan yaitu kurang dari 5 detik. Pengujian ini dilakukan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi "Lemigas" dan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE.
 
"Untuk hasilnya sebagai standar menghidupkan mesin paling lama 5 detik dan catatan saya tadi paling cepat kira-kira 1 detik. Ini Bukti otentik kalau B40 siap digunakan di-engine," jelas Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM.

Pada pengujian kali ini, terdapat 2 formula bahan bakar yang digunakan pada Road Test B40 yaitu formula pertama, B30D10 yang terdiri dari campuran 30 persen Biodiesel (B100), 10 persen Diesel Nabati/HVO (D100) dan 60 persen Solar Murni (B0). Kemudian formula kedua B40 yang terdiri dari campuran 40 persen Biodiesel (B100) dan 60% Solar Murni (B0).
 
Pengadaan bahan bakar Solar Murni dan D100 sendiri disediakan oleh PT Pertamina (Persero) dan untuk B100 dengan spesifikasi khusus disediakan oleh Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) sebagai asosiasi dari Badan Usaha BBN Jenis Biodiesel.
 
"Kita memilih (formula) bahan bakar ini yang asalnya dari dalam negeri dan diproduksi dari kita. Untuk yang basisnya B40 diproduksi oleh Aprobi Biodieselnya, dan untuk tadi yang campuran 10 persen (Diesel Nabati/HVO) oleh Pertamina dan sekarang ekspor malah. Dua-duanya akan kita manfaatkan," terang Dadan.
 
Selain melakukan uji cold startability, dilakukan pula beberapa pengujian. Salah satunya melakukan pengujian kualitas mutu bahan bakar dan pelumas yang bertujuan untuk mememastikan kualitas mutu bahan bakar sebelum dan sesudah dicampur sampai masuk ke dalam engine sesuai dengan kualitas mutu yang dipersyaratkan. Di samping itu, analisa pelumas untuk memastian dan membandingkan kualitas pelumas pada awal dan pelumas bekasnya.
 
Tim teknis uji jalan bahan bakar biodiesel B40 pada kendaraan bermesin diesel juga telah menyelesaikan beberapa pengujian antara lain analisis konsumsi bahan bakar, uji kualitas mutu bahan bakar dan pelumas, uji kinerja engine, uji stabilitas penyimpanan bahan bakar dan uji startability.
 
Setelah melakukan uji cold startability, tim uji teknis akan melakukuan uji jalan B40 dengan rute untuk kendaraan uji dengan kapasitas < 3,5 ton target jarak harian 650 km/hari dengan rute Balitsa - Tol Cileunyi - Ciamis - Kuningan - P3GL - Pemalang (puter balik) - Subang -Balitsa, dengan total jarak tempuh 50.000 km.
 
Sementara itu, untuk kendaraan uji dengan kapasitas > 3,5 ton target jarak harian 550 km/hari dengan rute Balitsa - Pasteur - Cikampek - Cipali - P3GL - Tegal (puter balik) -Cipali - Subang - Balitsa, dengan total jarak tempuh 40.000 km.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan