Jakarta: Ban atau si karet bundar memiliki tapak dengan ketebalan tertentu. Tapak itulah yang bertugas mencengkram permukaan jalan. Jika tapaknya sudah semakin tipis, cengkeramannya juga akan berkurang dan sangat berbahaya, terutama saat melintas di jalan basah.
Sama seperti sepatu, ban mobil atau motor juga bisa aus jika terlalu lama dipakai. Ban yang menjadi aus atau gundul, belum tentu diakibatkan oleh usia atau umur ban yang sudah minta diganti baru.
Ternyata cara berkendara yang agresif dan material jalan, baik yang terbuat dari aspal atau beton, disebut menjadi faktor dan berkontribusi pada keawetan ban.
Menurut dealer Skill Development HPM, Onsert Ophirio, material jalan beton memiliki kontur yang lebih keras dan kaku, sehingga membuat permukaan ban menjadi lebih cepat terkikis atau gundul.
Dikatakan jalan beton dirancang lebih kuat dan tahan lama, karena didesain untuk mampu menahan kendaraan berbobot besar yang melintas. Meterial yang lebih keras itulah yang membuatnya lebih awet dan tahan lama.
"Di jalan beton, ban akan lebih cepat terkikis dan biasanya menimbulkan road noise. Berbeda dengan dengan permukaan aspal yang konturnya lebih lembut dan halus," jelasnya.
Namun terlepas dari kontur jalan, banyak orang yang mengeluh kondisi ban ketika sudah jelek atau terjadi kecelakaan maka pihak pembuat ban yang disalahkan. Padahal menurutnya masih banyak orang yang tidak merawat ban secara baik dan benar.
Pria ramah tersebut membeberkan ada empat hal yang harus diperhatikan agar ban tetap memiliki umur panjang dan performanya terjaga. Pertama adalah kecepatan. Kecepatan sangat berpengaruh terhadap gaya gesek ban, semakin cepat mobil melaju maka semakin tinggi juga tingkat defleksi. Sebaiknya agar ban tetap awet, disarankan pada kecepatan normal dan tidak mengemudi secara agresif.
Kedua yang harus diperhatikan adalah keadaan mekanisme ban. Hal ini berkaitan dengan spooring ban. Kendaraan harus rutin di spooring setiap 10.000 kilometer agar kondisi toe, camber, dan caster tetap seimbang. Keadaan mekanisme mobil yang tidak tepat dapat meningkatkan kinerja ban dan membuat ban cepat aus.
Kebiasaan mengemudi pun dapat memicu umur si karet bundar. Cara mengemudi yang agresif seperti melakukan rem mendadak atau menikung dengan kecepatan tinggi dapat mempengaruhi ban.
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah tekanan angin. Onsert membeberkan, sebesar 80 persen kerusakan ban disebabkan oleh tekanan angin yang tidak tepat. Andry menyarankan agar ban diberikan tekangan angin yang sesuai, agar kendaraan tetap aman dan nyaman ketika dikendarai.
Jakarta: Ban atau si karet bundar memiliki tapak dengan ketebalan tertentu. Tapak itulah yang bertugas mencengkram permukaan jalan. Jika tapaknya sudah semakin tipis, cengkeramannya juga akan berkurang dan sangat berbahaya, terutama saat melintas di jalan basah.
Sama seperti sepatu, ban mobil atau motor juga bisa aus jika terlalu lama dipakai. Ban yang menjadi aus atau gundul, belum tentu diakibatkan oleh usia atau umur ban yang sudah minta diganti baru.
Ternyata cara berkendara yang agresif dan material jalan, baik yang terbuat dari aspal atau beton, disebut menjadi faktor dan berkontribusi pada keawetan ban.
Menurut dealer Skill Development HPM, Onsert Ophirio, material jalan beton memiliki kontur yang lebih keras dan kaku, sehingga membuat permukaan ban menjadi lebih cepat terkikis atau gundul.
Dikatakan jalan beton dirancang lebih kuat dan tahan lama, karena didesain untuk mampu menahan kendaraan berbobot besar yang melintas. Meterial yang lebih keras itulah yang membuatnya lebih awet dan tahan lama.
"Di jalan beton, ban akan lebih cepat terkikis dan biasanya menimbulkan road noise. Berbeda dengan dengan permukaan aspal yang konturnya lebih lembut dan halus," jelasnya.

Namun terlepas dari kontur jalan, banyak orang yang mengeluh kondisi ban ketika sudah jelek atau terjadi kecelakaan maka pihak pembuat ban yang disalahkan. Padahal menurutnya masih banyak orang yang tidak merawat ban secara baik dan benar.
Pria ramah tersebut membeberkan ada empat hal yang harus diperhatikan agar ban tetap memiliki umur panjang dan performanya terjaga. Pertama adalah kecepatan. Kecepatan sangat berpengaruh terhadap gaya gesek ban, semakin cepat mobil melaju maka semakin tinggi juga tingkat defleksi. Sebaiknya agar ban tetap awet, disarankan pada kecepatan normal dan tidak mengemudi secara agresif.
Kedua yang harus diperhatikan adalah keadaan mekanisme ban. Hal ini berkaitan dengan spooring ban. Kendaraan harus rutin di spooring setiap 10.000 kilometer agar kondisi toe, camber, dan caster tetap seimbang. Keadaan mekanisme mobil yang tidak tepat dapat meningkatkan kinerja ban dan membuat ban cepat aus.
Kebiasaan mengemudi pun dapat memicu umur si karet bundar. Cara mengemudi yang agresif seperti melakukan rem mendadak atau menikung dengan kecepatan tinggi dapat mempengaruhi ban.
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah tekanan angin. Onsert membeberkan, sebesar 80 persen kerusakan ban disebabkan oleh tekanan angin yang tidak tepat. Andry menyarankan agar ban diberikan tekangan angin yang sesuai, agar kendaraan tetap aman dan nyaman ketika dikendarai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)