Jakarta: Nissan memang beberapa waktu terakhir gencar melakukan berbagai aksi transformasi di berbagai sisi untuk meningkatkan pendapatannya. Langkah strategis ini membuat mereka banyak melakukan efisiensi, termasuk mengorbankan pabriknya yang ada di Indonesia.
Jenama asal Jepang memastikan menutup pabrik yang ada di Purwakarta Indonesia. Sebagai gantinya, basis produksi untuk pasar ASEAN akan dialihkan ke Thailand.
Efisiensi juga dilakukan dengan memanfaatkan hubungan aliansi yang ada, antara Nissan, Renault, dan Mitsubishi. Ketiganya akan berbagi sumber daya yang termasuk produksi, model, dan teknologi untuk ketiga merek itu.
“Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas,” kata CEO Nissan Motor Corp, Makoto Uchida, disitat dari situs resminya.
Soal penutupan pabrik ini juga diamini oleh General Manager Communications PT Nissan Motor Indonesia, Hana Maharani, melalui pesan singkatnya Jumat (29/5/2020) kepada Medcom.id. "Ini closure of manufacturing facility. Jadi termasuk (produksi) kendaraan dan mesin yang sudah pernah disampaikan."
Target 4 Tahunan Nissan
Dalam pengumuman transformasi, Nissan mengumumkan rencana kerja empat tahun untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, stabilitas keuangan dan profitabilitas pada akhir tahun fiskal 2023. Salah satu raksasa otomotif dari Negeri Matahari Terbit ini akan mengambil tindakan mengubah gaya bisnisnya dengan melakukan perampingan operasi dan fasilitas yang menganggur, sampai reformasi struktural.
Dengan menerapkan rencana tersebut, saudara Renault dan Mitsubishi ini menargetkan margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global sebesar 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen perusahaan patungan di Tiongkok. Perusahaan menjelaskan rencana empat tahun difokuskan pada dua bidang strategis, membangun reputasi Nissan untuk inovasi, keahlian, fokus pelanggan dan kualitas.
Sebelumnya, Nissan melaporkan kerugian 671,2 miliar yen atau USD 6,2 miliar pada tahun fiskal Maret 2020 lalu. Ini merupakan kerugian tahunan pertama sejak 2009, setelah dilanda krisis keuangan global. Dari sisi produksi kendaraan secara global, disebutkan juga ada penurunan hingga 62 persen pada April dari tahun sebelumnya menjadi 150.388 kendaraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di