Balikpapan: Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), segera memiliki industri pengolahan bahan baku baterai dengan adanya pembangunan smelter nikel matte oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP) yang merupakan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI) di Site Kariangau, Balikpapan Barat. Fasilitas ini diharapkan bisa mendukung hilirisasi industri kendaraan listrik, khususnya dari sektor baterai.
"Alhamdulillah saya mengapresiasi PT MMP telah melakukan investasi hilirisasi smelter nikel matte di Kariangau Balikpapan," ucap Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari Antara.
Agus mengatakan Pemerintah Indonesia mendukung karya yang dilakukan MPP, termasuk Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dia berharap saat pengembangan produksi dari hilirisasi nikel matte sudah terbentuk, seperti baterai, maka diperkirakan kebutuhan dan penggunaan kendaraan listrik pun meningkat.
"Jika semua berjalan. Pastinya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi produsen. Mulai dari pertambangan, smelter, maupun perusahaan produksi baterainya," kata Menperin.
"Jika produknya ini adalah baterai. Maka, sasarannya adalah sektor otomotif. Mulai saat ini disiapkan terlebih dulu pengembangan bahan bakunya untuk menjadi baterai. sehingga pemerintah meyakini nilai pertumbuhan P3DN meningkat," harap Agus.
Wakil Gubernur, Hadi Mulyadi, menyampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mengapresiasi atas pembangunan smelter ini. Terlebih Kota Balikpapan, khususnya di Kariangau, menjadi lokasi pembangunan pabrik smelter nikel matte oleh PT MMP.
"Ini kehormatan bagi Kaltim, semoga memberikan manfaat bagi masyarakat Kaltim dan bangsa Indonesia," ucapnya.
Direktur Utama PT MMP Adhi Mustopo menyebutkan produksi nikel matte ditargetkan mencapai 27.000 metrik ton per tahun dengan kandungan nikel 78 persen. "Tahun 2025 kita sudah bisa produksi baterai. Dengan harapan kita mampu membangun energi hijau dan baterai hijau juga," ujarnya.
Balikpapan: Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), segera memiliki industri pengolahan bahan baku baterai dengan adanya pembangunan smelter nikel matte oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP) yang merupakan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI) di Site Kariangau, Balikpapan Barat. Fasilitas ini diharapkan bisa mendukung hilirisasi industri kendaraan listrik, khususnya dari sektor
baterai.
"Alhamdulillah saya mengapresiasi PT MMP telah melakukan investasi hilirisasi smelter nikel matte di Kariangau Balikpapan," ucap Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari Antara.
Agus mengatakan Pemerintah Indonesia mendukung karya yang dilakukan MPP, termasuk Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dia berharap saat pengembangan produksi dari hilirisasi nikel matte sudah terbentuk, seperti baterai, maka diperkirakan kebutuhan dan penggunaan kendaraan listrik pun meningkat.
"Jika semua berjalan. Pastinya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi produsen. Mulai dari pertambangan, smelter, maupun perusahaan produksi baterainya," kata Menperin.
"Jika produknya ini adalah baterai. Maka, sasarannya adalah sektor otomotif. Mulai saat ini disiapkan terlebih dulu pengembangan bahan bakunya untuk menjadi baterai. sehingga pemerintah meyakini nilai pertumbuhan P3DN meningkat," harap Agus.
Wakil Gubernur, Hadi Mulyadi, menyampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mengapresiasi atas pembangunan smelter ini. Terlebih Kota Balikpapan, khususnya di Kariangau, menjadi lokasi pembangunan pabrik smelter nikel matte oleh PT MMP.
"Ini kehormatan bagi Kaltim, semoga memberikan manfaat bagi masyarakat Kaltim dan bangsa Indonesia," ucapnya.
Direktur Utama PT MMP Adhi Mustopo menyebutkan produksi nikel matte ditargetkan mencapai 27.000 metrik ton per tahun dengan kandungan nikel 78 persen. "Tahun 2025 kita sudah bisa produksi baterai. Dengan harapan kita mampu membangun energi hijau dan baterai hijau juga," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)