London: Anterian konsumen Rolls-Royce Spectre diketahui sudah cukup panjang. Pihak pabrikan pun berusaha untuk memenuhi permintaan pasar dan menyiapkan catatan daftar hitam bagi konsumen yang 'bandel'.
Pabrikan otomotif asal Inggris tersebut melihat adanya peluang para pebisnis yang suka 'menggoreng' harga mobil. Jadi para pebisnis ini membeli mobil baru, kemudian mereka jual lagi dengan harga yang lebih tinggi dari harga barunya.
CEO Rolls-Royce, Torsten Muller Otvos, akui sudah tahu dengan aksi tersebut. Dia kemudian mengancam konsumen mereka yang melakukan aksi 'menggoreng' harga Spectre akan dimasukan ke dalam daftar hitam.
“Kami memastikan latar belakang konsumen yang ingin memiliki mobil itu. Mereka harus memenuhi syarat terlebih dulu dan baru bisa memesan. Mereka yang melanggar kebijakan kami dan menjual mobil listrik itu dengan harga tinggi akan kami masukkan dalam daftar hitam. Mereka tidak akan bisa membeli lagi,” ujar Torsten Muller Otvos kepada Car Dealer magazine.
Baca Juga:
GIIAS 2023 Diramaikan 49 Merek Kendaraan Bermotor
Pernyataan ini jelas memancing reaksi penjual mobil bekas. Mereka menilai pihak pabrikan tidak bisa mengatur situasi pasar mobil bekas, apalagi sampai mengancam konsumen.
"Saya rasa tidak adil buat konsumen jika produsen mengatur apa yang harus mereka lakukan terhadap mobil yang telah mereka beli dengan harga yang sangat mahal," jelas pedagang mobil mewah bekas di Inggris, Tom Hartle, dikutip dari The Drive.
Dia bahkan mengaku sudah siap menjual dua Rolls-Royce Spectre ketika telah resmi diluncurkan. Diperkirakan harga yang akan dia jual untuk mobil listrik itu ada di harga USD625.000 atau mencapai Rp9,4 miliar.
Tentu harga tersebut sangat layak karena tidak mudah bagi orang mendapatkan Rolls-Royce Spectre langsung. Pasalnya selain kuota yang sangat terbatas, waktu tunggu pengiriman juga sangat lama.
London: Anterian konsumen Rolls-Royce Spectre diketahui sudah cukup panjang. Pihak pabrikan pun berusaha untuk memenuhi permintaan pasar dan menyiapkan catatan daftar hitam bagi konsumen yang 'bandel'.
Pabrikan otomotif asal Inggris tersebut melihat adanya peluang para pebisnis yang suka 'menggoreng' harga mobil. Jadi para pebisnis ini membeli mobil baru, kemudian mereka jual lagi dengan harga yang lebih tinggi dari harga barunya.
CEO Rolls-Royce, Torsten Muller Otvos, akui sudah tahu dengan aksi tersebut. Dia kemudian mengancam konsumen mereka yang melakukan aksi 'menggoreng' harga Spectre akan dimasukan ke dalam daftar hitam.
“Kami memastikan latar belakang konsumen yang ingin memiliki mobil itu. Mereka harus memenuhi syarat terlebih dulu dan baru bisa memesan. Mereka yang melanggar kebijakan kami dan menjual mobil listrik itu dengan harga tinggi akan kami masukkan dalam daftar hitam. Mereka tidak akan bisa membeli lagi,” ujar Torsten Muller Otvos kepada Car Dealer magazine.
Baca Juga:
GIIAS 2023 Diramaikan 49 Merek Kendaraan Bermotor
Pernyataan ini jelas memancing reaksi penjual mobil bekas. Mereka menilai pihak pabrikan tidak bisa mengatur situasi pasar mobil bekas, apalagi sampai mengancam konsumen.
"Saya rasa tidak adil buat konsumen jika produsen mengatur apa yang harus mereka lakukan terhadap mobil yang telah mereka beli dengan harga yang sangat mahal," jelas pedagang mobil mewah bekas di Inggris, Tom Hartle, dikutip dari The Drive.
Dia bahkan mengaku sudah siap menjual dua Rolls-Royce Spectre ketika telah resmi diluncurkan. Diperkirakan harga yang akan dia jual untuk mobil listrik itu ada di harga USD625.000 atau mencapai Rp9,4 miliar.
Tentu harga tersebut sangat layak karena tidak mudah bagi orang mendapatkan Rolls-Royce Spectre langsung. Pasalnya selain kuota yang sangat terbatas, waktu tunggu pengiriman juga sangat lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)