medcom.id, Jakarta: Tidak banyak yang mengenal sosok Abarth di negara ini. Namun di Italia, nama Abarth sudah jadi merek yang namanya cukup disegani. Terutama karena produk-produk yang mereka tawarkan bermain di segmen yang punya passion dalam dunia balap dan olah raga adu kebut.
Akhir pekan lalu tepatnya pada Sabtu 25 April, redaksi Metrotvnews.com cukup beruntung diperkenankan melakukan uji coba singkat mobil yang bermain di segmen sangat sempit itu. Meski demikian, ada impresi yang sangat berbeda ketika menjajal mobil dengan tawaran kapasitas mesin 1.368 cc itu.
Mobil kecil dengan feel dan setup yang benar-benar diperuntukkan bagi penggila kecepatan dan performa ini, menawarkan sesuatu yang berbeda. Jorge Lorenzo yang pernah menjajal versi modifikasi, juga berkomentar bahwa mobil ini memang punya performa yang menawarkan sensasi berkendara sejatinya untuk balapan.
Kali ini kami melakukan uji coba pada dua varian unik yang diboyong Abarth Indonesia, yaitu Abarth Hatchback 595 Competizione dan Convertible 595 Turismo. Kedua mobil dengan ukuran kecil ini bukan hanya unik dari sisi desain, namun juga menawarkan sesuatu yang berbeda.
Mengadopsi tipe coupe, sebenarnya punya ruang lebih di bagian kabin. Sebab ada jok baris kedua yang tersisa meskipun tergolong cukup sempit. Namun yang paling mengesankan adalah spesifikasi kabin yang sudah mengadopsi gaya mobil balap.
Untuk 595 Competizione, jok sudah mengaplikasi semi bucket seat, yang mengakomodir kebutuhan para pecinta kecepatan. "Tujuannya tidak lain agar nanti saat ingin merasakan performa terbaik mobil ini, pengendara merasa lebih nyaman," ujar Aquin Huang selaku Sales Executive, Abarth Indonesia.
Tak berbeda jauh dengan versi Competizione, 595 Turismo juga menawarkan jok serupa. Hanya saja jok di tipe ini lebih mengakomodir versi yang lebih umum. Meski bentuknya juga rada semi bucket seat. Perbedaan keduanya terlihat jelas pada sisi atap. Jika 595 Competizione menawarkan sun roof, versi 595 Turismo menawarkan atap yang bisa dibuka secara penuh. Sehingga menyisakan kaca depan, pilar A dan panel belakang.
Lalu bagaimana dengan performanya, sepintas kami belum bisa berbicara banyak. Lantaran baru menjajal hingga gigi-2 saja karena kondisi macet di seputar Kemang Raya. Namun impresi awal yang kami rasakan cukup mengejutkan. Hentakan tenaga dari mesin yang mampu mengeluarkan 160 daya kuda itu, cukup buas untuk mobil dengan bobot kosong 1.102 kilogram saja. Memang ada sedikit lagging, namun itu semua dibayar dengan tarikan besar hanya sepersekian detik kemudian.
Namun jangan berharap mobil ini bakal lincah digunakan di kondisi macet perkotaan. Meski bodinya kecil nan mungil, namun radius putar rodanya cukup lebar. Makanya mobil ini mungkin tidak begitu cocok jika harapannya untuk memenuhi kebutuhan lincah bermanuver di jalan sempit atau kondisi macet.
Mau tahu seperti apa performanya? tunggu hasil sesi test drive kami sebagai lanjutannya.
medcom.id, Jakarta: Tidak banyak yang mengenal sosok Abarth di negara ini. Namun di Italia, nama Abarth sudah jadi merek yang namanya cukup disegani. Terutama karena produk-produk yang mereka tawarkan bermain di segmen yang punya passion dalam dunia balap dan olah raga adu kebut.
Akhir pekan lalu tepatnya pada Sabtu 25 April, redaksi
Metrotvnews.com cukup beruntung diperkenankan melakukan uji coba singkat mobil yang bermain di segmen sangat sempit itu. Meski demikian, ada impresi yang sangat berbeda ketika menjajal mobil dengan tawaran kapasitas mesin 1.368 cc itu.

Mobil kecil dengan
feel dan
setup yang benar-benar diperuntukkan bagi penggila kecepatan dan performa ini, menawarkan sesuatu yang berbeda. Jorge Lorenzo yang pernah menjajal versi modifikasi, juga berkomentar bahwa mobil ini memang punya performa yang menawarkan sensasi berkendara sejatinya untuk balapan.
Kali ini kami melakukan uji coba pada dua varian unik yang diboyong Abarth Indonesia, yaitu Abarth Hatchback 595 Competizione dan Convertible 595 Turismo. Kedua mobil dengan ukuran kecil ini bukan hanya unik dari sisi desain, namun juga menawarkan sesuatu yang berbeda.

Mengadopsi tipe coupe, sebenarnya punya ruang lebih di bagian kabin. Sebab ada jok baris kedua yang tersisa meskipun tergolong cukup sempit. Namun yang paling mengesankan adalah spesifikasi kabin yang sudah mengadopsi gaya mobil balap.
Untuk 595 Competizione, jok sudah mengaplikasi
semi bucket seat, yang mengakomodir kebutuhan para pecinta kecepatan. "Tujuannya tidak lain agar nanti saat ingin merasakan performa terbaik mobil ini, pengendara merasa lebih nyaman," ujar Aquin Huang selaku
Sales Executive, Abarth Indonesia.

Tak berbeda jauh dengan versi Competizione, 595 Turismo juga menawarkan jok serupa. Hanya saja jok di tipe ini lebih mengakomodir versi yang lebih umum. Meski bentuknya juga rada
semi bucket seat. Perbedaan keduanya terlihat jelas pada sisi atap. Jika 595 Competizione menawarkan
sun roof, versi 595 Turismo menawarkan atap yang bisa dibuka secara penuh. Sehingga menyisakan kaca depan, pilar A dan panel belakang.
Lalu bagaimana dengan performanya, sepintas kami belum bisa berbicara banyak. Lantaran baru menjajal hingga gigi-2 saja karena kondisi macet di seputar Kemang Raya. Namun impresi awal yang kami rasakan cukup mengejutkan. Hentakan tenaga dari mesin yang mampu mengeluarkan 160 daya kuda itu, cukup buas untuk mobil dengan bobot kosong 1.102 kilogram saja. Memang ada sedikit
lagging, namun itu semua dibayar dengan tarikan besar hanya sepersekian detik kemudian.

Namun jangan berharap mobil ini bakal lincah digunakan di kondisi macet perkotaan. Meski bodinya kecil nan mungil, namun radius putar rodanya cukup lebar. Makanya mobil ini mungkin tidak begitu cocok jika harapannya untuk memenuhi kebutuhan lincah bermanuver di jalan sempit atau kondisi macet.
Mau tahu seperti apa performanya? tunggu hasil sesi
test drive kami sebagai lanjutannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)