Tokyo: Sistem sirkular atau daur ulang kini menjadi salah satu aspek yang semakin diperhatikan perusahaan otomotif untuk mencapai netralitas karbon. Toyota semakin mengintensifkan sistem daur ulangnya dan mengklaim 99 persen komponen yang ada di mobil mereka bisa didaur ulang.
Melalui Toyota Metal, sebuah perusahaan daur ulang yang sudah berdiri sejak tahun 1970, berencana untuk mendirikan 30 titik fasilitas untuk merawat dan mendaur ulang kendaraan bekas pada tahun 2030. Kegiatan menjadi bagian untuk mempromosikan sistem berbasis daur ulang di seluruh dunia.
Proses daur ulang yang mereka lakukan melalui serangkaian langkah. Pertama, semua cairan disaring. Kemudian, bagian yang dapat digunakan seperti bumper dan pintu dilepas menggunakan alat berat. Logam yang tersisa diratakan dan dibawa ke perusahaan daur ulang.
Logam non-ferro seperti aluminium, tembaga, emas, dan perak dihilangkan. Aluminium 100 persen dapat didaur ulang. Campuran logam baru dihaluskan untuk menghilangkan logam berlebih, dan menyelesaikan proses daur ulang.
Teknologi canggih dan perawatan yang perusahaan miliki memastikan mobil diberikan kehidupan baru. Selain mobil, merek asal Jepang ini juga mendaur ulang airbag, AC, mesin cuci, sepeda motor, perahu, dan limbah industri.
Bahkan pada tahun 2019, pihak Toyota Amerika Utara sudah melakukan daur ulang baterai. Mereka memperbaiki dan membongkar baterai untuk digunakan kembali komponennya untuk membuat yang baru.
“Ini adalah peluang matang untuk banyak greenwashing oleh perusahaan otomotif,” kata Profesor Ekonomi East Tennessee State University, Richard Gregory, dikutip dari laman NYTimes.
Tokyo: Sistem sirkular atau daur ulang kini menjadi salah satu aspek yang semakin diperhatikan perusahaan otomotif untuk mencapai netralitas karbon. Toyota semakin mengintensifkan sistem daur ulangnya dan mengklaim 99 persen komponen yang ada di mobil mereka bisa didaur ulang.
Melalui Toyota Metal, sebuah perusahaan daur ulang yang sudah berdiri sejak tahun 1970, berencana untuk mendirikan 30 titik fasilitas untuk merawat dan mendaur ulang kendaraan bekas pada tahun 2030. Kegiatan menjadi bagian untuk mempromosikan sistem berbasis daur ulang di seluruh dunia.
Proses daur ulang yang mereka lakukan melalui serangkaian langkah. Pertama, semua cairan disaring. Kemudian, bagian yang dapat digunakan seperti bumper dan pintu dilepas menggunakan alat berat. Logam yang tersisa diratakan dan dibawa ke perusahaan daur ulang.
Logam non-ferro seperti aluminium, tembaga, emas, dan perak dihilangkan. Aluminium 100 persen dapat didaur ulang. Campuran logam baru dihaluskan untuk menghilangkan logam berlebih, dan menyelesaikan proses daur ulang.
Teknologi canggih dan perawatan yang perusahaan miliki memastikan mobil diberikan kehidupan baru. Selain mobil, merek asal Jepang ini juga mendaur ulang airbag, AC, mesin cuci, sepeda motor, perahu, dan limbah industri.
Bahkan pada tahun 2019, pihak Toyota Amerika Utara sudah melakukan daur ulang baterai. Mereka memperbaiki dan membongkar baterai untuk digunakan kembali komponennya untuk membuat yang baru.
“Ini adalah peluang matang untuk banyak greenwashing oleh perusahaan otomotif,” kata Profesor Ekonomi East Tennessee State University, Richard Gregory, dikutip dari laman NYTimes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)