Tokyo: Jepang merupakan salah satu negara industri otomotif terbesar di dunia. Meski mereka memiliki berbagai jenis merek dan sudah menawarkan mobil listrik, masyarakat di sana masih enggan beralih.
Jika dilihat negara-negara yang tergabung di G7, Negeri Matahari Terbit tersebut berada di peringkat bawah penyerapan mobil listrik. Bisa dilihat pangsa pasar mobil listrik di Jerman mencapai 18 persen, sedangkan Jepang hanya 1 persen saja.
Masyarakat di sana ternyata memiliki alasan enggan memiliki mobil listrik. Hal ini karenakan mobil mereka tergolong kecil dan tidak memiliki garasi.
Mereka pun dilarang untuk memarkirkan mobil di sisi jalan. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk memarkirkan mobilnya di gedung parkir.
"Hal itu terjadi karena Jepang adalah negara rawan gempa. Mereka tidak ingin proses evakuasi bencana justru terhambat karena adanya mobil yang parkir di sisi jalan," jelas media otomotif Wapcar.
Sebenarnya banyak perusahaan parkir di Jepang berupaya memfasilitasi gedung parkir yang memiliki fasilitas pengisian baterai mobil listrik. Masalahnya adalah charging port, posisi dan bentuknya, berbeda satu sama lain.
Belum lagi ukuran mobil listrik juga sangat berbeda. Hal itu tentu akan membuat gedung-gedung parkir perlu dimodifikasi dengan sangat khusus hanya untuk memfasilitasi mobil listrik. Pembangunan itu justru akan sangat memakan biaya.
"Hal ini sangat tidak sesuai dengan standar Jepang. Mereka ingin semuanya praktis dan taktis," terang Wapcar.
Berbeda dengan di negara-negara Eropa, masih banyak yang mengizinkan masyarakatnya parkir mobil di Jalanan. Selain itu, negara juga menyediakan charging station di pinggir jalan membuat mereka bisa parkir sembari ngecas di jalan.
Tokyo: Jepang merupakan salah satu negara industri otomotif terbesar di dunia. Meski mereka memiliki berbagai jenis merek dan sudah menawarkan mobil listrik, masyarakat di sana masih enggan beralih.
Jika dilihat negara-negara yang tergabung di G7, Negeri Matahari Terbit tersebut berada di peringkat bawah penyerapan mobil listrik. Bisa dilihat pangsa pasar mobil listrik di Jerman mencapai 18 persen, sedangkan Jepang hanya 1 persen saja.
Masyarakat di sana ternyata memiliki alasan enggan memiliki mobil listrik. Hal ini karenakan mobil mereka tergolong kecil dan tidak memiliki garasi.
Mereka pun dilarang untuk memarkirkan mobil di sisi jalan. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk memarkirkan mobilnya di gedung parkir.
"Hal itu terjadi karena Jepang adalah negara rawan gempa. Mereka tidak ingin proses evakuasi bencana justru terhambat karena adanya mobil yang parkir di sisi jalan," jelas media otomotif Wapcar.
Sebenarnya banyak perusahaan parkir di Jepang berupaya memfasilitasi gedung parkir yang memiliki fasilitas pengisian baterai mobil listrik. Masalahnya adalah charging port, posisi dan bentuknya, berbeda satu sama lain.
Belum lagi ukuran mobil listrik juga sangat berbeda. Hal itu tentu akan membuat gedung-gedung parkir perlu dimodifikasi dengan sangat khusus hanya untuk memfasilitasi mobil listrik. Pembangunan itu justru akan sangat memakan biaya.
"Hal ini sangat tidak sesuai dengan standar Jepang. Mereka ingin semuanya praktis dan taktis," terang Wapcar.
Berbeda dengan di negara-negara Eropa, masih banyak yang mengizinkan masyarakatnya parkir mobil di Jalanan. Selain itu, negara juga menyediakan charging station di pinggir jalan membuat mereka bisa parkir sembari ngecas di jalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ERA)