Jakarta: Membaca judul di atas, mungkin Anda mulai berasumsi tentang adanya permasalahan di sistem transmisi Wuling Almaz yang baru saja dijual untuk pasar Indonesia. Namun soal hentakan yang kami maksud, bukan ketika berakselerasi atau pun deselerasi. Namun hentakan terjadi ketika tuas transmisi dioper dari posisi D (drive) ke posisi N (netral).
Saat mengoper inilah, gejala tersebut terjadi dan menjadi indikasi bahwa ada setup yang kurang sesuai di sistem transmisinya. Hal itu terjadi untuk unit uji coba yang kami rasakan. Sehingga hal ini pun cukup membuat penasaran dan dijawab langsung oleh Product Planning PT Wuling Motors, Danang Wiratmoko kepada Medcom.id.
"Sebenarnya tim riset dan teknis kami pun sudah melakukan penyelidikan dan hingga saat ini belum ditemukan penyebab utamanya apa. Dan itu hanya berlaku pada saat oper dari posisi drive ke normal. Namun sebaliknya tidak atau pun ke mode lain. Lucunya lagi, hal itu hanya terjadi di mobil-mobil prototipe produksi yang kami bawa sebagai unit tes ini. Setelah kami cek di mobil versi produksi, ternyata itu tidak terjadi," klaim Danang.
Ia pun menjelaskan bahwa masalah yang ada di tipe prototipe produksi itu, sudah mereka ketahui, meski Ia sendiri tidak menjelaskan apa penyebabnya. Namun Danang memastikan bahwa masalah tersebut tidak akan terjadi di tipe produksi massal yang mmereka jual ke masyarakat.
Namun jika Anda salah seorang yang sudah melakukan pembelian mobil tersebut, rasanya tak perlu kaget jika mungkin gejala yang sama muncul di mobil Anda. Paling tidak, tindakan yang bisa Anda ambil segera yaitu melaporkannya ke bengkel terdekat untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.
Masalah transmisi di mobil baru, tentu juga pernah dialami oleh beberapa pabrikan, termasuk Toyota melalui Innova dan Fortuner. Kedua tipe mobil itu sudah pernah dikeluhkan mengalami gejala ajrut-ajrutan, ketika di oper ke gigi paling rendah. Gejala ini bahkan dirasakan tak normal.
Tentu ini menjadi tanggung jawab brand tersebut secara langsung. Artinya, keluhan ini akan jadi masukan tersendiri bagi brand atau APM-nya.
Jakarta: Membaca judul di atas, mungkin Anda mulai berasumsi tentang adanya permasalahan di sistem transmisi Wuling Almaz yang baru saja dijual untuk pasar Indonesia. Namun soal hentakan yang kami maksud, bukan ketika berakselerasi atau pun deselerasi. Namun hentakan terjadi ketika tuas transmisi dioper dari posisi D (drive) ke posisi N (netral).
Saat mengoper inilah, gejala tersebut terjadi dan menjadi indikasi bahwa ada setup yang kurang sesuai di sistem transmisinya. Hal itu terjadi untuk unit uji coba yang kami rasakan. Sehingga hal ini pun cukup membuat penasaran dan dijawab langsung oleh Product Planning PT Wuling Motors, Danang Wiratmoko kepada Medcom.id.
"Sebenarnya tim riset dan teknis kami pun sudah melakukan penyelidikan dan hingga saat ini belum ditemukan penyebab utamanya apa. Dan itu hanya berlaku pada saat oper dari posisi drive ke normal. Namun sebaliknya tidak atau pun ke mode lain. Lucunya lagi, hal itu hanya terjadi di mobil-mobil prototipe produksi yang kami bawa sebagai unit tes ini. Setelah kami cek di mobil versi produksi, ternyata itu tidak terjadi," klaim Danang.
Ia pun menjelaskan bahwa masalah yang ada di tipe prototipe produksi itu, sudah mereka ketahui, meski Ia sendiri tidak menjelaskan apa penyebabnya. Namun Danang memastikan bahwa masalah tersebut tidak akan terjadi di tipe produksi massal yang mmereka jual ke masyarakat.
Namun jika Anda salah seorang yang sudah melakukan pembelian mobil tersebut, rasanya tak perlu kaget jika mungkin gejala yang sama muncul di mobil Anda. Paling tidak, tindakan yang bisa Anda ambil segera yaitu melaporkannya ke bengkel terdekat untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.
Masalah transmisi di mobil baru, tentu juga pernah dialami oleh beberapa pabrikan, termasuk Toyota melalui Innova dan Fortuner. Kedua tipe mobil itu sudah pernah dikeluhkan mengalami gejala ajrut-ajrutan, ketika di oper ke gigi paling rendah. Gejala ini bahkan dirasakan tak normal.
Tentu ini menjadi tanggung jawab brand tersebut secara langsung. Artinya, keluhan ini akan jadi masukan tersendiri bagi brand atau APM-nya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)