Jakarta: Perjalanan liburan Natal dan tahun baru di tahun ini akan terasa spesial karena sudah ada tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Surabaya. Meski demikian, resiko kecelakaan tetap ada dan pengemudi harus cekatan ketika menghadapi kondisi tersebut.
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan ada risiko tabrakan beruntun yang mengintai pengemudi di jalan tol. Mengingat jika jalan tol lancar, maka pengemudi akan bergerak dengan kecepatan tinggi dan konstan.
"Ketika jalanan lancar, maka akan ada karakteristik jalan tol yakni kondisi melaju yang konstan dan kecepatan tinggi. Ada risiko kecelakaan beruntun," ungkap Jusri melalui sambungan telepon pada Kamis (27/12/2018) kepada Medcom.id.
Penanganan kecelakaan di jalan tol. Humas Polda Jatim
Efek dari melaju secara konstan dan kecepatan tinggi adalah persepsi dan motorik pengemudi akan turun. Proses dari indera ke otak akan menurun, dan selanjutnya kemampuan pengemudi untuk mengambil keputusan akan menurun.
Dia menyarankan kepada pengemudi yang melintas di tol Trans Jawa untuk terus menstimulus otak. Hal ini dilakukan agar persepsi dan motorik tetap terjaga.
"Caranya dengan membaca setiap yang terlihat, menganalisa apa yang kita lihat. Kemudian jangan lupa juga menganalisa apa yang tidak terlihat seperti mengecek kondisi di belakang."
Jusri juga menyebutkan untuk pengemudi juga harus beristirahat yang cukup. Setiap mengemudi sudah dua jam disarankan berhenti dan beristirahat sejenak.
Jakarta: Perjalanan liburan Natal dan tahun baru di tahun ini akan terasa spesial karena sudah ada tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Surabaya. Meski demikian, resiko kecelakaan tetap ada dan pengemudi harus cekatan ketika menghadapi kondisi tersebut.
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan ada risiko tabrakan beruntun yang mengintai pengemudi di jalan tol. Mengingat jika jalan tol lancar, maka pengemudi akan bergerak dengan kecepatan tinggi dan konstan.
"Ketika jalanan lancar, maka akan ada karakteristik jalan tol yakni kondisi melaju yang konstan dan kecepatan tinggi. Ada risiko kecelakaan beruntun," ungkap Jusri melalui sambungan telepon pada Kamis (27/12/2018) kepada Medcom.id.
Penanganan kecelakaan di jalan tol. Humas Polda Jatim
Efek dari melaju secara konstan dan kecepatan tinggi adalah persepsi dan motorik pengemudi akan turun. Proses dari indera ke otak akan menurun, dan selanjutnya kemampuan pengemudi untuk mengambil keputusan akan menurun.
Dia menyarankan kepada pengemudi yang melintas di tol Trans Jawa untuk terus menstimulus otak. Hal ini dilakukan agar persepsi dan motorik tetap terjaga.
"Caranya dengan membaca setiap yang terlihat, menganalisa apa yang kita lihat. Kemudian jangan lupa juga menganalisa apa yang tidak terlihat seperti mengecek kondisi di belakang."
Jusri juga menyebutkan untuk pengemudi juga harus beristirahat yang cukup. Setiap mengemudi sudah dua jam disarankan berhenti dan beristirahat sejenak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)