Jakarta - Kemunculan BYD Atto 1 benar-benar mengubah pandangan orang terhadap mobil listrk yang pantas mereka gunakan. Meski sebelumnya sudah ada Wuling Air EV, Binguo EV dan DFSK Seres, namun BYD sanggup membuat penetrasi mobil berdimensi kecil sontak diminati.
Bahkan pada dua bulan terakhir yaitu Oktober dan November 2025, penjualan merek asal Tiongkok yang baru penetrasi di Indonesia pada awal 2024 itu, justru meraup animo cukup besar. Terlebih setelah Atto 1 diluncurkan bersamaan dengan penyelenggaraan pameran otomotif GIIAS 2025 pada Juli lalu.
Penjualan BYD pun terdongkrak hingga lebih dari 10 ribu unit pada Oktober 2025 (akumulasi penjualan seluruh produk BYD). Bahkan pada November 2025, tercatat untuk Atto 1 saja, penjualannya mencapai 8,333 unit berdasarkan data yang dirilis oleh GAIKINDO.
Hal ini menjadi catatan tersendiri bagi brand asal Tiongkok tersebut. Mengingat dalam dua tahun pertama penetrasi mereka di Indonesia, posisinya di data penjualan kendaraan GAIKINDO, telah menempati urutan keenam.
Baca Juga:
Pindad Siapkan Lahan Pabrik Mobil di Subang
Apalagi mereka hanya menjual kendaraan listrik saja. Tak ada platform penggerak roda lain yang mereka pasarkan seperti mobil hybrid atau pun ICE. Menurut Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia (BMI), Eagle Zhao pekan lalu, bahwa mereka sangat senang dengan penerimaan masyarakat Indonesia dengan produk mereka.
"Ini jadi hal yang menarik bagi Kami dari perspektif produsen kendaraan listrik yang masih baru di Indonesia. Kami melihat potensi yang sangat besar, apalagi Indonesia ini cukup luas. Oleh karenanya, perluasan jaringan di berbagai wilayah serta insfrastruktur pendukung kendaraan listrik, wajib mulai dibenahi bersama pemerintah," ujar Eagle Zhao.
Urutan kedua mobil listrik yang tinggi peminat masih ditempati oleh BYD melalui M6. Mobil ini benar-benar diminati lantaran kapasitas muatnya yang cukup banyak. Lantaran M6 masuk ke segmen MPV, tentu mobil ini sudah mendapatkan tempat di masyarakat Indonesia.
Sementara Wuling melalui Air EV dan Binguo EV juga tetap menjadi penyumbang penjualan kendaraan listrik yang cukup banyak. Lalu disusul oleh Chery Omoda E5 dan Chery J6 yang bikin penjualan mobil listrik di Indonesia terdongkrak cukup tinggi.
Baca Juga:
Mobil dengan Captain Seats, Jadi Kebutuhan Konsumen di Indonesia?
Hingga saat ini, penetrasi mobil listrik di Indonesia yang awalnya hanya sekitar 2 persen pada 2023, kini terkerek hingga 12 persen hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Tentu ini pencapaian yang cukup memuaskan.
Jakarta - Kemunculan
BYD Atto 1 benar-benar mengubah pandangan orang terhadap mobil listrk yang pantas mereka gunakan. Meski sebelumnya sudah ada
Wuling Air EV, Binguo EV dan DFSK Seres, namun BYD sanggup membuat penetrasi mobil berdimensi kecil sontak diminati.
Bahkan pada dua bulan terakhir yaitu Oktober dan November 2025, penjualan merek asal Tiongkok yang baru penetrasi di Indonesia pada awal 2024 itu, justru meraup animo cukup besar. Terlebih setelah Atto 1 diluncurkan bersamaan dengan penyelenggaraan pameran otomotif GIIAS 2025 pada Juli lalu.
Penjualan BYD pun terdongkrak hingga lebih dari 10 ribu unit pada Oktober 2025 (akumulasi penjualan seluruh produk BYD). Bahkan pada November 2025, tercatat untuk Atto 1 saja, penjualannya mencapai 8,333 unit berdasarkan data yang dirilis oleh GAIKINDO.
Hal ini menjadi catatan tersendiri bagi brand asal Tiongkok tersebut. Mengingat dalam dua tahun pertama penetrasi mereka di Indonesia, posisinya di data penjualan kendaraan GAIKINDO, telah menempati urutan keenam.
Apalagi mereka hanya menjual kendaraan listrik saja. Tak ada platform penggerak roda lain yang mereka pasarkan seperti mobil hybrid atau pun ICE. Menurut Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia (BMI), Eagle Zhao pekan lalu, bahwa mereka sangat senang dengan penerimaan masyarakat Indonesia dengan produk mereka.
"Ini jadi hal yang menarik bagi Kami dari perspektif produsen kendaraan listrik yang masih baru di Indonesia. Kami melihat potensi yang sangat besar, apalagi Indonesia ini cukup luas. Oleh karenanya, perluasan jaringan di berbagai wilayah serta insfrastruktur pendukung kendaraan listrik, wajib mulai dibenahi bersama pemerintah," ujar Eagle Zhao.
Urutan kedua mobil listrik yang tinggi peminat masih ditempati oleh BYD melalui M6. Mobil ini benar-benar diminati lantaran kapasitas muatnya yang cukup banyak. Lantaran M6 masuk ke segmen MPV, tentu mobil ini sudah mendapatkan tempat di masyarakat Indonesia.
Sementara Wuling melalui Air EV dan Binguo EV juga tetap menjadi penyumbang penjualan kendaraan listrik yang cukup banyak. Lalu disusul oleh Chery Omoda E5 dan Chery J6 yang bikin penjualan mobil listrik di Indonesia terdongkrak cukup tinggi.
Hingga saat ini, penetrasi mobil listrik di Indonesia yang awalnya hanya sekitar 2 persen pada 2023, kini terkerek hingga 12 persen hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Tentu ini pencapaian yang cukup memuaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)