Tangerang - Kendaraan listrik saat ini menjadi perhatian banyak orang untuk mulai dipertimbangkan untuk memilikinya. Namun fakta yang beredar di masyarakat, penerimaan kendaraan listrik dan infrastrukturnya yang minim di seluruh Indonesia, butuh waktu yang cukup lama. Mengingat wilayah Indonesia pun masih memiliki keterbatasan akses listrik secara menyeluruh. Lalu apa solusi mudah untuk membuat masyarakat beralih ke teknologi kendaraan ramah lingkungan?
Seperti pada tulisan sebelumnya telah dibahas, tentang kendaran listrik bukan solusi tunggal net zero emission, tentu butuh perhatian semua pihak. Asisten Deputi Bidang Industri Maritim dan Transportasi, Kementerian Perekonomian Maritim dan Investasi, Firdaus Manti dalam pemaparannya di GAIKINDO International Auto Conference (GIAC) 2024 pekan lalu, mengatakan bahwa kendaraan hybrid adalah satu dari beberapa solusi yang ada.
"Transisi penggunaan bbm sektor transportasi memerlukan beberapa teknologi. transisi penggunaan bensin atau bahan bakar fossil maupun diesel dapat ditempuh melalui berbagai cara seperti elektrifikasi, biodisel, etanol, hidrogen. Ke depannya biofuel ini bisa menjadi bahan bakar utama mesin kendaraan hybrid. Mengapa biofuel? Ya karena itu akan lebih bersih dibandingkan hybrid dnegan fossil karena bagaimana pun kita kejar net zerro emission atau kendaraan tanpa emisi," ujar Firdaus Manti.
Artinya ini jadi tantangan besar bukan hanya bagi industri otomotif, namun pemerintah sebagai regulator dan penyedia bahan bakar baru dan terbarukan bakal memegang peran yang besar. Sementara industri otomotif sendiri sudah bisa mengadopsi bahan bakar ramah lingkungan berupa biodiesel B30 ke atas. Kalau teknologi ini bisa diaplikasikan ke BBM bensin hingga akhirnya 100 persen menggunakan bahan bakar bio atau non fosil, maka industri otomotif akan bergerak ke arah itu.
"Saat ini regulasi dari pemerintah masih lebih ke arah kendaraan listrik berbasis baterai dengan segala kemudahan yang diberikan. Kami berharap untuk kendaraan yang menggunakan teknologi hybrid juga mendapatkan regulasi yang lebih baik. Mengingat tujuannya kan adalah kendaraan ramah lingkungan dan tanpa emisi. Nah, prosesnya ini tentu butuh komitmen bersama, agar teknologi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air lebih beragam," imbuh 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel Tampubolon dalam sesi obrolan khusus dengan Medcom.id beberapa waktu lalu.
Proses Elektrifikasi Suzuki Melalui Kendaraan Hybrid
Komitmen Suzuki untuk bertransformasi memproduksi kendaraan ramah lingkungan, tentu bukan hanya kendaraan listrik berbasis baterai. Meski mereka membawa serta mobil konsep listriknya yaitu eVX yang merupakan world strategic model sebagai kendaraan ramah lingkungan dengan wujud SUV untuk dikendarai di onroad maupun offroad.
Menurut Harold, pengembangan kendaraan ramah lingkungan menjadi sangat penting bagi Suzuki Indonesia, namun harus ada solusi yang disepakati bersama agar sektor lain yang merupakan industri pendukung di hulu dan hilir tidak mandek. Kehadiran mobil hybrid juga perlu diberikan regulasi kemudahan agar orang paham tentang pentingnya transisi yang lebih bijak. Toh merek ini juga sudah memiliki 3 model hybrid sebagai bagian dari program Low Carbon Emission Vehicle.
Mobil ini diprediksi punya sistem penggerak roda EV 4WD Allgrip terbaru yang merupakan evolusi khusus dari brand tersebut. Lebih lengkapnya, konsep mobil listrik hadir dengan jangkauan jarak hingga 500 KM, baik di dalam kota maupun medan offroad. ”Melalui konsep mobil listrik eVX ini, Kami ingin menunjukkan bahwa strategi Suzuki global di kendaraan tanpa emisi sangat besar," kata Presiden Direktur PT SIS, Minoru Amano.
Untuk melihat semua varian produk mereka, hari ini Minggu, 28 Juli 2024 adalah hari terakhir pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. Anda masih bisa mengunjungi zona pamer Suzuki Indonesia di Hall 8C ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Tangerang - Kendaraan listrik saat ini menjadi perhatian banyak orang untuk mulai dipertimbangkan untuk memilikinya. Namun fakta yang beredar di masyarakat, penerimaan
kendaraan listrik dan infrastrukturnya yang minim di seluruh Indonesia, butuh waktu yang cukup lama. Mengingat wilayah Indonesia pun masih memiliki keterbatasan akses listrik secara menyeluruh. Lalu apa solusi mudah untuk membuat masyarakat beralih ke teknologi
kendaraan ramah lingkungan?
Seperti pada tulisan sebelumnya telah dibahas, tentang kendaran listrik bukan solusi tunggal net zero emission, tentu butuh perhatian semua pihak. Asisten Deputi Bidang Industri Maritim dan Transportasi, Kementerian Perekonomian Maritim dan Investasi, Firdaus Manti dalam pemaparannya di
GAIKINDO International Auto Conference (GIAC) 2024 pekan lalu, mengatakan bahwa kendaraan hybrid adalah satu dari beberapa solusi yang ada.
"Transisi penggunaan bbm sektor transportasi memerlukan beberapa teknologi. transisi penggunaan bensin atau bahan bakar fossil maupun diesel dapat ditempuh melalui berbagai cara seperti elektrifikasi, biodisel, etanol, hidrogen. Ke depannya biofuel ini bisa menjadi bahan bakar utama mesin kendaraan hybrid. Mengapa biofuel? Ya karena itu akan lebih bersih dibandingkan hybrid dnegan fossil karena bagaimana pun kita kejar net zerro emission atau kendaraan tanpa emisi," ujar Firdaus Manti.
Artinya ini jadi tantangan besar bukan hanya bagi industri otomotif, namun pemerintah sebagai regulator dan penyedia bahan bakar baru dan terbarukan bakal memegang peran yang besar. Sementara industri otomotif sendiri sudah bisa mengadopsi bahan bakar ramah lingkungan berupa biodiesel B30 ke atas. Kalau teknologi ini bisa diaplikasikan ke BBM bensin hingga akhirnya 100 persen menggunakan bahan bakar bio atau non fosil, maka industri otomotif akan bergerak ke arah itu.
"Saat ini regulasi dari pemerintah masih lebih ke arah kendaraan listrik berbasis baterai dengan segala kemudahan yang diberikan. Kami berharap untuk kendaraan yang menggunakan teknologi hybrid juga mendapatkan regulasi yang lebih baik. Mengingat tujuannya kan adalah kendaraan ramah lingkungan dan tanpa emisi. Nah, prosesnya ini tentu butuh komitmen bersama, agar teknologi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air lebih beragam," imbuh 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel Tampubolon dalam sesi obrolan khusus dengan Medcom.id beberapa waktu lalu.
Proses Elektrifikasi Suzuki Melalui Kendaraan Hybrid
Komitmen Suzuki untuk bertransformasi memproduksi kendaraan ramah lingkungan, tentu bukan hanya kendaraan listrik berbasis baterai. Meski mereka membawa serta mobil konsep listriknya yaitu eVX yang merupakan world strategic model sebagai kendaraan ramah lingkungan dengan wujud SUV untuk dikendarai di onroad maupun offroad.
Menurut Harold, pengembangan kendaraan ramah lingkungan menjadi sangat penting bagi Suzuki Indonesia, namun harus ada solusi yang disepakati bersama agar sektor lain yang merupakan industri pendukung di hulu dan hilir tidak mandek. Kehadiran mobil hybrid juga perlu diberikan regulasi kemudahan agar orang paham tentang pentingnya transisi yang lebih bijak. Toh merek ini juga sudah memiliki 3 model hybrid sebagai bagian dari program Low Carbon Emission Vehicle.
Mobil ini diprediksi punya sistem penggerak roda EV 4WD Allgrip terbaru yang merupakan evolusi khusus dari brand tersebut. Lebih lengkapnya, konsep mobil listrik hadir dengan jangkauan jarak hingga 500 KM, baik di dalam kota maupun medan offroad. ”Melalui konsep mobil listrik eVX ini, Kami ingin menunjukkan bahwa strategi Suzuki global di kendaraan tanpa emisi sangat besar," kata Presiden Direktur PT SIS, Minoru Amano.
Untuk melihat semua varian produk mereka, hari ini Minggu, 28 Juli 2024 adalah hari terakhir pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. Anda masih bisa mengunjungi zona pamer Suzuki Indonesia di Hall 8C ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)